S1 Chapter 35: Ketahuan

32 12 16
                                    

Kalian bisa tinggalkan jejak berupa voment ★💬 sebagai dukungan, terimakasih ....

Happy Reading^^

*****

Pukul 19.20

Reno saat ini sudah duduk di ruang tengah bersama abinya yang cuek, tapi tidak untuk kali ini. Untuk pertama kalinya mereka berbincang layaknya seorang ayah dan anak.

"Jadi ... gimana soal Kayla? Udah minta maaf? Udah bilang kamu suka dia?" tanya Abi acuh tak acuh. Baru kali ini ada pak Ustadz setuju anaknya pacaran. Aneh ya, soalnya abi dulu juga nakal. Uh pantes Reno ikut-ikutan.

"Reno udah minta maaf sama dia. Reno juga udah bilang Reno suka dia," jawab Reno.

"Terus? Diterima?"

".... Sayang banget Reno nggak diterima."

"Kamu kelamaan berarti," ujar Abi.

"Iya, Reno kelamaan."

"Lagi bicarain apa? Tumben akur ..." goda Umi tiba-tiba datang.

"Bicara soal cewek Mi," jawab Reno seadanya.

"APA!!! ABI MAU POLIGAMI YA?!!! UMI NGGAK KASIH IZIN!!!" pekik Umi salah paham.

"Umi apaan sih. Mana mungkin poligami. Satu aja udah ribet masa mau nambah lagi. Ah, kaya nggak ada kerjaan aja. Kalo poligami itu harus bersikap adil. Manusia biasa kaya Abi nggak bisa ngelakuin hal itu," jelas Abi dengan nada malas karena Umi tak percaya kesetiaannya.

"Yakin nih?" tanya Umi tampak memasang wajah imut.

"Iya ...."

"Aba nggak mau poligami?"

"Gak ...."

"Umi sayang Abi. Syukron Abi ..." ujar Umi memeluk Abi hangat dan mencium pipinya.

"Hn, terserah," respon Abi malas.

"Hehehe ...."

"Udah udah! Lepasin, Abi nggak bisa napas!"

Reno menghela napas. "Pamer ..." gumam Reno. Dia bisa membayangkan bagaimana suasana rumah itu jika .... suatu hari dia menikah dengan wanita macam uminya, misalnya saja Kayla. Pasti rumah itu ada 2 makhluk super cuek dan 2 makhluk super childish dan sensitif. Bisa dipastikan nasib Reno sama seperti abinya.

"Oh iya Reno. Bisa nggak kamu kasih tau beberapa temen kamu yang dulu pernah ngaji di sini dan udah khatam. Abi mau adain ngaji kitab arab gundul. Tanya sama mereka mau ikut enggak. Kalo ikut dimulainya habis Isya mulai besok," jelas Abi.

"Iya Reno kabarin," ujar Reno.

➷♡♡

"Kayla, sini. Bapa mau bicara sama kamu," ujar Bapa.

Kayla lantas menghampiri. "Bapa mau bicara soal apa?"

Bapa belum bicara dia menatap Kayla dengan tatapan yang sulit diartikan. "Bapa minta kamu jangan bo'ong sama Bapa ya. Kayla, penyakit kamu kumat?"

Kayla menelan ludah berat. "Um ... enggak ...."

".... Beneran?"

"Iya Pa. Kayla nggak kumat lagi kok.  Haha mana mungkin ...."

Bapa memejamkan matanya mencoba menahan emosi. Kenapa Kayla berbohong padanya? Padahal Bapa sudah menegaskan di awal agar dia tidak bohong. Tapi Kayla tetap berbohong.

Brak!

"CUKUP KAYLA! JANGAN BO'ONG LAGI SAMA BAPA!" bentak Bapa.

Kayla terkejut saat tadi bapanya menggebrak meja sangat keras. Dan dia sungguh tak percaya saat Bapa berkata demikian.

"Kelas sepuluh semester dua pertengahan! Kamu udah tutup-tutupin hal sebesar itu dari Bapa! Kamu mau!!! Kamu mau kaya almarhumah emak kamu!!! Kamu mau Bapa merasa bersalah untuk kedua kalinya!!!" bentak Bapa sungguh sangat marah.

Kayla masih tidak bisa berkata-kata, hanya air mata yang mulai mengalir di pipinya yang bisa mengungkapkan perasaannya sekarang. Perasaan takut, sedih, terkejut, sekarang bercampur jadi satu. Bagaimana Bapa bisa sadar itu?

"Bapa ini kepala keluarga, Bapa akan sanggupin apapun yang keluarga Bapa butuhin. Jadi kamu nggak boleh sungkan cerita sama Bapa. Bapa nggak mau kehilangan kamu, Bapa sayang sama Kayla dan Kiki. Jadi apapun bakal Bapa lakuin. Cukup emak kamu yang pergi dengan cara kaya gitu, Kayla jangan ikut-ikutan," ujar Bapa menggenggam kedua bahu Kayla dan menatapnya penuh harapan.

"Hiks ... K-kayla cuma nggak mau ngerepotin Bapa. Kayla bisa hadapin ini sendiri–" ujar Kayla membela diri. Perkataannya terdengar sayu-sayu.

"Justru saat kamu nggak terus terang sama Bapa, itu lebih ngerepotin. Jangan sok kuat Kayla!" sela Bapa tak suka.

"Hiks."

Tubuh Kayla bergetar karena isak tangisnya semakin menjadi-jadi. Matanya sudah sembap karena hal itu. Air matanya terus keluar meski Kayla sudah bilang pada dirinya sendiri di dalam hati untuk tetap kuat.

"Maaf, Bapa nggak bermaksud buat bentak-betak Kayla. Bapa cuma gak suka kamu bersikap begini, setiap manusia butuh manusia lain, meskipun sebenarnya dia mencoba buat enggak ngerepotin siapapun, maaf ya. Bapa mau pergi sebentar, tolong jaga rumah," ujar Bapa sambil mengelus kepala Kayla kemudian pergi.

Di sisi lain Kiki yang dari tadi berada di kamar karena sibuk membereskan kasurnya sendiri tanpa mau merepotkan Kayla, bersender di balik pintu. Dia mendengar semuanya. Perasaan sedih terasa dan kecewa menghampiri. "Segitunya mba Kayla nggak mau ngerepotin bapa. Mba Kayla keliatan ceria tapi. Ckh!!! Kiki benci kebohongan," batin Kiki.

Kayla pergi ke kamarnya dan naik ke atas kasur. Dia masih belum berhenti menangis. Dia memilih untuk bersembunyi di balik selimutnya.

Kayla tidak mau berakhir seperti emak. Dia tidak mau itu. Tapi di sisi lain dia juga tidak mau merepotkan bapa. Jadi dia memilih untuk merahasiakannya dan berjuang sendirian. Dia yakin suatu hari dia bisa merubah takdir dan nasibnya.

Sungguh Kayla tak bermaksud membuat bapa merasa bersalah jikalau Kayla mati.

"Kayla benci Kayla," runtuk Kayla membenci diri sendiri. "Kayla benci Kayla yang bodoh, sok kuat, Kayla benci."

Drrrt, drrrt.

Ponsel jadul Kayla bergetar. Namun Kayla tak berniat mengangkat panggilan tersebut. Tidak saat suasana hatinya buruk begitu.

Namun orang yang menelpon di seberang sana tak menyerah dan terus menelpon. Kayla akhirnya terpaksa mengangkatnya.

"APA!!!" pekik Kayla menjawab panggilan tersebut.

".... Ini Reno."

".... Kenapa?"

"Um ... abi adain ngaji kitab arab gundul habis Isya mulai besok. Lo mau ikut?" tanya Reno.

"Sst ... hn, Kayla ikut."

"O-oh. Bagus, gue juga ikutan. Sebelumnya kita belajar ilmu sharaf, ilmu nahwu, hafalan kosakata bahasa arab, sama–"

"Iya iya. Kayla tinggal ikutin aja. Udah kan? Assalamu'alaikum."

"Wa–"

Tut, tut.

Setelah panggilan itu berakhir, Kayla meletakkannya sembarangan dan kembali meringkuk.

*****

Sabar ya Kayla, tapi bapamu ada benernya, kamu harus terbuka sama orang tua dan jangan merasa bisa menghadapi masalah sendirian. Tetap kuat Kay.

Terimakasih sudah datang berkunjung. Jangan lupa vote dan komennya ya^^

To Be Continued ....

𝐈𝐧 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang