20. Langkah kedua Faza

2.6K 214 9
                                    

Faza berjalan menuju parkiran yang ada di sekolah Kayla. Hari ini ia mendapat panggilan jika Kayla memukul salah satu teman kelasnya. Ia kaget, tentu saja. Kayla, baru kali ini Kayla melakukan kekerasan kepada temannya. Dan Faza tidak bisa memarahi Kayla m sebab gadis mungil itu memukul teman kelasnya karena masalah orang tua. Ya, Kayla kembali di ejek karena tak mempunyai mama. Bahkan melihat mamanya pun Kayla tidak pernah membuat banyak teman-teman nya mengejek dirinya.

Setelah memasuki mobil, Faza menoleh ke arah Kayla yang masih terisak di samping kemudi. Ia menghela nafas dan tersenyum kemudian meraih tubuh mungil itu kepelukan nya.

"Anak papa kenapa hmm?" Tanya Faza lembut dan mengusap rambut Kayla.

Isak tangis Kayla kini kian terdengar kencang, gadis itu sepertinya sangat sakit hati oleh kata-kata yang ia dapatkan tadi.

"Me-ereka bilang Kayla cacat. Kayla nggak punya mama hikss.." Faza memejamkan matanya mendengar suara lirih sang putri. Ia sakit, sakit sekali mendengar suara lirih Kayla.

Gadis mungil yang selalu ceria ini akan amat sedih jika sudah membicarakan mehngenai mama nya.

"Kata siapa? Kayla nggak cacat kok. Kan ada papa nak." Ia terus mengelus lembut rambut Kayla.

Gadis mungil itu kemudian melepaskan pelukan Faza. Faza segera meraih tissu dan menghapus jejak-jejak air mata dan ingus Kayla.

"Sekarang Kayla mau ke mana? Papa sudah izinin sama gurunya." Kayla tampak berfikir. Mood gadis itu hancur saat ini, dan hanya ada satu hal dalam fikirannya.

"Mau ketemu kak Naura." Ya, hanya Naura yang bisa mengembalikan moodnya. Ia yakin, Naura bisa membuat hatinya membaik. Karena, Kayla akan merasa lengkap bersama Naura.

"Kak Naura masih kuliah Kayla." Makin kesini, Kayla makin bergantung pada Naura. Faza tak keberatan dengan hal itu, namun Faza takut jika tingkah laku Kayla pada Naura membuat gadis itu risih.

"Mau kak Naura!" Faza menghela nafas pelan dan kemudian menjalankan mobilnya menuju kampus Naura. Tak ada pilihan lain, ia harus mengantarkan Kayla menuju tempat Naura sekarang.

Setelah beberapa menit mereka sampai, Faza memarkirkan mobilnya di parkiran khusus mobil dan meraih ponselnya yang ada di tas kemudian menghubungi Naura.

"Halo Ra."

"..."

"Kamu ada kelas?"

"..."

"Kayla pengen ketemu kamu nih. Tadi ada sesuatu terjadi dan mood Kayla jadi hancur. Dia pengennya sama kamu."

"..."

"Nggak ngerepotin kan? Kan masih ada satu kelas lagi. Nggak apa-apa emang bawa Kayla ke kelas?"

"..."

"Yaudah saya kesana sekarang ya."

Faza menutup telfonnya dan kemudian mengajak Kayla turun dari mobil. Mereka berjalan memasuki kampus dan menuju Naura yang ada di lantai dua. Faza sebenarnya tidak enak, pasalnya Naura masih mempunyai satu kelas lagi.

Sesampainya di jurusan manajemen, Faza mengedarkan pandangannya mencari Naura, ia berjalan menuju sekat-sekat yang ada di sana dan mengitari bangku-bangku yang seperti kubikel kantor itu.

"Kak Naura!!" Genggaman tangan Faza terlepas kala gadis mungil di sampingnya itu berlari kearah kubikel yang tak jauh dari mereka. Ia menatap Naura yang sekarang memeluk Kayla dan berjala ke arah Faza. Naura sedikit membungkuk hormat dan tersenyum kecil kearah Faza.

"Nggak ngerepotin kan Ra?" Tanya Faza sekali lagi menatap Kayla. 

"Nggak kok pak. Kayla nya juga anteng kok nggak banyak tingkah." Faza hanya mengangguk pelan, setelahnya ia pamit untuk kembali ke kantor karena ada rapat yang harus ia hadiri, di tambah ia juga harus mampir ke cafe untuk memantau cafe nya.

Pukul empat sore, Naura dan Kayla keluar dari kampus. Mereka berdua berjalan menuju mobil Faza yang sudah terparkir di parkiran mobil. Faza memutuskan untuk menjemput mereka karena tadi Naura berangkat bersama ketiga sahabatnya.

"Kak Naura sama Kayla." Naura yang baru saja ingin membuka pintu belakang pun menoleh kearah Kayla. Ia mengurungkan niat nya dan memutuskan untuk duduk bersama Kayla depan.

"Kayla nggak ngerepotin kan Ra?" Naura menatap Faza tersenyum kecil dan menggeleng. Memang, tadi Kayla sangat menurut pada Naura saat pembelajaran di mulai.

"Makasih ya." Kembali, Naura tersenyum dan mengangguk pelan.

Faza kini memutuskan diam dan menyetir dengan santai, ia sesekali melirik Naura yang tengah menoleh kearah jendela mobil sembari mengelus rambut Kayla yang memeluk Kayla. Semenjak adanya Naura, Kayla kini sangat manja. Ahh lebih tepatnya, sangat manja kepada Naura.

"Malam ini kamu sibuk?" Naura langsung saja menoleh kearah Faza yang bertanya sembari menatap jalan raya yang lumayan macet.

"Nggak pak."

"Mau jalan bareng?"

"Hah?" Faza meringis pelan melihat reaksi kaget Naura.

Saat ini benar-benar canggung. Naura menatapnya bingung dan Faza tak tau harus bagaimana.

Faza, ia sudah memutuskan untuk melangkah maju. Awalnya ia sangat ragu, mengingat Naura yang masih muda dan kenyataan Kayla yang belum Naura ketahui sama sekali. Naura, mungkin selama ini menerima Kayla karena kasih sayangnya, namun jika Faza menjelaskan semuanya apakah Naura akan menerimanya? Menerima Kayla dan terlebih menerima Faza?

"Ada yang mau saya sampaikan sama kamu Naura." Naura masih diam. Pipinya perlahan bersemu seiring debaran jantungnya yang tak terkontrol lagi.

"Iya pak." Hanya itu yang ia katakan. Ahh lebih tepatnya hanya itu yang bisa keluar dari bibirnya.

Ia kemudian menoleh kembali kearah jendela mobil, senyum tipis pun merekah di muka nya. Walau ia tau jika pembahasan yang akan Faza katakan itu mengenai pekerjaan, namun Naura tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Ini seperti mimpi, Faza mengajaknya keluar?

Kencan?

Naura menggelengkan kepalanya, kenapa bisa ia berfikir demikian? Apa-apa Naura ini? Rasanya Naura harus beristirahat full untuk menetralkan kembali perasannya.

"Dan untuk Kayla, nanti Disty datang menjemput nya."

Dan Naura? Jantungnya kembali berdetak kencang dan pipinya yang bersemu merah. Ia hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela. Jangan sampai, Faza melihat mukanya yang berbinar.

"Kak Naura sakit? Muka kak Naura merah."

Bersambung....


Salam manis:)
@VeNhii

NAURA HIILINIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang