S1 Chapter 14: PAS dan Hari Libur

82 52 16
                                    

Kalian bisa tinggalkan jejak berupa voment ★💬 sebagai dukungan, terimakasih ....

Happy Reading^^

*****

Penilaian Akhir Semester. Kayla kini berdiri di depan ruang ulangannya, bel masuk sudah berbunyi beberapa detik yang lalu.

Saat seorang guru datang dan merupakan pengawas kelas itu, mereka pun berbaris, menyalami tangan guru itu, dan masuk dengan tertib lalu duduk di bangku yang sesuai nomor mereka masing-masing.

Setelah mendapat kan lembar soal serta jawaban, mereka mulai mengerjakan soal itu yang sebelumnya mereka sudah berdo'a terlebih dahulu. Begitu pula Kayla, dia tampak tersenyum melihat soal-soal itu. Dia yakin dia bisa, dia selalu positif thingking.

◍◍◍

Begitulah beberapa hari Kayla jalani, rasanya pikiran ringan, meski kardiomiopati miliknya sering muncul tak kala dia berpikir terlalu keras. Dan dengan hebatnya dia menyembunyikan semua itu dari murid lainnya, entah dapat pelajaran akting dari mana, gadis itu sangat lihai memainkan karakter Kayla yang ceria.

Semua sudah Kayla dan murid-murid lain jalani. Liburan akhir semester telah tiba. Kayla puas dengan nilai raportnya, begitu pula bapa. Gadis itu mendapat elusan kepala sebagai tanda kasih sayang serta bangganya bapa padanya. Kayla sangat senang dengan hal sederhana itu.

◍◍◍

Subuh itu Kayla sudah masak, dia kini lebih sering sholat di rumah dari pada di masjid. Dia begitu sibuk menggantikan peran emak dalam keluarganya. Melelahkan. Semuanya harus bisa dia tangani. Menyapu, mengepel, masak, cuci piring, cuci baju, membuat Kiki terbangun di hari minggu, serta dia juga harus punya stok energi yang sangat banyak, dia sering tidur dengan cepat.

"Kiki bangun!!! Hari minggu nih ... jalan-jalan yuk," pekik Kayla merayu Kiki untuk segera beranjak dari kasurnya.

"Hn ... nggak ah ... satu jam lagi Kiki bangun ... dehm ... ngwantuk ..." respon Kiki.

"Kok lama banget satu jam!!! Ayo bangun!!! Ih ada temen kamu tau di depan!!! Namanya ... m ... Rara tuh ..." ujar Kayla mulai nakal.

".... Hn? Rara siapa?"

Kayla menggembungkan pipinya dia terlihat kesal dengan sikap Kiki yang pemalas. "KIKI BANGUN!!! KALO ENGGAK MBA KAYLA JEBURIN KE DANAU BIAR KELELEP!!!!"

Kiki terperanjat, dia langsung bangun dari tidurnya. Kiki yang tidak suka dengan air seperti kucing itu bergidik ngeri mendengarnya. "Ih, Mba Kayla jahat deh sama Kiki masa adek sendiri mau dilelepin di danau. Kiki kan nggak bisa berenang," ujar Kiki merajuk.

"Huh ... makanya nurut, nanti Mba Kayla nggak jadi lelepin Kiki ke sana deh," ujar Kayla.

"Hmph, iya deh ..." ujar Kiki pasrah.

3 orang itu kini sarapan bersama seperti biasa. Setelahnya Kiki langsung main bersama teman-temannya di lapangan, sementara bapa bergegas pergi memenuhi janjinya.

"Bapa mau kemana? Ini hari Minggu, Bapa kerja?" tanya Kayla.

"Enggak Kayla, Bapa harus bersihin rumahnya om Angga kaya biasa. Dia kan udah lama di Jakarta, rumahnya nggak ke urus. Kamu tau kan kenapa Bapa ngelakuin hal ini?" ujar Bapa bersiap-siap dengan membawa sebuah kunci rumah orang lain tersebut.

Kayla tersenyum, tentu dia ingat dengan om Angga. Sosok pahlawan keluarga Kayla. Waktu Kayla kecil, kardiomiopati Kayla masih tak separah sekarang mungkin, dan saat itu bapa dan emak tak bisa membiayai pengobatannya. Dan om Angga bak pahlawan melunasi biaya pengobatan Kayla. Dia juga pernah menyelamatkan nyawa emak, om Angga selalu jadi harapan bagi keluarganya. Keluarga Kayla berhutang budi padanya.

Sampai suatu hari dia harus pergi ke Jakarta bersama tante Nisa, istrinya. Om Angga memang orang dari kota besar yang menikah dengan gadis desa seperti tante Nisa. Setelah pergi, om Angga menitipkan rumah kesayangan istrinya itu pada keluarga Kayla, mengingat tante Nisa hidup sendirian tanpa siapapun dan harus jadi mandiri setelah lulus SMA. Dia dulunya gadis tangguh sebatang kara.

"Bapa ... Kayla mau ikut," pinta Kayla, lantas Bapa setuju dan dia terlihat senang.

◍◍◍

Kayla dan Bapa kini berdiri di sebuah rumah besar bercat putih milik tante Nisa. Dulunya hanya rumah kecil biasa, tapi om Angga merubahnya jadi sempurna. Dia sangat baik dan so sweet pada istrinya.

"Ih om Angga keren banget!!! Istrinya dikasih apa aja yang dia mau," gumam Kayla kagum.

Bapa terkekeh saat indera pendengarannya menangkap penuturan putrinya itu. "Iya, dia keren. Sayangnya tente Nisa itu ... udah meninggal satu tahun yang lalu? Bapa jadi inget masa lalu "

Kayla tersentak, dia melupakan hal itu. "Oh ... iya, Kayla jadi sedih. Hm ... tante Nisa itu dulu waktu muda orangnya kaya apa sih ... kok kayla tiba-tiba kepo ya? Bapa kan temennya tante Nisa ...."

Bapa memasukkan kunci ke lubang kunci pintu itu, memutarnya kemudian. "Dia itu galak, judes, tapi lucu. Dia juga jagoan cewek sekampung ini, sukanya berantem, tomboy. Pokoknya pas pertama om Angga dateng ke sini itu ... om Angga berantem sama dia. Hahaha meskipun itu gak baik tapi lucu deh pokoknya kalo inget itu," jelas Bapa, kemudian melangkah masuk.

Kayla mengikuti, "Tante Nisa, unik banget ... Kayla tertarik deh buat tau lebih banyak," ujar Kayla lagi.

Rumah itu tak terlalu kotor, pasti karena bapa sering membersihkannya selama 2 kali seminggu yang membuatnya tampak demikian. Mereka pun mulai bersih-bersih.

➷♡♡

Reno hari ini masih tertidur. Setelah sholat subuh pemuda itu langsung tidur lagi, sudah sangat lama Reno tak membuka jendela kamarnya di pagi buta, itu karena dia tidak ingin melihat Kayla sedikitpun.

Setelah berpacaran dengan Rena, Reno memang berubah, dia tak sering membuat ulah di sekolah dan bahkan sudah tidak pernah masuk BK. Rena tampaknya membawa perubahan yang baik bagi Reno.

Reno terbangun, dia langsung beranjak duduk. Pemuda itu mengucak salah satu matanya, lalu berjalan menuju jendela kamarnya sambil sesekali mengacak-acak rambutnya yang sudah berantakan sejak tadi.

"Huwa ...."

Dia buka jendela itu. Tampak dari bola matanya Kayla berdiri di sana sambil tersenyum di balik mukena putihnya.

Reno mendesis sinis, "Nih bocah udah jam setengah tujuh masih aja di situ?!" batin Reno.

Sekilas dia mengalihkan pandangannya ke sesuatu yang lain, tapi saat matanya dia kembalikan ke pandangan asalnya, Kayla tak ada. Reno bergeming, "Cepet banget ilangnya. Kaya setan," Reno membatin dia pun membalikkan badan dan hendak pergi.

"Reno, Kayla mau liat jendela kamar Reno .... Boleh ya? Reno!!!" pekikan suara Kayla membuat langkah Reno terhenti dan langsung menoleh kembali, tapi Kayla tak ada di sana.

"Kencur?! Umpetan di mana sih lo!!!" pekik Reno mulai geram, tapi tak ada sahutan. "Aneh."

*****

Kalo kangen ngaku aja Bang!

Terimakasih sudah datang berkunjung. Jangan lupa vote dan komennya ya^^

To Be Continued ....

𝐈𝐧 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang