S1 Chapter 44: POTEK

24 4 34
                                    

Kalian bisa tinggalkan jejak berupa voment ★💬 sebagai dukungan, terimakasih ....

Happy Reading^^

*****

Juna yang mendengar hal itu menatap Kayla dengan tatapan yang sulit artikan.

Dari arah kelas 12, terlihat seorang pemuda berjalan mendekati mereka. Keysha lalu berdiri di antara Juna dan Kayla.

"Kenapa nih? Kok pada tegang?" tanya Keysha.

"Bang Keysha! Apa bener Bang Keysha ngaku-ngaku jadi pacar Kayla?!" sahut Kayla sedikit berteriak.

Keysha memiringkan kepalanya. "Emang nggak boleh? Toh, lo kan belum punya pacar. Jadi harusnya lo berterimakasih sama gue karena mau jadi pacar lo," ujar Keysha sambil tersenyum, maksudnya menyeringai.

Juna menghela napas lirih, "Kayla, kayanya lo baik-baik aja, gue pulang ya. Hati-hati di jalan. Sampek rumah jangan lupa makan. Assalamu'alaikum," ujar Juna menasihati dengan nada aneh kemudian pergi.

"Juna, tunggu." Nyaris saja tangan Kayla meraih tangan Juna, namun dicegah oleh Keysha.

"Ayo pulang. Lo kan udah jadi pacar gue."

".... Kayla nggak mau! Emang kapan Bang Keysha nemb-"

"Gue suka sama lo. Lo HARUS jadi pacar gue. NGGAK MAU TAU, lo bakal tetap jadi pacar gue," sela Keysha, kali ini memasang wajah serius sekaligus mengintimidasi.

Kayla bergeming, sedikit rasa takut dia rasakan. "Maaf, Kayla nggak suka sama Bang Keysha-"

"Nggak mau tau, kan gue udah bilang tadi," jawab Keysha.

Kayla mengepalkan tangannya, ingin sekali dia memukul wajah tampan Keysha. Kenapa Keysha tiba-tiba jadi begitu ya!!! Dasar jahat! Bermuka 2!

Entah dapat kekuatan dari mana, Kayla mampu menyingkirkan tangan Keysha yang mencekal tangannya. Dia langsung berlari dari hadapan Keysha dengan cepat.

➷♡♡

Juna berjalan sendirian, mengingat tadi dia tidak pulang bersama 4 temannya. Juna terlihat murung karena ucapan Keysha yang bilang dia pacarnya Kayla. Sebenarnya sih Juna sama sekali tidak percaya itu, tapi mungkin saja benar.

"JUNA!!!" pekik seseorang sambil berlari, belum saja menoleh ke belakang, Parjo sudah menarik lengan Juna untuk ikut berlari bersamanya. Tidak, maksudnya bersama mereka, karena Reno dan yang lainnya ternyata juga sedang berlari dengan cepat.

"Weh ini kenapa woi!!!" pekik Juna ikut berlari saja, padahal dia tidak tahu apa-apa.

"Kita abis nyolong," sahut Didi yang berlari di urutan terdepan. Jangan ditiru oke!

"Nyolong apa lo somplak!!!" kesal Juna karena kok dia jadi ikut-ikutan ....

Seekor induk ayam berwarna hitam mengejar mereka dengan cepatnya dan bersiap mematuk. Juna yang berlari paling belakang tentu panik dan semakin kencang larinya.

Dengan cepat mereka berlari ke rumah pohon mereka dan naik ke atas, mereka tidak kepikiran hal lain karena kebetulan rumah pohon mereka sudah dekat.

Juna sempat dipatuk kakinya oleh si induk ayam, tapi untung dia berhasil memanjat ke atas pohon dan masuk ke rumah pohon, meskipun harus sempit-sempitan mereka.

5 pemuda itu kelelahan. Didi melepaskan seekor anak ayam yang masih unyu dari tangannya. Suara cicitan anak ayam itu terdengar terus karena terpisah dari sang induk.

"Huh ... huh ... kan udah gue bilang di jebak dulu induknya," ujar Joko yang sudah berpengalaman karena dia punya banyak ayam.

"Huh ... tau nih ... Didi ogeb. Napa lo nggak nurut sama si Joko!" Parjo menyahut.

"Aduh gue capek ... Bisa diem bentar kagak!" keluh Reno kelelahan.

"WOI!!! LO KENAPA PAKE NYOLONG ANAK AYAM!!! KESEL GUE!" Juna berkoar dengan marah di telinga Didi. Terlebih urusan hatinya terhadap Kayla belum sirna.

"Ck ... berisik lo Jun. Liat nih pitik. Lucu kan?" tanya Didi dengan mata berbinar.

"Haish."

Reno menatap ke bawah pohon dan sekelilingnya, "Ayamnya dah pergi kayanya."

"Bagus kalo gitu," ujar Didi, dia pun mengeluarkan jajanan dari dalam tas dan meremuknya sedikit untuk diberikan pada si pitik cilik, dia langsung mematuk dan memakannya. "Lucu banget!!!"

"Edan udah kayanya si Didi."

".... Kasian ..." sahut Joko.

Reno yang melihat Juna tak seperti biasa tentu penasaran. "Jun lo kenapa?"

".... Nggak pa-pa."

Parjo dan Joko juga tertarik dengan perbincangan itu. "Iya Jun, lo abis potek ya?"

".... Sotoy!"

"Nggak usah bo'ong sama kita ... kita tau lo itu lagi potek ... tergores, sedih."

"Ck ... huh ... nyerah gue sama kalian. Iya gue lagi potek nih. Sakit cuy ... Sakit hati ini."

"Anjim! Kok dia jadi lebay pake amat?!"

"Cinta merubah seseorang," ujar Reno menyahut sok bijaksana.

Joko dan Parjo langsung mendekat ke arah Reno. "Ren, kita boleh tanya gak?"

"Apa?"

"Gimana cara patahin prinsip sahabat senasib?" tanya Joko.

"Selama ini kita senasib di bagian nggak enaknya doang ... bah ... yaampun kali-kali gitu enak bareng-bareng ... Kalo Reno bisa punya pacar, harusnya kita ikut-ikutan ... kok malah enggak yak?" sahut Parjo.

".... Gue nggak paham maksud kalian. Emang kapan bikin prinsipnya?" ujar Reno bingung.

"WOI! KOK KALIAN MALAH NGOBROL AJA! TENANGIN GUE NGAPA," Juna berujar kesal.

"Eh iya, lupa kita si Junaedin masih di sini. Sorry Jun," ujar mereka, kecuali Didi yang sibuk dengan peliharaan barunya.

"Makin kesel gue di sini!"

"Jun, ini pasti soal Kayla kan?" tanya Reno disambut anggukan kepala dari Juna.

"Kayla itu kalo suka sama seseorang pasti keliatan perhatiannya," ujar Reno yang sudah pernah jadi korban perhatiannya Kayla. "Lo tau apa maksud gue?" imbuh Reno sambil menjengitkan alisnya.

".... Gak."

"Lih ... maksudnya tuh ... kan selama ini lo diperhatiin sama dia, kaya gue dulu. Itu artinya dia suka sama lo!!! Dasar cowok, nggak peka."

"Lih, lo kan juga cowok Ren!!! Lo sama aja gak peka," sahut Parjo memperingati.

".... Oh iya lupa."

"Kuy balik cuy!" ujar Didi, tiba-tiba sudah berada di bawah sambil membawa pitik di tangannya. Sungguh hebat karena mereka tidak menyadari pergerakan Didi sama sekali.

"Dasar lelembut," gumam mereka.

*****

Please jangan diikutin kelakuan-kelakuan yang buruk, terutama dari R-J-J-D-P (Terutama Didi) yang nyolong pitik, kasian lho induk ayamnya :'( Jadilah pembaca yang bijak.

Terimakasih sudah datang berkunjung. Jangan lupa vote dan komennya ya^^

To Be Continued ....

𝐈𝐧 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang