Saat ini, Jaemin sedang berada di rumah Jaehyun untuk membahas rencana menangkap si pelaku bersama Jeno dan Renjun. Sedangkan sang tuan rumah tak ada, masih sibuk bekerja di rumah sakit. Maklum saja, Jaehyun adalah salah satu dokter hebat hingga memiliki jadwal yang amat padat. Pasiennya banyak.
"Jadi, nanti sore kita mulai jalan ke sana?" tanya Jeno usai Jaemin menjelaskan semua rencana yang akan mereka lakukan.
"Iya, Bang Jaehyun bilang udah bisa, proses pemulihannya berjalan baik."
"Harusnya kita nggak usah ngajak dia." Renjun menuangkan pendapat. "Nanti kalo mati gimana?"
"Ini masalah yang melibatkan dia, jadi dia harus ikut."
"Lagian dia pasti mau ikut," sahut Jeno yang mendapat anggukan setuju dari Jaemin.
Renjun mendengus pelan. "Nggak mau ngajak yang lain? Biar lebih aman. Yang mau kita tangkep nanti bukan orang biasa, jadi lebih baik kalo kita bawa pasukan."
Jaemin menggeleng. "Ribet, lagian temen kita yang lain pada sibuk, gue nggak mau ngerepotin."
"Tapi kan biar aman, Jae. Gue yakin yang lain pasti mau bantu."
"Nggak usah, kita aja. Kalo lo takut, nggak usah ikut."
"Nggak gitu, anjir."
"Makin banyak yang ke sana, kemungkinan makin banyak yang bakal celaka. Jangan memperbesar resiko yang bisa bikin bahaya."
Renjun berdecak, tak tahu harus membalas Jeno dengan kalimat apa karna ucapannya benar.
"Ya udah, terserah," kata Renjun pada akhirnya. "Tapi kayaknya, kita harus bawa polisi."
"Polisi nggak sekuat kita dalam hal mistis kayak gini, Jun. Kalo mereka kerasukan hantu suruhan pelaku, bisa jadi musuh," jelas Jeno, menolak saran Renjun. "Jangan memperbesar resiko kita buat mati."
Renjun akhirnya pasrah, tak lagi mengusulkan ide apapun karna merasa akan tetap dibantah.
"Jadi kita berempat aja, ya?"
Jeno dan Renjun mengangguk secara bersamaan, mengiyakan perkataan Jaemin.
"Jangan lupa minta ramuan dan obat-obatan sama Bang Jaehyun buat persiapan, gue nggak mau mati di sana," ujar Renjun, mengingatkan.
"Iya," balas Jaemin. "Optimis aja, kita pasti berhasil selamatin mereka semua."
••••
Tiga hari berlalu begitu lambat sejak Haruto tiada, dan hidup Jeongwoo semakin tak terarah. Ia tak pergi sekolah, kurang asupan makan dan minum, hingga tak keluar rumah.
Jeongwoo telah berada di rumahnya sendiri, begitu juga dengan yang lain. Hyunsuk akhirnya mengambil keputusan untuk menyuruh semuanya pulang, karna rumah itu memang benar-benar sudah tak aman setelah Haruto dibunuh dalam kamarnya sendiri.
Mereka yang tersisa dimintai keterangan oleh pihak polisi, namun tak ada satupun yang dicurigai karna tak ada bukti yang merujuk pada salah satu di antara mereka. Pelaku itu berhasil lolos untuk yang kesekian kali.
Di rumah besar itu, Jeongwoo dibalut sepi karna kedua orangtuanya sibuk dengan dunia mereka sendiri, dan ia tak peduli. Memang lebih baik jika pasangan suami istri itu tak ada, daripada bertemu hanya untuk beradu. Jeongwoo muak melihat mereka saling menuduh dan mengeluarkan kalimat buruk untuk satu sama lain, padahal kedua orang itu sama buruknya, tak ada yang lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help | Treasure ✓
Fanfiction"Tolong, temuin orang yang udah ngebunuh gue." -- Jaehyuk ditemukan tewas. Namun di hari pemakaman, Jeongwoo melihat sosoknya di bawah pohon rindang; sedang menyaksikan proses pemakamannya sendiri. Mengetahui hanya Jeongwoo yang dapat melihat sosokn...