Dan disini lah mereka, duduk berhadapan di salah satu restoran besar di ibu kota Jakarta tepat berada di ruang VIP yang khusus untuk dua orang saja.
Tadi saat Naura selesai memandikan Kayla, Disty datang untuk mengambil Kayla. Awalnya gadis mungil itu berontak tak ingin lepas dari Naura, namun karena Disty membisikkan sesuatu pada telinga gadis mungil itu membuatnya mengangguk dan tersenyum cerah.
"Makan dulu Ra." Naura mengangguk pelan dan memakan makanan yang ada di depannya.
Canggung rasanya makan hanya berdua bersama Faza, ini kali pertama nya jadi, tak heran jika Naura hanya diam kaku di hadapan Faza.
Setelah mereka selesai makan, Faza berdehem pelan dan memperbaiki posisi duduknya.
"Kamu sayang sama Kayla ya." Naura menatap Faza bingung. Pastinya ia menyayangi Kayla.
"Naura, saya tertarik sama kamu."
Dan Naura masih diam. Keterkejutannya saat ini tak bisa ia kontrol. Minuman yang tadi ia pegang pun sudah ia taruh kembali ke meja. Ia menatap Faza dengan mata bulatnya yang menunjukkan ketidak percayaan. Seolah-olah Faza tengah berbicara hal yang tak pernah akan terjadi.
"Saya tau kamu terkejut, tapi saya serius dengan kamu Naura." Sekali lagi, Naura merasa campur aduk. Antara senang, takut, tak percaya, dan berharap?
Ia masih diam menatap Faza, tak tau apa yang harus dia katakan. Terlebih, Faza terlalu dekat dengannya.
"Saya kemarin pergi ke rumah kamu bersama Disty, dan saya meminta maaf karena tak memberi tahu kamu sebelumnya. Saya pergi meminta izin kepada ibu dan almarhum ayah kamu untuk mendekati putrinya, awalnya ibu kamu menolak saya dengan halus karena kejadian dua tahun lalu. Namun saya mencoba meyakinkan ibu kamu jika saya benar-benar serius dengan kamu, saya tidak main-main apalagi saya melihat kamu sangat menyayangi Kayla. Dan akhirnya ibu kamu mengatakan jika semua keputusan ada di kamu."
Faza hanya menghela nafas melihat tak ada respon dari Naura. Ia takut, tentu saja. Ini kali pertamanya ia mengungkapkan kan cinta dan terlebih kepada Naura yang umurnya masih sangat muda.
"Saya tidak mengerti pak." Hanya itu, hanya itu yang bisa Naura ucapkan. Jujur, kepalanya pusing mendengar ucapan Faza, dan jantungnya yang berdetak kencang membuat dirinya gugup.
Dan perkataan Faza mengenai ibunya. Ia tak tahu menahu jika Disty dan Faza nekat menemui ibu nya yang tinggal di pinggir kota, tapi satu hal yang menjanggal di hati Naura. Kenapa Faza tau kejadian dua tahun lalu?
"Jangan terlalu di fikirkan Naura. Saya tidak memaksa kamu, tapi saya pun akan berbohong jika saya mengatakan tidak berharap kepada kamu."
"Terlebih, saya akan menceritakan tentang Kayla. Kamu menyayangi Kayla Naura, dan saya harap setelah kamu tau Kayla yang sebenarnya membuat kasih sayang dan cinta kamu pada Kayla tak berkurang. Dan saya rasa kamu berhak tau tentang Kayla, dimana saya pun menginginkan kamu menjadi ibu sambung dan istri saya."
Pipi Naura bersemu, ia menggigit bibir bawahnya menahan senyum. Kenapa pula Faza mengucapkan hal seperti itu?
"Saya tidak pernah menikah."
Dan perkataan Faza mampu membuat Naura terkejut, jika Faza belum menikah lalu bagaimana dengan Kayla? Siapa sebenarnya anak itu? Namun Naura hanya diam. Ia akan mendengar apa yang Faza katakan.
"Kayla anak saya, tapi saya belum menikah Naura. Dulu saat umur saya seperti kamu, sembilan belas tahun, saya melakukan kesalahan fatal. Pergaulan saya yang sangat bebas karena bisa di katakan saya kurang perhatian dari orang tua saya. Saya suka ke club malam dan perpacaran sana-sini, saya bahkan sering melakukannya bersama pacar-pacar saya dulunya Naura." Faza terdiam sesaat melihat reaksi Naura, dan dugaannya benar. Naura sangat terkejut, melebihi ucapan cintanya tadi.
"Dan puncaknya saat saya kuliah semester tiga, pacar saya hamil dan itu membuat saya sangat terpukul. Ia ingin menggugurkannya dan saya pun sama, namun berita ini sampai ketelinga om Ridwan, papanya Disty, beliau sangat marah sama saya. Beliau bahkan memukul saya saat tau kami ingin menggugurkan Kayla, kamu tau? Saya seperti tak memiliki nyawa saat itu. Dan akhirnya, semua keluarga saya tahu, semua marah besar sampai-sampai orang tua saya tak sudih melihat saya dan pacar saya waktu itu. Namun, di saat semua nya sulit, orang tua Disty datang dan merawat pacar saya yang tengah hamil. mereka bahkan membuat kami pergi dari Indonesia dan tinggal di Jerman selama pacar saya hamil dan melahirkan, saya pikir setelah ia melahirkan Kayla, saya bisa membina rumah tangga dan memperbaiki semuanya Naura. Namun takdir berkehendak lain, ia menghembuskan nafas terakhirnya saat Kayla di lahirkan, dan saya memutuskan untuk membawa Kayla kembali ke Indonesia walau sempat ada penolakan dari keluarga saya, namun seiring berjalannya waktu, mereka semua sudah menerima Kayla. Kamu berhak tau masa lalu saya karena benar kata Disty. Jika ingin membina suatu hubungan maka saya harus menceritakan semua masa lalu saya kepada kamu Naura, saya tidak ingin kedepannya hal ini menjadi polemik untuk kita."
Faza menoleh kesamping saat melihat raut wajah Naura yang menunjukkan kekecewaannya, air mata yang tak ia bendung pun keluar dari matanya. ia menahan sesak saat ini, membuka luka lama yang ia sembunyikan tak mudah baginya terlebih itu menyangkut putri semata wayangnya.
Faza tau, Naura gadis baik dan dia pun tau sangat kecil kemungkinan jika Naura akan menerimanya. Namun satu yang ia takutkan, Naura akan berubah kepada Kayla yang sudah sangat mencintai Naura. Bahkan gadis mungil itu sangat berharap jika Naura menjadi mama nya.
"Kenapa?" Faza menoleh kearah Naura yang menatapnya sendu.
"Kenapa bapak tega ingin menggugurkan Kayla? Kenapa ada terbersit perasaan keji itu di hari bapak?" Hal yang tak terduga.
Faza tak menduga jika pertanyaan itulah yang Naura ungkapkan. Ia kira, Naura akan mencaci maki dirinya yang dengan berani menaruh cinta kepadanya.
"Maaf, tapi saya masih remaja yang tak tau apa artinya cinta dan keluarga saat itu. Saya menyesalinya dan sangat bersyukur dengan adanya Kayla di sisi saya sekarang."
Naura diam, ia memilin ujung dress selutut nya. Ia kemudian menunduk, ingin egois, namun perasaannya sudah dalam. Ia sudah terperangkap dengan perasaannya sendiri.
"Saya mengalami hal yang sangat menyakitkan dua tahun lalu, dan tak mudah bagi saya untuk bangkit seperti ini pak. Saya takut, kejadian sama akan terulang." Faza menatap Naura yang kembali mendongak menatapnya.
Air mata gadis itu tampak sudah siap untuk jatuh, ia tau akan sangat menyakitkan jika mengingatnya. Namun sampai kapan hal itu berlangsung jika Naura tak berani membuka hatinya kembali?
"Akan saya buktikan Naura, jika saya benar-benar serius kepada kamu. Bukan hanya untuk menjadi ibu Kayla, tapi karena saya mencintai kamu."
Bersambung....
Salam Manis:)
@VeNhii
KAMU SEDANG MEMBACA
NAURA HIILINIA
Romance"Hanya ibu. Aku hanya menginginkan kasih sayang ibu. Aku hanya ingin hidup bersama ibu. Papa bisa kan?" "Kenapa harus ibu nak? Kan udah ada papa." "Aku tidak mau di anggap cacat karena nggak punya ibu." "Kamu mau menjadi ibunya?" "Maaf pak?" Dia...