2.0

5.8K 1.6K 532
                                    

Ketika kembali dari parkiran, semua orang langsung bertanya pada Jeongwoo mengenai Jaemin karna mulai menaruh curiga pada lelaki itu.

Jeongwoo menjawab jika ia memang bercerita mengenai apa yang terjadi pada Jaemin untuk berbagi beban pikiran, dan memberitahu jika Jaemin memiliki kemampuan untuk melihat makhluk halus. Lalu setelah itu, semua hanya mengangguk dan berhenti curiga. Jeongwoo sama sekali tak menggambarkan Jaemin sebagai seorang penjahat.

Namun salah satu di antara mereka justru telah mengetahui semuanya.

"Indigo sok baik yang nolongin Jeongwoo dan musnahin hantu suruhan gue di minimarket pasti dia, kan?" gumam seorang lelaki sambil melempar pakaian kotornya ke dalam keranjang samping lemari. "Berani banget ikut campur urusan gue."

Lelaki itu lantas berjalan menuju cermin yang tergantung di dinding, memandang pantulan dirinya sendiri.

"Na Jaemin, lo bener-bener nyari mati."

Ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, lalu teringat akan sesuatu yang sempat terlupakan.

"Tapi sebelum lo, gue harus urus bocah yang nggak bisa jaga rahasia itu dulu."

••••

Usai pulang dari pemakaman Mashiho, semua orang memilih pergi ke kamar masing-masing untuk istirahat. Namun Asahi justru melenggang pergi ke kamar Doyoung, hendak meminta vitamin karna persediaan di kotak obat telah habis.

Asahi merasa letih, jadi meminum vitamin adalah pilihan yang tepat untuk mencegah sakit.

"Kok sarung tangan Bang Junkyu ada di lo?" tanya Asahi kala melihat sarung tangan milik Junkyu ada di atas nakas Doyoung.

"Itu sarung tangan gue, Bang," balas Doyoung sambil mengacak laci nakas, mencari stok vitaminnya.

"Tapi gue pernah lihat itu di saku jaket Bang Junkyu."

"Iya, lah. Kan gue nitip dia buat beli."

Seketika Asahi merasa bodoh karna sempat mencurigai Junkyu. Ia pikir, sarung tangan itu dipakai Junkyu untuk membunuh sehingga tak meninggalkan sidik jari di tubuh.

Ah, sepertinya Asahi berpikir terlalu jauh.

"Makasih, ya," kata Asahi usai menerima vitamin yang Doyoung beri.

"Iya."

Asahi bergegas pergi. Namun ketika keluar dari kamar Doyoung, ia mendapati Jihoon sedang berjalan menuju tangga sambil menenteng sebuah kaos kuning yang nampak kusut.

"Bang—"

Perkataan Asahi terhenti karna Jihoon telah turun ke bawah. Ia lantas terdiam di tempat, mencoba memastikan tentang apa yang baru saja ia lihat.

"Kaos yang dibawa Bang Jihoon, kok banyak noda merahnya?"

••••

Jam menunjukkan pukul satu pagi yang berarti masih waktunya tidur, namun Junghwan justru terbangun karna hawa dingin yang terus berhembus di tengkuk.

Pendingin ruangan dalam keadaan mati, membuat Junghwan seketika merinding karna merasa ada yang janggal saat ini.

Sepertinya, ia tak sedang sendirian di dalam kamar.


Ting!

Junghwan tersentak kala suara ponselnya terdengar.

Help | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang