1.7

5.8K 1.6K 544
                                    

"Lo sengaja ngerusak rem mobil lo buat bunuh Bang Asahi sama Bang Doyoung, kan?!"

Jihoon meringis kala punggungnya bertabrakan dengan pintu mobil Hyunsuk, sedangkan kerah bajunya ditarik oleh Haruto yang tiba-tiba menyerang tanpa permisi.

"Apa-apaan sih lo?!" Jihoon berusaha melepas tangan yang meremat kerah bajunya. "Lepasin, nggak?!"

"Ngaku dulu. Lo sengaja, kan?!" pekik Haruto marah, tak peduli dengan Junkyu dan Jeongwoo yang berusaha untuk menariknya mundur. "Lo pelaku—"

Bugh!

Pegangan Haruto pada kerah baju Jihoon terlepas, tubuh jangkung itu terhuyung ke belakang kala sebuah tinju melayang tepat di pipi kiri. Junghwan yang melihat itu bergegas mendekat sebelum Haruto jatuh ke atas aspal.

"Kalo lo pikir bisa nuduh gue kayak lo nuduh Mashiho, mending ngimpi. Gue nggak akan segan-segan ngabisin lo," tukas Jihoon tajam. "Masih bocah nggak usah sok jago, lo ngerusuh doang, tau nggak?"

"Oh, lo mau ngabisin gue? Jangan-jangan bener lagi kalo lo pelakunya?" Haruto menyeringai sambil meringis pelan, menahan sakit yang bersarang di pipi dan mulai memunculkan ruam keunguan. "Rem blong itu emang kerjaan lo, kan?"

"Lo mikir dong, bego. Masa gue ngerusak rem mobil sendiri? Sama aja bunuh diri," kata Jihoon kesal, merasa Haruto telah menuduhnya dengan alasan bodoh.

"Kan lo ngerusak rem buat celakain Bang Asahi sama Bang Doyoung yang mau pergi pake mobil lo, makanya lo nggak mau ngisi bensin sendiri."

"Gue nggak mau pergi karna males, bukan karna mau celakain Asahi sama Doyoung," tepis Jihoon penuh penekanan. "Lagian awalnya gue minta tolong sama Mashiho, tapi dia nyuruh Asahi sama Doyoung. Jadi gue sama sekali nggak berniat bunuh mereka."

"Halah, ngga—"

"Kalian berdua bisa diem nggak sih?!"

Haruto terdiam kala suara seseorang menginterupsi, membuat semua orang menoleh ke arah sosok yang sedang duduk di atas trotoar dengan sebotol air putih di tangan kiri.


























































"Gue sama Doyoung baru aja selamat dari kematian, harusnya kalian nenangin, bukan ribut nggak jelas."


































Perkataan Asahi berhasil membuat Jihoon dan Haruto diam, namun mata keduanya saling melirik tajam seolah ingin menghantam.

"Gue bersyukur banget lo yang bawa mobil, kalo gue di posisi lo, mungkin gue sama Doyoung udah mati karna gue nggak bisa mikir jernih pas lagi panik." Hyunsuk merasa takjub dengan Asahi yang berhasil menyelamatkan dua nyawa, yaitu nyawa Doyoung dan dirinya sendiri.

Asahi dan Doyoung selamat karna Asahi berhasil mengarahkan mobil menuju jalan menanjak yang rusak dan dipenuhi bebatuan sehingga memperlambat laju. Lalu bensin mobil juga habis, seolah takdir masih ingin mereka hidup dan tak berakhir tragis.

Berkat kemampuan Asahi dalam mengatur rasa panik dan tetap berpikir jernih, dua nyawa berhasil terselamatkan.

"Bang," panggil Doyoung, membuat Asahi yang duduk di sampingnya menoleh. "Makasih, ya."

Asahi menggeleng pelan. "Nggak perlu bilang makasih, udah kewajiban gue buat ngejagain lo sebagai temen sekaligus abang, dan kewajiban gue juga buat ngejaga diri sendiri."

Doyoung tersenyum tipis mendengar itu, merasa hatinya menghangat karna ternyata Asahi begitu peduli.

Di sisi lain, ada seseorang yang menatap Asahi dengan wajah datar, namun dalam hati mengutuk lelaki itu karna berhasil selamat dari ajal yang ia ciptakan.

Help | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang