Kalian bisa tinggalkan jejak berupa voment ★💬 sebagai dukungan, terimakasih ....
Happy Reading^^
*****
Tok, tok, tok.
Kayla menghentikan tangisannya, sebentar dia bergeming, kemudian dia beranjak pergi membuka jendela yang seperti diketuk seseorang.
"Gue ketuk pintu depan kok nggak dibuka," sambut Juna kesal.
Kayla sedikit terkejut, dia mengelap jejak-jejak air matanya. "Maaf, Kayla nggak denger."
"Lo kenapa? Kok nangis?"
Kayla menatap Juna karena curiga. ".... Sst ... Kayla kepikiran akan sesuatu. Apa Juna yang kasih tau bapa?" tanya Kayla serius.
"Iya," jawab Juna langsung jujur, dia menyerah jika harus berbohong, itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Kayla mengepalkan tangannya, ".... Padahal Kayla percaya sama Juna. Padahal Kayla yakin Juna nggak akan bocorin rahasia ini! TAPI-"
"Semua rahasia pasti terbongkar pada waktunya, dan lo harus terima itu!" sela Juna.
".... Kayla nggak suka semua ini, hiks. Kayla benci diri Kayla," ujar Kayla kembali menangis.
Juna sungguh tak tega melihat Kayla seperti itu. Dia tidak suka mendengar Kayla berkata demikian dan menangis.
Juna menyeka air mata Kayla. "Jangan sia-siain air mata lo. Biarin aja semuanya berjalan. Nangis itu nggak akan merubah apapun ataupun menyelesaikan masalah. Cuma bikin capek doang. Ini jalan keluar terbaik," ujar Juna masih sibuk menyeka air mata Kayla yang terus mengalir.
"Jalan keluar terbaik apanya?!"
"Pasti ada sesuatu di balik kejadian ini, lo jangan gini dong. Sukai sesuatu yang terjadi Kayla, meski lo nggak mau itu terjadi."
Kayla bergeming, bicara dengan Juna sungguh membuang waktu menurut Kayla. Sebaiknya dia menyuruh Juna pergi. Kayla itu rewel ya, tidak mau dibilangin.
"Juna ngapain dateng ke sini?" tanya Kayla angkat bicara.
"Oh ... iya ... cuma lewat aja. Jadi mampir," ujar Juna sambil tersenyum dan berhenti menyeka air mata Kayla.
"Sst ... gitu. Yaudah sana pulang. Kayla marah sama Juna," ujar Kayla dengan nada acuh.
"Gak mau pulang. Maunya di sini nemenin Kayla," tolak Juna menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil terus berdiri di depan jendela kamar Kayla. Dia terlihat seperti anak kecil sekarang! Yaampun!
".... Udah sana pulang aja."
"Gak."
"Pulang."
"Gak!"
"Pulang!"
"Yaudah, tapi ada syaratnya."
".... Apa?"
"Jadi pacar gue."
".... Eh?! Em ... em ... K-kayla nggak mau!" jawab Kayla geragap. Lagi-lagi soal itu, tapi itu sukses membuat Kayla melupakan kejadian tadi. Aneh.
"Yakin nih? Kesempatan terakhir lho ..." ujar Juna.
".... K-kayla. Kayla nggak suka!" ujar Kayla melengos.
"Beneran? Kok mukanya merah gitu?" goda Juna menekan salah satu pipi Kayla sebentar.
Kayla langsung menutupi kedua pipinya. "Kayla abis nangis! Jadi pipinya merah," ujar Kayla cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐧 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭
Teen Fiction𝐊-𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬.𝐁𝟏 || [𝚁𝙴-𝙿𝚄𝙱𝙻𝙸𝚂𝙷] "Ya Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Jadikanlah Reno jodoh hamba, jika dia jodoh orang, buat hamba aja deh Reno nya ya ... ya Allah," ujar Kayla di setiap do'a yang dia panjatkan. Waduh...