"paving this grave ground. here's honest rot"
Siyeon mengerjapkan matanya. Ia tahu tempat ini, ruang medis di belakang panggung, disampingnya ada Go Yujin yang tampak cemas. Tepat begitu Siyeon bangun, Yujin memeluknya erat, wanita itu cemas tak tertolong.
"Kau baik-baik saja?"
Siyeon mengangguk ragu.
"Kau ingat dokter Kwon?" Siyeon kembali mengangguk.
Dokter Kwon tersenyum ramah, "Baiklah Nona Siyeon. Izinkan aku mengajukan beberapa pertanyaan. Kau sudah makan?"
Siyeon mengangguk.
"Baiklah, apa kau kesulitan buang air besar? Akhir-akhir ini sering pusing? Gangguan pencernaan? Flu dan batuk parah? Sakit gigi?"
Siyeon menggeleng pada semua pertanyaan itu.
"Kapan terakhir kali kau menstruasi?"
Ia beku, terdiam. Dokter Kwon menghela nafas, "Nona Yujin, bisakkah kau menolongku? Lari lah beberapa blok dari sini, dan cari apotek terdekat, belikan aku sebuah testpack"
-o0o-
Siyeon menunggu cemas pada hasil testpack itu, ia tidak berani keluar dari kamar mandi. Ia terlalu takut, hingga dua garis biru tertera pada benda pipih itu.
"Bagaimana?" Kini Yujin lah yang terlihat jauh lebih pucat daripada Siyeon.
Dokter Kwon merebut testpack itu dari tangan Siyeon, "Positif" ucapnya.
"Tidak mungkin, aku baru saja menghentikan pil ku, tidak mungkin secepat itu" elak Siyeon.
Dokter Kwon tersenyum, "Kemungkinan pil 50:50 jangan terlalu berharap bahwa pil itu punya pengaruh banyak"
Yujin ingin membunuh dirinya.
-o0o-
Tiba saatnya dimana pemerintah datang ke Yoo Company untuk melihat rancangan interior yang mereka pesan untuk istana presiden. Karina siap, ia dilahirkan untuk hari ini. Untuk mengalahkan Wonyoung.
Seluruh pihak pemerintahan sudah masuk keruang pertemuan, presiden beserta wakil, para menteri beserta jajarannya. Karina meraih laptop miliknya, namun tepat saat ia membuka foldernya, laptop itu kosong. Tak ada satupun yang tersisa.
Ada apa?
Butuh waktu lama bagi Karina mencerna semuanya.
"Eonnie"
"Apa kau tidak siap untuk presentasi ini? Kau tidak menyiapkan project mu dengan baik?" ejek Wonyoung "Ayah, bolehkah aku menampilkan milikku duluan?" pinta gadis itu.
Para pemerintah berbisik, Karina merasa terhina, ia yakin pagi tadi semua filenya masih ada. Ia tahu, ada yang meretas file itu, dan Karina tahu pasti bahwa peretas itu ada di depannya.
"Baiklah semuanya, perkenalkan saya Yoo Wonyoung sebagai design interior disini akan menjelaskan bagaimana rancangan saya terhadap istana presidensil kedepannya. Saya menggunakan desain..."
Karina terdiam menatap layar yang ada di hadapannya. Ia tahu, ia ingat jelas, ia tidak sebodoh itu untuk melupakan desainnya sendiri, jelas-jelas yang ada di layar tersebut adalah miliknya. Ini salah.
Semua berlalu begitu cepat bagaikan kilat, pertemuan itu mendadak selesai dengan pihak pemerintah yang setuju akan desain milik Wonyoung.
Begitu ruangan sepi, Karina menarik Wonyoung menuju ruangannya dan melempar tubuh gadis itu.
"KAU! PENCURI SIALAN!" makinya pada Wonyoung
"EONNI! APA YANG KAU MAKSUD?! AKUILAH KEKALAHANMU! KAU HANYA MANUSIA BOD-"
"DIAM!!!" teriak Karina.
Ia mendekati Wonyoung yang tersungkur di lantai dan menarik kerah leher gadis itu. "Aku muak denganmu, gadis kecil, aku akan mengakhir-"
Srek!
Plak!
Tamparan keras mendarat di pipi Karina, badannya tersungkur lantai. Ia dapat melihat Ayahnya dengan mata penuh akan amarah dengan Ibu tiri disampingnya.
"BERANI-BERANINYA KAU SENTUH PUTRIKU" teriak wanita itu.
"Dasar kau!" Tuan Yoo kembali melayangkan tangan. Sampai lelaki tua itu sadar bahwa yang ia tampar bukanlah putri sulungnya melainkan Lee Jeno.
Jeno terdiam di tempatnya, dapat ia rasakan bau amis darah di sekitar bibirnya. Ia menatap Tuan Yoo dengan jijik, seolah pria tua itu adalah sampah. "Kau benar-benar bedebah sialan" bisik Jeno
Tepat saat Jeno ingin melayangkan tinjunya, teriakkan Karina menggema di seluruh ruangan
"HENTIKAN!"
Karina menangis, pertahanannya runtuh, ia tidak kuat lagi. "H-hentikan, kumohon" isaknya.
Ia melangkah gontai mencoba berjalan sebelum akhirnya berlutut di depan Ayahnya.
"Ayah, aku tidak salah. Wonyoung mencuri ideku, aku berani bersumpah itu milikku" isak Karina
"DIA BOHONG AYAH DIA-"
"Tidak bisakah, sekali ini saja Ayah mempercayaiku. Ayah selalu membandingkanku dan Wonyoung, membuat kami berkompetisi." Karina masih terisak, hatinya sesak.
"Hidupku tidak pernah normal, waktuku hanya habis memikirkan bagaimana aku harus membanggakan Ayah dan mengalahkan Wonyoung, aku tidak tahan lagi."
"Aku tidak ingin menjadi seperti ini, jika waktu bisa terputar, maka aku akan memilih untuk tidak hidup, agar Ibu bisa bersama Ayah sampai sekarang. Aku tidak berguna, dan sampai kapanpun hanya akan menjadi beban untuk Ayah."
Karina meraih tangan sang Ayah dan mengenggamnya. "Maafkan aku, untuk segalanya. Kumohon maafkan aku."
Ia mengangkat kepalanya menatap sosok itu. "Aku telah menghabiskan hidupku untuk berharap cinta dan belas kasihan darimu, tapi jika aku tidak mendapatkannya. Maukah kau menerima maaf dariku, hanya itu yang bisa kulakukan"
Tuan Yoo menghempaskan putri sulungnya sekali lagi, "Kau dan Ibumu sama-sama lemah, tidak berguna"
Tepat saat Tuan Yoo melangkah keluar, Karina berdiri dari jatuhnya.
"Aku, seumur hidupku aku tidak pernah meminta apapun darimu. Lalu aku bersimpuh di kaki mu meminta agar dijodohkan bersama Jeno, kau tahu kenapa?"
Tuan Yoo berbalik menatap putrinya.
"Semasaku di sekolah aku tidak berteman pada siapapun, orang-orang disekolah menindasku. Aku tahu kau sudah tahu itu semua tapi kau memilih diam, kau membiarkan semua orang menyakitiku karena kau menyukai hal itu. Aku tidak bisa mencintai lelaki lain, karena pria yang seharusnya mencintaiku telah menjadi patah hati pertamaku, itu membuatku takut"
"Tapi Jeno mencintaiku, dia membuatku merasa dicintai"
Karina berjalan tertatih pada Ayahnya, terisak akan tangis yang tertahan namun air mata tak henti jatuh dari pelupuk matanya.
"Aku hanya ingin dicintai sepenuhnya, aku mendambakan cinta."
Dan darah segar mengalir dari bibir manis itu.
-o0o-
Jeno membawa Karina menuju salah satu hotel terdekat Yoo Company, gadis itu beristirahat, ia mendapat penganganan tercepat dari dokter pribadinya dengan Suster Ko disampingnya.
"Setelah kejadian hari ini, berhentilah mencoba meyakinkan Ayahmu lagi" pinta Jeno.
Ia meraih sesuatu di sakunya. "Aku tahu ini mendadak, tapi aku ingin menjagamu sepenuhnya. Yoo Karina, jadilah istriku."
-o0o-
[BREAKING NEWS]
Yoo Karina dan Bungsu J Company terlihat keluar dari HOTEL. Kali ini dengan cincin di jari manis, lonceng pernikahan akan segera berbunyi!Siyeon melempar ponsel genggamnya hingga hancur berkeping-keping.