0.9

6.6K 1.7K 528
                                    

"Gue mau tidur deh, ngantuk."

Jeongwoo melirik jam dinding, kemudian menatap Haruto yang mulai bangkit dari duduknya.

"Baru jam setengah sebelas, tumben udah ngantuk," kata Jeongwoo heran, Haruto jarang sekali mengantuk di bawah jam dua belas malam.

Sebenarnya tidak hanya Haruto, mereka semua memang para remaja yang suka tidur di atas jam dua belas malam hanya untuk sekadar bermain atau menonton.

"Gue bangun pagi, jadi ngantuk."

Jeongwoo mengernyit. "Emang bangun jam berapa?"

"Nggak tau, pagi banget pokoknya."

"Kenapa bangun pagi? Udah tau nggak sekolah, rajin bener."

"Mana gue tau, kebangun sendiri, terus nggak bisa tidur lagi."

"Oh." Jeongwoo mengangguk-angguk.

"Udah, ah. Gue mau ke kamar dulu."

Tanpa menunggu jawaban Jeongwoo, Haruto bergegas menuju ke kamar untuk tidur.

Jeongwoo kembali menatap layar televisi, melanjutkan kegiatan menonton yang sempat terhenti. Namun fokusnya tak tertuju ke sana lagi, melainkan pada semua hal aneh yang terjadi sepanjang hari ini.

Mulai dari pesan teror, kejadian di minimarket, suara misterius di mobil Hyunsuk, Doyoung kecelakaan, fakta mengenai rumahnya yang banyak penghuni, adanya bahaya yang mengancam mereka, Junkyu yang berjalan sendiri ke kamar Jaehyuk, hingga Jihoon yang melihat Jaehyuk.

Semua yang terjadi terlalu banyak untuk satu hari, membuat Jeongwoo lelah dan kebingungan sendiri.

Belum genap satu hari, hal aneh yang terjadi sudah sebanyak ini. Bagaimana besok? Teror apalagi yang akan mereka dapatkan?

"Pusing," keluh Jeongwoo, nampak benar-benar lelah.

"Pusing kenapa?"

Jeongwoo seketika menoleh ke sumber suara, mendapati sosok yang termuda sedang berjalan mendekat.

So Junghwan.

"Gue lagi pusing mikirin Bang Jaehyuk sama teror itu." Jeongwoo berterus terang.

Junghwan duduk di samping yang lebih tua. "Buat apa lo pikirin itu?"

"Masa lo nggak kepikiran tentang siapa pelaku pembunuhan Bang Jaehyuk dan pelaku teror hari ini?"

"Gue nggak mikirin itu."

Jeongwoo melotot kaget, sedangkan Junghwan hanya fokus menatap layar televisi.

"Kok bisa lo nggak mikirin itu?"

"Itu kan bukan urusan gue, jadi buat apa gue pikirin? Yang ada pusing," jawab Junghwan santai, membuat Jeongwoo menatapnya tak percaya.

"Lo sadar nggak sih pas ngomong gitu? Bisa-bisanya lo bersikap cuek sama kasus kematian Bang Jaehyuk dan teror itu." Jeongwoo memandang Junghwan kesal karna bersikap tak peduli atas apa yang terjadi. "Teror itu bisa ngebahayain kita semua, termasuk lo, Junghwan."

"Terus gue harus gimana?"

"Bantu cari pelakunya."

Junghwan menghela napas, lalu menoleh ke arah Jeongwoo dan menatapnya dengan tatapan yang tak dapat dimengerti.

Tatapan Junghwan terlihat berbeda, membuat Jeongwoo diselimuti hawa aneh yang mencekam dan terkesan seram.

"Nggak usah cari tau hal yang nggak perlu lo tau."

Junghwan bangkit berdiri, lalu melangkah menuju ke dapur tanpa mengatakan apapun lagi.

"Junghwan!"

Junghwan tak memberi respon dan tetap pergi, membuat Jeongwoo kesal dan bergegas berdiri untuk menyusul yang lebih muda, ingin menegurnya karna telah bersikap sedikit kurang ajar.

Help | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang