S1 Chapter 16.1: Kitchen

68 44 24
                                    

Kalian bisa tinggalkan jejak berupa voment ★💬 sebagai dukungan, terimakasih ....

Happy Reading^^

*****

Tok, tok, tok.

Bapa membuka pintu, dan sosok Juna sudah berdiri di sana. "Ada keperluan apa ya?" tanya Bapa to the point.

"Begini Pa, saya boleh ketemu Kayla? Saya temennya, nama saya Juna," ujar Juna.

"Oh ... Kayla ya? Iya Boleh, ayo masuk."

Juna pun masuk ke dalam rumah sederhana Kayla.

"Kayla nya lagi sarapan. Kamu samperin aja gih di dapur, daripada nunggu lama di sini, di sana ada Reno juga kok."

".... Uhm Reno?"

"Iya, Bapa yakin kamu kenal."

".... I-iya, kalo gitu saya permisi."

Juna pun pergi ke dapur, dia menghentikan langkahnya di ambang pintu saat melihat Kayla menangis di hadapan Reno yang berdiri di hadapannya. Jujur Juna penasaran apa yang terjadi sebelum dia tiba. Dan, bagaimana bapanya Kayla bisa tidak tahu?! Dia budeg kah?

"Kayla?" Juna segera menghampiri dengan khawatir, apalagi kalau penyakit yang bagi Juna masih belum terungkap, kumat lagi.

"Juna? Ngapain lo di sini?" tanya Reno heran, terlebih dia tahu Juna itu tidak terlalu suka pada Kayla, sama sepertinya. Ya, tapi setelah mengingat Juna membantu Kayla waktu itu cukup membuat Reno tidak terkejut lagi.

"Harusnya gue yang nanya. Ngapain lo di sini?!"

"Lah kok lo nyolot sih tanyanya?!" kesal Reno.

"Udah jawab aja bangsat," ujar Juna lirih namun tegas dan penuh penekanan, dia sudah pitam tapi dia harus menjaga volumenya di rumah orang lain apalagi saat berkata kasar. Jujur Juna siap menghajar Reno yang lagi-lagi membuat Kayla menangis untuk kedua kalinya. Atau mungkin beberapa kali sebenarnya, tapi kenapa Juna kesal?

"Juna. Udah ... nggak pa-pa," ujar Kayla menenangkan Juna. Di sisi lain Reno tersenyum tak terima dikatai seperti itu apalagi ditambah umpatan kasar di belakangnya, tangannya secara otomatis mengepal, baru pertama kali Juna berkata seperti itu padanya.

"Jadi. Lo di pihak Kencur? Oke, inget ya kita bukan temen lag-"

"Ya emang, kita emang bukan temen lagi ya semenjak lo pacaran sama Rena. Bukannya kita gak setuju sama keputusan lo buat macarin dia. Tapi ini lebih ke rasa gak suka kita ke lo atas sikap lo selama ini ke kita, sadar gak sih lo bahwa selama ini lo gak pernah anggep kita berempat ada, dan kayanya itu juga berlaku buat Kayla. Bikin tambah muak aja tau gak?"

Reno yang malas menanggapi langsung pergi dari dapur dan izin pamit pada bapanya Kayla yang sedang bersiap untuk bekerja. Reno benar-benar merasa pagi itu pagi terburuk dalam sejarah hidupnya.

Juna menuntun Kayla untuk duduk di kursi meja makan. "Lo nggak pa-pa?"

Kayla mengangguk. "Iya Juna, nggak pa-pa kok," kayla yang tadi mendengar penuturan Juna merasa sedih dan beranggapan bahwa dia penyebab semuanya.

"Lo nangis kenapa?"

".... Eum ... um-"

"Cerita dong," sela Juna kepo.

"Itu, Reno kira Kayla pergi ke rumahnya kemarin pagi-pagi. Padahal Kayla pergi ke rumah om Angga buat bersih-bersih," jelas Kayla.

".... Terus, apa masalahnya?"

"Reno bilang kalo om Angga cuma alesan Kayla supaya nggak kena marah dia," jawab Kayla cepat. "Dan Reno bilang om Angga yang baik itu khayalan Kayla doang dan dia pikir kalo Kayla ini aneh, gak waras. EMANG KAYLA SALAH APA SIH SAMA DIA?!" imbuh Kayla dalam hati dan membuatnya kembali meneteskan air mata.

𝐈𝐧 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang