31

999 102 0
                                    

"she died every night to let him breath"

Sore itu, ketika Karina menemukan sepucuk surat di atas boks bayi Hyein. Ia sempat kebingungan, kemana harus pergi. Berusaha mencari petunjuk apa yang terjadi dengan Siyeon dan Hyein.

Ia telusuri seluruh apartement kecil itu, tapi nihil. Ia tidak menemukan apapun, dan berakhir kembali ke kamar Hyein yang masih penuh akan bercak darah. Lalu matanya melirik kepada sebuah buku yang tampaknya jatuh dan terlempar kebawah boks bayi Hyein. Buku itu sedikit tua, lebih mirip kliping sebenarnya. Namun pada sampul depan, tertulis dengan tinta pena "Park Siyeon".

Karina membuka halaman pertama. Terdapat foto lama Siyeon yang terlihat sangat muda, mungkin usianya sekitar belasan tahun. Rambutnya di ikat setangah, pakaiannya tampak seperti gaun tidur eropa dan ia tengah memegang boneka kayu berbentuk prajurit. Karina yakin, itu adalah Siyeon kecil yang menampilkan Clara pada pertunjukkan Nutcracker.

Desember, 20xx
Penampilan Clara di akhir tahun.

Tulisan tangan Siyeon kecil yang tidak rapi. Lalu ia membalik halaman selanjutnya, mendapati seorang wanita cantik dengan gaun pengantin, bersama Siyeon di sebelahnya yang tersenyum lebar.

Februari, 20xx
Hari ini ibu menikah dengan Paman.
Ibu bilang aku boleh memanggilnya dengan sebutan 'Ayah'

Karina membuka halaman lain secara acak, menemukan foto Siyeon dan Jeno. Siyeon tampak memegang karangan bunga di tangannya dengan sebuah tropi berwarna keemasan, dengan Jeno yang berdiri disampingnya rapi menggunakan jas.

November 20xx
Jeno memberiku karangan bunga mawar merah. Ia selalu berkata bagaimana bunga itu mengingatkannya padaku. Jeno bilang, siapapun yang ingin menggenggam setangkai mawar harus berani dengan resiko bahwa mereka akan tertusuk duri. Jeno bilang aku yang terbaik malam ini.

"Best Ballerina Award"

Park Siyeon

Dibalik lembar itu, ada foto lain. Karina mengenal semua yang ada di dalam foto itu. Ada Eric yang menggendong Yujin di punggungnya dan Jeno yang memeluk Siyeon dari belakang, di sebuah tempat yang Karina tau, Pulau Jeju.

Juli 20xx
Hari terakhir di Pulau Jeju. Perayaan ulang tahun Yujin, Jeno dan Eric merencanakan perkemahan di tepi pantai. Walau akhirnya batal, kami pulang ke villa, berakhir dengan puluhan soju dan ayam goreng. Meskipun begitu, ini menyenangkan.

Karina tersenyum, itu pasti hari-hari yang indah untuk Siyeon. Lalu ia kembali ke halaman awal, kali ini mendapatkan foto wanita cantik yang diketahuinya sebagai ibu Siyeon

Januari 20xx

Ibu meninggalkanku sendiri. Aku tidak tahu harus apa, tapi bukankah ayah berjanji bahwa dia akan selalu ada disampingku?

Karena kecerobohannya, buku itu jatuh dari tangannya. Menyerakkan banyak foto yang ada didalamnya. Karina memperhatikkan foto-foto itu satu demi satu. Ada Siyeon dengan piala kompetisi matematika, foto Jeno di depan Luna Park, foto Siyeon dan Yujin menaiki sepeda di Nami Island, foto Eric yang terlihat kesulitan membuka botol soju, foto Siyeon dan Jeno berpelukkan di meja makan dan banyak foto lainnya.

Hingga ada satu foto yang mampu membuat Karina menangis. Di dalamnya terdapat Karina dan Siyeon yang tersenyum bahagia, Karina bahkan masih mengingat foto itu mereka ambil di photobooth instan yang sering dikunjungi para remaja. Dan di sama itu juga Karina membaca seluruh catatan-catatan kecil masa SMA Siyeon.

Juli 20xx
Aku berhasil, akhirnya beasiswa itu kudapatkan. Setidaknya aku tidak harus minta kepada ayah

Juli 20xx
Karina namanya. Dia terlihat seperti gadis yang baik, tapi ia sangat kesulitan dalam belajar. Kurasa aku harus membantunya. Akhirnya aku punya teman.

November 20xx
Dia menyentuhku. Aku merasa jijik.

Januari 20xx
Karina menangis, akhirnya ia menceritakkan semuanya. Aku paham apa yang dirasakannya dan aku ingin membantunya.

Dia terduduk di samping boks bayi Hyein, meratapi kesalahannya pada foto-foto yang berserakan.

Ia mencoba menangkap dan menyusun rangkaian masa lalu Siyeon dengan mengingat beberapa detail yang pernah di singgung oleh Jeno dan Yujin. Park Siyeon dibesarkan oleh ibunya tanpa seorang ayah. Kemudian ibunya menikah lagi ketika Siyeon berusia 14 tahun, pria itu adalah seorang anak konglomerat, namun ditengah pernikahan terbongkar bahwa ayah tiri Siyeon sering berjudi, yang membuatnya terlilit hutang. Ia juga sering mabuk, sehingga Siyeon dan ibunya menjadi sasaran tempuk tampar setiap hari.

Di tengah badai itu, ibu Siyeon jatuh sakit dan meninggalkan Siyeon sendirian disaat pernikahannya belum sampai dua tahun. Sejak saat itu Siyeon tinggal dengan ayah tirinya yang semakin menggila. Meski begitu, ia berhasil masuk ke sekolah bergengsi dengan nilai terbaik di ujian masuk sekolah. Ia meraih beasiswa dan mendapatkan konpensasi dari pihak sekolah. Dan juga, Siyeon memang tidak pernah meminta uang dari orang tuanya untuk ballet, karena itu sejak kecil ia sudah membayar semuanya sendiri dengan membersihkan studio ballet tempatnya belajar.

Siyeon mulai menyadari keanehan dari ayah tirinya itu, sampai semuanya terjadi. Tapi Siyeon tidak punya pilihan, ia tidak bisa pergi semudah itu. Puncaknya terjadi ketika Siyeon dikeluarkan dari sekolah, ayah tirinya marah besar. Saat itulah Siyeon kabur dari rumah dan bertemu dengan Jeno.

Setidaknya itulah yang dapat Karina simpulkan dari cerita Yujin dan Jeno.

Mata Karina kembali pada foto-foto, hingga matanya menangkap sebuah foto rumah bergaya klasik ala eropa dengan Siyeon dan ibunya yang terduduk di halaman rumah itu. Dibaliknya terdapat sebuah tulisan tangan Siyeon disertai dengan alamat lengkap.

Februari 20xx

Rumah baru kami.

Karina menyadari robekkan di sudut atas foto itu. Hingga ia menyadari sesuatu, Karina segera mengambil surat misterius yang terletak di boks bayi. Benar saja, gambar itu menyatuh, segera ia berlari keluar. Namun ketika sampai di gagang pintu, Karina menyadari alat sadap yang ada disana.

Tepat di depan pintu rumah, ia letakkan ponselnya, mengaktifkan gps yang terkoneksi dengan mobilnya. Karina mengunci pintu apartement dengan kuat, dan masuk kedalam mobilnya berbekal dengan alamat yang ada di tangannya. Ia yakin Jeno akan datang mencari Siyeon tapi kini tidak ada waktu bagi Karina untuk menelfon Jeno. Ia harus mengumpankan dirinya untuk menyelamatkan Siyeon

Jeno pasti akan datang untuk Siyeon.

in betweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang