14

925 121 7
                                    

"she was an angel craving for chaos.
he was a demon seeking for peace"

"Pelecehan seksual dari ayah tirinya sejak dia berusia 15 tahun"

Karina tertegun.

Ia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Bagaimana bisa Siyeon yang selalu tampak tenang, mengalami hal yang begitu kejam. Dan dengan hebat gadis itu menutupinya dari dunia.

"Sejak itulah kami terikat. Katakanlah kami saling terpana satu sama lain. Jaehyun membantuku untuk membawa Siyeon ke Australia, dan memasukkan gadis itu ke salah satu institusi ballet untuk menjadi penari ballet disana, ia juga mendapatkan sertifikasinya disana. Tapi hal itu tidak membuat salah satu diantara kami sembuh. Tapi semakin beracun."

"Sebuah hubungan, dimana kami terikat satu sama lain. Saling membutuhkan lebih tepatnya, aku sakit, begitu juga dengannya. Kami merasa saling menyembuhkan dengan kehadiran masing-masing walau sesungguhnya itu hanya membuat keadaan jauh lebih buruk."

Jeno menjeda kalimatnya sebelum siap pada fase berikutnya. "Ia akan memohon untuk dipuluki hingga mati dan aku akan melakukannya untuk kepuasanku"

Gila.

Karina sadar pria di depannya ini adalah pria gila. Ia dan Siyeon, keduanya sama gila. Itulah yang membuat mereka terikat, karena hanya Siyeon yang bisa menerima semua ketidakwaras Jeno.

"Pergi..." bisik Karina

"PERGI DARI SINI!"

Jeno melangkah keluar, ia merasa tidak memiliki hak atas Karina tadi. Ia adalah pria jahat, tapi jauh di lubuk hatinya. Ia hanya ingin Karina tau kenyataannya, dan paham bahwa Jeno bukanlah manusia sempurna sebagaimana Karina selalu menggambarkannya.

"Jangan kembali, sebelum kau memilih antara aku atau Siyeon" isak Karina.

Jeno mengarahkan stirnya menuju gedung apartemen mewah. Kota sedang dilanda hujan namun tidak menghentikan niatnya. Ia menekan bel disambut dengan wanita cantik yang membukakan pintu untuknya.

-o0o-

Siyeon menatap nanar pada gambar-gambar yang kini berserakan di lantai. Ia mengenal Jeno terlalu lama, malaikatnya. Jika hari itu ia tidak bertemu dengan Jeno, apa yang terjadi pada dirinya sekarang? Apa ia masih hidup seperti sekarang?

Ia tidak pernah bertemu dengan ayah kandungnya, ibunya menikah lagi dengan seorang penjudi. Seorang pria yang melakukan pelecehan seksual padanya selama 3 tahun berturut-turut. Ia tidak pernah lagi bertemu baik dengan ibu atau ayah tirinya sejak ia bersama Jeno, sang penyelamat.

Ia bersama dengan seorang pria. Sebuah hubungan yang salah tapi selalu terasa benar. Saat mencintainya hanya ada rasa sakit hingga dibeberapa titik ia merasa harus pergi tapi di waktu yang sama, akan lebih sakit jika harus bertahan. Disebuah hubungan dimana terasa sangat menganggumkan dan penuh akan kegembiraan, merasa berada di langit ketujuh walau sesungguhnya ia hanya berada di tepi jurang. Ia telah menempatkan dirinya di neraka yang ia ciptakan sendiri hanya untuk mencintai seorang pria. Di sebuah hubungan dimana ia tidak tahu mengapa ia bertahan.

Siyeon tidak bahagia.

Tapi ia bertahan.

Dia telah memberikan segalanya.
Merencanakan sebuah kehidupan yang indah.
Membuat dirinya berharga dimata orang.
Dan merusak perasaannya.

Ia bertahan.

Melewati segala siksaan.
Melewati segala argumen.
Melewati segala perselingkuhan.

Terlalu banyak cara untuk membuat hatinya sakit.

Tak peduli seberapa besar cintanya pada Jeno. Ini semua akan selalu terasa salah. Itu membunuhnya setiap hari. Cinta tidak seharusnya menyakiti dirinya. Bagaikan racun yang menjalar keseluruh bagian, ia tahu ia akan menangis, tapi ia harus mengakhirinya.

Segala darah yang jatuh, tak akan setimpal dengan cinta yang merusak keduanya.

Untuk apa ia bertahan?
Jika ia sudah tau bagaimana semuanya akan berakhir.

Bayi yang kini ada di dalam dirinya tidak bersalah. Tapi itu tidak akan pernah menutupi fakta bahwa dalam tubuh bayi itu akan mengalir darahnya dan Jeno. Dua psikopat gila yang tidak akan sembuh.
Ada bagian dari Jeno dan dirinya yang akan tumbuh dalam bayi tanpa dosa itu.

Siyeon membayangkan skenario terburuk dalam hidupnya.

Pada akhirnya, sejarah akan terulang. Jika Jeno meninggalkannya, ia tidak menjamin apa yang akan terjadi pada keduanya. Bagaimana dengan dirinya? Apa dia bisa bertahan tanpa Jeno disampingnya? Tapi diatas semua itu, bagaimana dengan bayinya? Membesarkan anak seorang diri bukanlah hal yang mudah. Itu bukanlah suatu hal yang kau pelajari dan kuasai, melainkan naluri.

Siyeon sadar, dia tidak pernah waras.

Kehidupannya jauh dari kata normal.

Apa dia bisa menjadi seorang ibu?

Mimpi buruk itu datang, dimana kemungkinan besar Jeno akan meninggalkannya.

Karina jelas bermartabat, wanita cantik dari keluarga terpandang. Sungguh jauh dari dirinya yang bukan apa-apa. Bahkan Jaehyun yang andil dalam hubungannya dan Jeno, mungkin tidak akan ada dipihaknya, ini urusan siapa yang akan mendampingi Jeno untuk selamanya.

Bukan hanya pernikahan antara dua orang, siapapun yang Jeno pilih tidak hanya menikahi Jeno tapi juga keluarganya dan seluruh lapisan sosialnya.

Ia jelas kalah.

Ia kehilangan arah.

Pada akhirnya, ia hanya sendiri.
Dan hanya ia lah yang bisa menyelamatkan dirinya sendiri.

Siyeon tahu ini akan terjadi cepat atau lambat. Dan ia jelas sadar bahwa ia hanyalah pelampiasan semata bagi Jeno dan keluarganya. Ia hanya objek 'penyembuh' bagi Jeno. Tapi ia tidak menyangka bahwa akan sesakit ini. Seorang anak tidak pernah ada dalam skenario mereka.

Sejarah akan terulang, bayi itu akan bernasib seperti Siyeon.

Tidak.

Siyeon tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

in betweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang