Sinar putih menyilaukan pandangan Jeongwoo kala ia membuka mata, hingga kedua manik serigala itu mengedip berulang kali agar terbiasa dengan cahaya yang masuk ke retina. Dan setelah pandangannya membaik, Jeongwoo menoleh ke sekeliling.
"Kok gue udah di kamar?" Jeongwoo nampak bingung karna menyadari dirinya sedang berada di kamarnya sendiri. "Perasaan tadi di kuburan."
Jeongwoo memijit pelipisnya pelan karna pusing, nyawanya belum terkumpul sempurna karna baru saja bangun.
"BANG JIHOON!"
Jeongwoo tersentak karna teriakan itu, membuat dirinya seketika sadar dan langsung mengambil posisi duduk.
Di depan pintu kamar yang terbuka, Jeongwoo mendapati sosok seorang lelaki yang ia kenal.
Teman seumurannya, Watanabe Haruto.
"Eh, kok langsung duduk?" tanya Haruto kala melihat Jeongwoo telah dalam posisi duduk, lalu berjalan mendekat. "Nggak pusing?"
"Lo ngagetin gue, anjir." Jeongwoo mengabaikan pertanyaan Haruto dan memilih untuk melayangkan protes. "Jantungan gue."
Haruto terkekeh pelan. "Nggak sengaja."
Jeongwoo berdecak sebal sambil memegangi dadanya, merasakan debaran kencang karna suara Haruto yang menggelegar.
"Kenapa—eh, Jeongwoo udah sadar?"
Suara itu berasal dari arah pintu, membuat dua orang yang ada dalam kamar seketika menoleh dan mendapati sosok yang Haruto panggil sedang berjalan mendekat.
Park Jihoon.
"Dari kapan bangunnya, To?" tanya Jihoon ketika telah berdiri tepat di samping kasur Jeongwoo dan bersebelahan dengan Haruto.
"Barusan," jawab Haruto seadanya.
"Kok gue bisa ada di sini?" Jeongwoo langsung menyodorkan pertanyaan yang hinggap di kepalanya sejak bangun. "Perasaan tadi gue masih di kuburan."
"Lo pingsan pas proses pemakaman Jaehyuk, jadi kita berdua bawa lo pulang," jelas Jihoo singkat.
Jeongwoo terperanjat. "Kok bisa?!"
"Harusnya kita yang nanya, kok lo bisa pingsan?"
Jeongwoo termenung, pikirannya kembali terlempar pada kejadian beberapa waktu lalu. Tepatnya saat ia masih berada di kuburan dan sedang menyaksikan proses pemakaman Jaehyuk.
Lalu ... tidak mungkin.
Yang Jeongwoo lihat tadi, tidak mungkin Jaehyuk, kan? Pemuda itu sudah tiada, bagaimana mungkin Jaehyuk bisa ada di sana dan menyaksikan proses pemakamannya sendiri?
"Jawab." Jihoon memukul kening Jeongwoo pelan, membuatnya tersadar dari lamunan. "Malah ngelamun, kesambet setan kuburan?"
"Mulut lo, Bang," tegur Haruto, merasa sedikit takut.
"Bercanda." Jihoon terkekeh pelan, lalu kembali melirik Jeongwoo. "Jadi lo kenapa bisa pingsan?"
Jeongwoo kembali diam, bingung harus menjawab apa.
Jeongwoo tak mungkin mengatakan jika ia pingsan karna terkejut melihat sosok Jaehyuk pada saat pemakaman. Hal itu bisa membuat yang lain sedih karna semua orang masih dalam keadaan berduka, atau mungkin mereka bisa mengira dirinya gila.
Lagipula, apa yang Jeongwoo lihat belum tentu benar. Ia mungkin sedang berhalusinasi karna masih menolak fakta jika Jaehyuk telah pergi.
"Gue cuma kecapekan aja." Pada akhirnya, Jeongwoo memilih berbohong.
"Udah gue duga." Jihoon menghela napas. "Ya udah, lo lanjut istirahat aja. Atau mau makan dulu? Entar gue pesenin."
"Nggak deh, nggak laper, Bang. Gue mau rebahan aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Help | Treasure ✓
Fanfiction"Tolong, temuin orang yang udah ngebunuh gue." -- Jaehyuk ditemukan tewas. Namun di hari pemakaman, Jeongwoo melihat sosoknya di bawah pohon rindang; sedang menyaksikan proses pemakamannya sendiri. Mengetahui hanya Jeongwoo yang dapat melihat sosokn...