Jeongwoo melangkah keluar dari kamar sambil sesekali menguap, masih mengantuk tapi tak bisa kembali terlelap. Ia menuruni tangga sambil merapikan rambut yang berantakan dan mendapati Yoshi, Doyoung, serta Junghwan sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Baru bangun lo?" tanya Doyoung ketika melihat Jeongwoo muncul dengan wajah khas bangun tidur. "Yang bener jalannya, entar jatuh."
"Iya," jawab Jeongwoo pada pertanyaan Doyoung yang pertama, sedangkan kalimat seterusnya ia abaikan.
"Masih ngantuk, Bang?" tanya Junghwan kala Jeongwoo mengambil posisi duduk di sampingnya, wajah yang lebih tua terlihat masih mengantuk. "Tidur aja lagi, baru jam delapan."
"Nggak bisa tidur lagi." Jeongwoo menjawab dengan jujur, lalu menoleh ke sekeliling, mengamati kondisi rumah yang tak seramai biasanya. "Yang lain mana?"
"Jihoon sama Mashiho lagi masak buat sarapan, Asahi masih di kamar karna nggak mau keluar, Bang Hyunsuk lagi ngopi di balkon atas, yang lain nggak tau ke mana," jawab Yoshi sesuai apa yang ia tahu. "Terus tadi Junkyu udah turun deh, cuma nggak tau ke—"
"BANG HYUNSUK!"
Suara teriakan itu tiba-tiba terdengar, membuat empat orang yang ada di ruang tamu terkejut.
"Itu suara Bang Junkyu, kan?" tanya Doyoung, hendak memastikan kebenaran tentang dugaannya.
Junghwan mengangguk. "Iya."
"SEMUANYA CEPETAN KE SINI!" Junkyu kembali berteriak, kali ini meminta semua untuk pergi menuju ke tempatnya berada.
Tanpa banyak basa-basi, Yoshi bergegas berdiri dan berjalan menuju ke tempat suara Junkyu berasal, diikuti oleh yang lainnya. Hyunsuk, Yedam, dan Haruto nampak menuruni tangga dengan tergesa; Jihoon dan Mashiho keluar dari dapur; dan Asahi keluar dari dalam kamar.
Sepuluh lelaki itu berjalan menuju ke tempat Junkyu berada dengan panik, dan langkah mereka terhenti di depan kamar Jaehyuk yang pintunya terbuka lebar.
Di dalam kamar yang pemiliknya telah tiada itu, ada Junkyu.
"Ngapain lo di kamar Jaehyuk?" tanya Jihoon, penasaran kenapa Junkyu bisa ada di sana.
"Coba lihat itu." Junkyu menunjuk sesuatu, mengabaikan pertanyaan Jihoon begitu saja.
Semua mata mengikuti arah pandang Junkyu yang tertuju pada sebuah laptop dalam keadaan menyala di atas meja belajar.
"Itu laptop Jaehyuk, kan? Kenapa lo nyalain, Bang?" tanya Asahi.
"Gue nggak nyalain, Sa." Junkyu membantah dengan cepat. "Pas gue masuk udah nyala sendiri, dan pas gue mau matiin, ada email yang masuk."
"Terus kenapa?" tanya Jeongwoo bingung. "Bisa aja itu email masuk dari temen Bang Jaehyuk."
"Gue baca dikit bagian atasnya, isinya serem. Gue sampe takut dan close pesannya." Junkyu nampak ketakutan. "Dia kayak kasih kita peringatan."
"Lo kayaknya ngigo deh. Kalo baru bangun tuh ngumpulin nyawa dulu, jangan langsung ke mana-mana, Bang." Mashiho mengingatkan.
"Gue serius!" tegas Junkyu, terlihat tak berbohong dengan perkataannya. "Coba cek sendiri kalo nggak percaya."
Asahi mendengus pelan. "Biar gue cek."
Asahi lantas mendekati laptop Jaehyuk, memeriksa kotak email dan membuka pesan terbaru yang masuk.
mata Asahi membaca deretan kata yang tertulis di sana, dari awal hingga akhir dengan perubahan ekspresi yang begitu kentara. Lalu ketika telah selesai membaca, tubuhnya melangkah mundur ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help | Treasure ✓
Fanfiction"Tolong, temuin orang yang udah ngebunuh gue." -- Jaehyuk ditemukan tewas. Namun di hari pemakaman, Jeongwoo melihat sosoknya di bawah pohon rindang; sedang menyaksikan proses pemakamannya sendiri. Mengetahui hanya Jeongwoo yang dapat melihat sosokn...