S1 Chapter 26: Menginap

38 12 6
                                    

Kalian bisa tinggalkan jejak berupa voment ★💬 sebagai dukungan, terimakasih ....

Happy Reading^^

*****

Saat tadi Reno mendorong Kayla, Juna yang melihat hal itu langsung berlari ke dermaga. Meskipun hatinya kesal pada Kayla, tapi tetap saja ada hal lain yang membuatnya ingin menolong Kayla.

"KAYLA?!" panggil Juna. Dia tidak bisa melihatnya dengan jelas karena hujannya sungguh lebat.

Kayla melambaikan tangannya, meskipun dia bisa berenang Kayla tidak sanggup melakukannyanya karena gejala kardiomiopatinya kumat, tubuhnya terasa lemas.

"KAYLA!!!" Juna langsung masuk ke dalam air. Di dalam air berbanding terbalik dengan di luar air, cukup tenang, dan Juna bisa melihat Kayla, pemuda itu langsung berenang mendekat.

"Juna, tolongin Kayla," batin Kayla sebelum kehilangan kesadaran.

Juna menggendong Kayla di atas punggungnya, dan mulai berenang ke tepi.

Akhirnya mereka sampai di tepian dan Juna membopongnya lagi ke dekat panggok di dekat danau.

Juna memeriksa denyut nadinya, dan mulai melakukan CPR atau resusitasi jantung paru berulang kali.

"Ayo Kayla sadar ...."

"Uhuk ... uhuk ..." Kayla terbatuk dan mengeluarkan semua air yang dia telan, dia akhirnya sadar. Melihat Kayla mulai mendapat kesadarannya kembali, Juna menghembuskan napas lega.

Kayla perlahan duduk dan menatap Juna, "Juna, makasih."

".... Pulang sekarang mumpung ujannya belum terlalu gede, bahaya di sini," ujar Juna memperingati.

"Tapi-" jawab Kayla.

".... Gue mau pulang, lo pulang sendiri," ujar Juna dingin kemudian pergi, berlari menantang hujan yang deras.

".... Apa Juna marah ya sama Kayla?" gumam Kayla. "MASA KAYLA DITINGGAL SENDIRIAN!!!" pekik Kayla berlari menyusul.

‌➷♡♡

Hari menjelang malam, Joko, Parjo, dan Didi lagi-lagi pergi ke rumah Juna. Kali ini mereka membawa tas sekolah yang tiba-tiba menggembung terisi sesuatu.

"Ngapain kalian kemari?" tanya Juna.

"Hehehe, kita nginep ya," ujar mereka kompak.

"Apa?" heran Juna.

"Ya, gimana ya ... gue dimarahin sama mak gue gara-gara nggak beli bahan makanan tadi pagi," ujar Didi.

"Kalo gue, gimana ya jelasinnya ... nanti aja yak," ujar Parjo.

"Kalo gue mengikuti prinsip, sahabat senasib," ujar Joko.

"Kapan bikin prinsipnya?" batin Juna. "Sahabat senasib?"

Mereka mengangguk.

Juna menyandarkan diri di pintu, "Btw ... dulu kalian pernah kan suka sama cewek? Diterima kagak?"

Mereka menggeleng kompak.

𝐈𝐧 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang