30

945 104 4
                                    

"the power to get back up again. resides in you"

Mobil Karina melaju ke arah yang sudah sangat dia hafal. Sebelum turun ia sempat terdiam, mengumpulkan niat untuk mengucapkan salam perpisahan, pada Siyeon dan Hyein. Tak terasa air mata kembali jatuh dari pipinya, memorinya kembali pada kenangan di mana ia tidak membela Siyeon hingga gadis itu dikeluarkan dari sekolah.

Penyesalan teramat dalam akan selalu menghantuinya. Karina telah terjebak dalam lingkaran setan itu, tapi ia bukan Siyeon yang mampu menari dibawah hujan, ia harus tetap berjalan melewati badai. Keputusannya untuk pergi sudah bulat.

Wonyoung benar, Karina akan selalu dilingkupi rasa bersalah jika ia menetap, dan kini ia harus fokus pada dirinya, kesehatannya lebih penting.

-o0o-

Tok! Tok! Tok!

Tidak ada jawaban.

Tok! Tok! Tok!

Nihil.

Tok! Tok! Tok!

Masih sama, tidak ada jawaban dari dalam rumah, apa mungkin Siyeon dan Hyein pergi? Karina meraih gagang pintu, tidak terkunci. Ia masuk kedalam apartement, mendapati tak seorangpun ada diruang tamu. Hingga indera penciuman Karina menangkap sebuah bau amis yang dikenalnya.

Darah.

Karina mengikuti tetesan darah itu, menuju kamar Hyein. Dengan cepat ia buka kamar itu, tidak mendapati siapapun di dalamnya. Sebuah bercak darah yang lebar berada di sebelah boks bayi Hyein. Namun ia tidak menemukan Siyeon maupun Hyein melainkan yang Karina dapat hanya secarik kertas robekkan yang berisi pesan misterius di dalamnya.

Api dibalas dengan api.
Darah dibalas dengan darah.

- S

Apa maksud dari pesan ini?

-o0o-

Karina banting pintu mobilnya ketika ia sampai di sebuah rumah tua yang tampak megah, bagunan klasik bergaya era victorian. Siapa sebenarnya? Ada apa? Apa yang terjadi pada Siyeon dan Hyein?

Ia masuk kedalam rumah itu. Meneriakki nama Siyeon memanggil berharap wanita itu baik-baik saja. Ia buka seluruh ruangan yang ada disana mencari celah dan kemungkinan bahwa Siyeon ada di dalamnya.

"Siyeon!" panggil Karina

Ia menaikki tangga menuju kamar paling atas, hingga akhirnya menemukan Hyein tertidur dalam sebuah ranjang besar, segera ia mendekati bayi itu berharap tidak terjadi apapun padanya. Pandangan Karina melirik pada meja nakas yang ada disebelah tempat tidur, sebotol susu yang sudah habis dan pil yang Karina tau, obat tidur.

Dimana Siyeon?

Kenapa ia meninggalkan Hyein seorang diri disini?

"Siapa kau?"

-o0o-

"Siapa kau?"

Karina membalikkan badannya mendapati pria perawakan tinggi dengan rambut hitam yang cukup panjang. Berbalur jaket kulit dan kaos tipis, serta celana robek, ia menyeringai licik pada Karina.

"Lee Jeno mengirim wanita kesini? Aish, benar-benar tidak seru" ejeknya.

"Kau siapa?! Dan dimana Siyeon?!"

Pria itu mendelik pada Karina sebelum akhirnya berjalan dan mengulurkan tangan padanya. "Oh Sehun, ayah tiri Siyeon"

Tangan itu mengantung terdiam tak disambut oleh Karina. Gadis itu menatap horor pada pria di depannya, jadi inikah lelaki yang telah merusak segala yang ada di Siyeon? Bagaimana bisa ia begitu kejam dan muncul kembali tanpa rasa malu?

in betweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang