S1 Chapter 2: Jendela

152 68 73
                                    

Kalian bisa tinggalkan jejak berupa voment ★💬 sebagai dukungan, terimakasih ....

Happy Reading^^

*****

Hari ini masih sangat pagi, embunnya masih dingin, mataharinya belum muncul. Tapi Reno sudah bangun dan beranjak dari ranjangnya dan perlahan membuka jendela kamarnya.

Mata Reno seketika terbelalak. Dia tak percaya dengan apa yang dia lihat. "Se-se-setan!!!!!!!!!" pekik Reno sangat terkejut sekaligus ketakutan melihat sesosok kain putih berdiri menatapnya dengan mata yang tampaknya bulat seram di pandangnya.

Pada akhirnya Reno jatuh dengan pantat yang menyentuh lantai, sakit dan perlahan terasa nyeri. "Njir! Duh sakit ...."

"RENO, INI KAYLA!!!" teriak Kayla menghapus pikiran buruk Reno.

Reno kembali terbelalak setelah meringis kesakitan, langsung saja pemuda itu beranjak berdiri kembali dan melihat ke luar jendela.

Ternyata benar, gadis itu sekilas tampak seperti hantu dengan mukena putih bagian atas yang masih dia kenakan.

"Eh, lo sengaja ya?!!!" geram Reno.

"Reno ... masa sengaja? Kayla SANGAT sengaja tau ..." ujar Kayla seraya menunjukkan cengiran serta jempolnya.

Reno mendesis sinis, "Ngapain sih lo subuh-subuh gini udah gangguin gue?!"

"Hm ... Kayla nggak gangguin Reno kok. Kayla abis sholat subuh sama bapa di masjid ... terus sekalian aja liat ..." ujar Kayla menggantungkan kalimatnya.

"Liat apa?"

"Liat jendela kamar Reno. Reno maunya Kayla liatin Reno ya? Ih ... cie, minta diliatin sama Kayla," goda Kayla seraya tersenyum manis.

"Apaan sih nih bocah. Sukanya bikin kesimpulan sendiri. Dikira gue nggak males kali ya?!" batin Reno kesal.

Perlahan Reno menutup jendela itu kembali, dia jadi badmood. Padahal niatnya ingin melihat sinar matahari pagi yang nanti perlahan akan menyinari pohon apel yang dia tanam bertahun-tahun yang lalu. Itu sangat indah, apalagi saat sinar itu mulai menembus dedaunan lebatnya. Tapi tampaknya Reno tak bisa melihat hal itu pagi ini karena Kayla.

"Eh Reno!!! Kok mau ditutup?!" pekik Kayla heran.

"Bukannya lo mau liat jendela, nih gue kasih liat jendela," sahut Reno.

Kayla bergeming sesaat, "Oh iya ... Kayla kan mau liat JENDELA bukan RENO. Hahaha, yaudah mending Reno sekarang mandi, ganti baju, sarapan, pake sepatu, terus berangkat ke sekolah. Kayla nggak sabar deh lihat Reno pake seragam sekolah. Makin ganteng deh ... Kayla suka," titah Kayla panjang lebar sambil sesekali memuji ketampanan Reno.

"ABI ... KAYLA GODAIN RENO!!! SURUH AJA DIA BALIK KE JUZ SATU ..." teriak Reno dari dalam sana.

Kayla merinding mendengar aduan Reno, "Aih!!! Jangan pak Ustadz ... Kayla nggak godain Reno kok ... CUMA SEDIKIT. Kayla pergi deh nih ..." pekik Kayla langsung pergi sambil berlari terkocar-kacir.

Tak lama, Kayla memperlambat laju larinya dan beralih ke mode berjalan. Dia mengatur napasnya yang naik-turun setelah cukup lama lari terbirit-birit tadi.

"Huh, pak Ustadz denger nggak ya?! Aduh Kayla jadi takut ngaji di situ! Ih, kalo pak Ustadz sabet tangan Kayla kaya waktu itu gimana!!! Cuh! Ngeri ih, serem-serem. Semoga aja kupingnya pak Ustadz lagi budeg tadi. Hihihi," gumam Kayla tanpa seseorang pun yang dia ajak bicara. Sudah mirip seperti orang gila di dekat rumahnya sendiri.

"Udah ah, lupain pak Ustadz. Mending ke yang muda. Ih, Reno makin ganteng deh ... Kayla seneng liat dia pagi-pagi kaya gini. Hehehe, sekalian buat seger-seger mata. Kyaaa ... Kayla terjangkit virus Reno!!!" batin Kayla senyum-senyum sendiri tidak jelas dan sok dramatis.

𝐈𝐧 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang