S1 Chapter 9: Rahasia

122 54 39
                                    

Kalian bisa tinggalkan jejak berupa voment ★💬 sebagai dukungan, terimakasih ....

Happy Reading^^

*****

Kayla seperti biasa sudah berdiri di depan jendela kamar Reno dengan jarak cukup jauh. Pagi ini dia akan melepas kerinduannya dengan melihat wajah Reno meski hanya sebentar, mungkin lebih tepatnya sekila

Reno membuka jendela kamarnya, dan hanya dengan hitungan detik saja kemudian jendelanya kembali tertutup lagi setelah didapati ada Kayla di balik mukena putihnya tengah berdiri menatapnya sambil tersenyum.

Kayla yang hanya sekilas melihat wajah Reno, tersenyum puas. Lalu setelah itu dia beranjak pulang saat Reno mulai berteriak mengadu pada abinya.

Di sekolah, bak satpam Kayla berdiri di samping pagar sekolah. Menanti kehadiran Reno dan akan memberikan kotak makannya seperti hari-hari yang lalu. Tapi pada akhirnya bel berbunyi membuat Kayla terpaksa harus masuk tanpa hasil memuaskan.

Saat istirahat pertama, Kayla berjalan menuju kelas Reno, namun diurungnya sesaat. Dia sempatkan waktu untuk terlebih dahulu pergi ke perpustakaan, dia teringat perkataan bu Wira kemarin tentangnya yang harus belajar dengan rajin.

Kayla berjalan menuju perpustakaan, perpustakaan hari ini sangat sepi. Para murid lebih memilih untuk mengisi perut mereka terlebih dahulu dari pada mengisi otak mereka dengan ilmu. Mengisi perut juga penting kan?

"Assalamu'alaikum," ujar Kayla memasuki ruangan setelah melepaskan sepatunya di depan ruangan itu.

"Wa'alaikumsalam," jawab para petugas.

Kayla mulai bertanya pada petugas. Pasalnya ini kali ke-2 nya masuk ke perpustakaan setelah 1 semester lamanya.

"Pak, hm .... buku ... buku ... buku ... buku Matematika paket kelas sepuluh semester dua di mana?" tanya Kayla sempat berpikir terlebih dahulu.

"Paket Matematika di rak tiga deret empat yang ke dua," ujarnya cepat dan terlihat galak.

Kayla tersentak dia jadi bingung dan takut untuk bertanya lagi, "Rak empat deret ... hm ... dua ya? Yang ke ... tiga," batin Kayla. Setelah itu Kayla yang takut-takut melihat wajah sangar plus judes itu pergi dengan cepat.

Dia mencari di rak 4 deret 2 ke 3 seperti yang dia pikir sebelumnya. "Mana nih? Hm, lho... oh ini dia ... hahaha," batin Kayla mulai mengambil buku itu tanpa melihat-lihat kelas serta semester.

Yang penting judulnya buku MATEMATIKA. Padahal letaknya juga tidak sesuai dengan pemikirannya lho!

Dia pun berjalan kembali menuju petugas, didapati orang itu tidak ada, dan digantikan oleh seorang petugas wanita. Kayla mengangkat bahu cepat, dia mengeluarkan sebuah kartu perpustakaan sebagai alat peminjaman.

"Bu, Kayla mau pinjem ini," ujar Kayla riang sambil menyodorkan buku serta kartunya.

"Iya, baiklah," ujarnya mulai mencatat peminjaman buku Kayla. "Dikembaliinnya seminggu ke depan ya. Jangan sampek telat. Telat sehari lima ribu."

"Lho, kok banyak amir ... bukannya sehari lima ratus. Ibu curang nih ...."

"Hahaha, Ibu bercanda," ujarnya seraya tertawa.

"Hehehe gitu ya. Yaudah deh, assalamu'alaikum," ujar Kayla pergi.

"Wa'alaikumsalam. Eh, bukunya!"

Kayla menghentikan langkahnya, dan kembali ke hadapannya kemudian mengambil buku itu, "Eh iya, lupa."

◌◌◌

Kayla kini berjalan menuju kelas Reno, dan langsung masuk. Di sana dia tak mendapati Reno dan 3 temannya. Hanya ada Juna di sana, Kayla pun menghampiri.

𝐈𝐧 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang