1.4

6.2K 1.6K 806
                                    

Yoshi hilang selama lebih dari dua puluh empat jam, lalu ditemukan dekat pagar rumah dengan wajah penuh lebam dan perut terbuka lebar karna disayat benda tajam.

Yoshi telah tiada, menyusul Jaehyuk dan Yedam ke alam sana.

Semua orang kembali berduka, menyalahkan dunia yang mulai membuat mereka tak tenang. Belum lama sejak Jaehyuk meninggal, dan sekarang dua teman mereka juga menyusul.

Hal itu membuat mereka ketakutan, takut akan jadi korban selanjutnya.

Selama proses pemakaman, wajah mereka terlihat tak bersemangat. Beberapa dari mereka menangis, sedangkan sisanya nampak sudah lelah seolah kehabisan air mata.

Dan salah satunya merasa senang atas apa yang terjadi, namun menciptakan topeng wajah untuk bersembunyi, hingga tak ada yang tahu jika dirinya adalah pelaku dibalik semua ini.

"Ayo pulang," kata Junkyu ketika semua orang mulai meninggalkan area pemakaman hingga menyisakan mereka bersembilan.

Tak ada yang mau bergerak, menandakan tak ada yang mau meninggalkan Yoshi sendirian.

Hyunsuk menghela napas, merasa memikul banyak beban. Semua teman yang tinggal di rumah adalah tanggungjawabnya, karna ia yang mengajak mereka untuk tinggal di sana. Dan kematian beberapa dari mereka membuat Hyunsuk merasa gagal dalam menjaga adik-adiknya, ia juga merasa bersalah pada keluarga teman yang ditinggalkan.

Hyunsuk takut dirinya tak lagi dipercaya oleh orangtua teman-temannya yang masih tersisa.

"HARUTO!"

Hyunsuk tersentak kala mendengar teriakan di belakang. Ketika berbalik, matanya melihat Haruto sedang ditarik mundur oleh Junkyu dan Jeongwoo, sedangkan Asahi dan Junghwan sedang membantu Mashiho untuk berdiri.

Apalagi yang terjadi pada dua pemuda itu?

"Lo yang udah bunuh Bang Yoshi, kan?!" pekik Haruto emosi.

"Lo kenapa nuduh gue terus, hah?!" Mashiho tak kalah emosi karna kembali dituduh. "Gue udah bilang, gue nggak ngebunuh Bang Yoshi!"

"Terus huruf M yang tertulis di kertas itu inisial nama siapa kalo bukan lo?"

Kertas yang Haruto maksud adalah kertas yang mereka temukan di genggaman tangan Yoshi pada saat mayatnya ditemukan, kertas yang sepertinya diselipkan seseorang di sana.

Di kertas kecil itu, tertulis huruf M dengan angka tiga berukuran kecil di atasnya seperti perpangkatan dalam ilmu matematika. Kertas itu tak diberi pada polisi, mereka ingin mencaritahu sendiri. Mereka yakin, kertas itu adalah sebuah clue dari si pelaku.

"Cuma karna inisial nama gue tertulis di kertas itu, lo jadi nuduh gue pelakunya?"

"Iya," jawab Haruto tanpa pikir panjang. "Udah jelas banget, kan? Siapa di sini yang inisial namanya M selain lo?"

"Kalo gue pelakunya, nggak mungkin gue ngasih clue sejelas itu, bunuh diri namanya. Mikir dong, bego."

Pembelaan diri dari Mashiho menepis kecurigaan semua orang, karna ucapannya benar. Jika Mashiho pelakunya, ia tak mungkin memberi clue yang langsung mengarah pada dirinya sendiri, itu sama saja bunuh diri dan cari mati.

"Justru karna gue nggak bego, gue nggak bakal ketipu sama omongan lo." Haruto kembali bersuara. "Lo sengaja ngasih clue yang jelas mengarah ke lo, biar semua orang mikir kalo lo bukan pelakunya, karna nggak mungkin maling ngaku gitu aja. Padahal sebenernya, ini akal-akalan lo buat melindungi diri, kan?"

Haruto sukses menyangkal pembelaan dari Mashiho, membuat rasa curiga kembali timbul dalam pikiran orang-orang yang ada di sana.

"Lo jangan sembarangan ngomong!" emosi Mashiho kian tersulut. "Gue nggak ngelakuin apa-apa!"

Help | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang