2.4

5.3K 1.5K 259
                                    

Jeongwoo memilih diam di rumah, tak ikut berkumpul bersama para sahabatnya di kafe karna sedang dalam suasana hati yang tak baik. Sejak tadi, ia hanya duduk di sofa ruang tamu bersama Jaehyuk sambil berbincang ringan.

Jeongwoo merasa sudah cukup lama tak bicara dengan Jaehyuk karna lelaki itu terus pergi entah ke mana, namun ia sama sekali tak berniat untuk bertanya. Jaehyuk mungkin sedang berkeliling, menikmati segala hal yang ada di dunia ini sebelum benar-benar pergi.

Atau mungkin Jaehyuk tak akan pernah pergi? Karna Jeongwoo sendiri mulai tak percaya diri jika dirinya dan yang tersisa bisa menemukan siapa pelaku dibalik semua kejadian ini.

"Gue kangen pergi main skateboard bareng lo sama Haruto kayak dulu. Kalo diinget, seru banget, ya? Gue masih ketawa kalo inget lo pas itu," curhat Jeongwoo sambil tertawa geli, mengingat kenangan pada saat semuanya masih dalam keadaan baik.

Jaehyuk ikut tertawa, membuat ekspresi wajah Jeongwoo berubah dalam sekejap dengan dahi berkerut.

"Kok lo ketawa?"

"Emang kenapa?" Jaehyuk balik bertanya. "Lo ketawa pas inget gue dulu, kan? Nah, gue juga."

"Gue ketawain lo yang dulu jatuh di depan banyak orang pas main skateboard. Dari dulu lo malu soal itu, selalu marah tiap gue sama Haruto ungkit ceritanya. Kok sekarang ikut ketawa?"

Jaehyuk mematung dengan bibir terkatup rapat, membuat Jeongwoo semakin dilanda bingung.

"Itu..." Jaehyuk mengusap tengkuknya canggung. "Sebenernya gue lupa lo ceritain apa."

"Kok bisa lupa?"

"Karna kejadiannya udah lama banget."

"Kejadian itu terjadi dua minggu sebelum lo tewas, belum terlalu lama." Jeongwoo mengingatkan. "Lagian gue sama Haruto selalu ngejekin lo tentang itu, bahkan Bang Asahi juga ikutan. Kok bisa lupa?"

Jaehyuk nampak kebingungan, membuat Jeongwoo mulai merasa ada yang aneh.

"Lo nggak tau siapa yang udah ngebunuh lo, dan sekarang lo lupa sama kejadian yang terjadi selama lo hidup. Apa mungkin setelah lo mati, lo jadi lupa sama beberapa hal?"

"Iya, mungkin gitu." Jaehyuk menjawab dengan cepat. "Karna gue emang ngerasa banyak ngelupain hal penting."

"Tapi kok bisa gitu?"

"Nggak tau."

Jeongwoo mulai sibuk dengan isi kepalanya, memikirkan berbagai kemungkinan yang menyebabkan Jaehyuk kehilangan beberapa ingatan. Jika penyebab kematian mempengaruhi keadaan arwah, seharusnya Jaehyuk tidak kehilangan ingatan karna ia tidak mati dengan kepala yang hancur.

"Akh, sakit!"

Jeongwoo seketika menoleh, memandang Jaehyuk yang bergerak tak karuan di tempat duduknya. Lelaki itu mengusap sekujur tubuh sambil meringis kesakitan, membuat Jeongwoo mulai dilanda panik.

"Bang, lo kenapa?"

Jeongwoo bangkit berdiri dan mendekat, berniat untuk membantu namun tangannya sama sekali tak dapat menyentuh Jaehyuk yang masih terus berteriak kesakitan.

"PARK JEONGWOO!"

Suara teriakan itu terdengar dari luar bersamaan dengan pintu yang diketuk, membuat Jeongwoo kebingungan harus memilih langkah yang mana; membuka pintu atau menolong Jaehyuk yang kesakitan.

"Tunggu bentar ya, Bang."

Pada akhirnya, Jeongwoo memilih membuka pintu karna tamunya terus memanggil. Bukan ingin mengabaikan Jaehyuk, tapi ia sendiri tidak bisa menyentuh lelaki itu. Jadi bagaimana cara untuk menolongnya?

Help | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang