"Jeno."
Jeno menoleh, memandang Renjun yang berjalan di sampingnya sambil menenteng sebuah kantong plastik berisi makanan cepat saji yang baru saja mereka beli untuk makan siang.
"Pas kemarin gue nggak sengaja nyalain data di hp Jaemin dan ngebuka chat Jeongwoo yang masuk, harusnya lo bilang ke dia kalo hp Jaemin dibuka keluarganya, bukan langsung matiin hpnya gitu aja."
Alis Jeno bertaut. "Kenapa gue harus bilang gitu?"
"Biar dia nggak bingung."
"Biarin aja dia bingung."
"Kasian, bego."
"Nggak papa, biar otaknya dipake mikir."
"Emang selama ini dia nggak pernah mikir?"
"Dari mukanya sih gitu."
Renjun mendengus. "Gimana kalo nanti dia jadi mikir kalo Jaemin masih hidup?"
"Nggak papa, biar dia nggak terlalu kaget nanti," balas Jeno santai, tak terlalu ambil pusing.
Jeno dan Renjun lantas memutar arah, memasuki sebuah gedung rumah sakit yang suasananya ramai. Dua pasang tungkai itu melangkah menuju salah satu ruang rawat.
Namun di tengah perjalanan, Jeno dan Renjun mendapati sosok yang mereka kenal keluar dari sebuah ruangan yang tak mereka ketahui. Sepertinya, itu ruang rawat salah satu pasiennya.
"Bang Jaehyun!"
Jaehyun menoleh dengan cepat, memandang Jeno dan Renjun yang sedang berjalan mendekat.
"Beli makan doang lama banget," protes Jaehyun kala kedua pemuda itu telah berdiri di hadapannya.
"Macet," jawab Jeno seadanya.
"Ya udah, ayo ke kantin, kita makan di sana."
Renjun mengernyit. "Kenapa nggak di ruang rawat dia aja, Bang?"
"Mereka lagi ngobrol."
"Serius?" Jeno hendak memastikan, dan Jaehyun mengangguk sebagai jawaban. "Emang dia udah bisa diajak ngobrol tentang itu?"
"Mungkin belum, tapi kalo kelamaan, keadaan bisa makin bahaya," jelas Jaehyun. "Tenang aja, dia orangnya kuat kok."
"Ya udah, ayo ke kantin. Gue laper."
Jaehyun dan Jeno mengangguk, lalu ketiganya melangkah menuju ke kantin rumah sakit untuk menikmati makan siang. Namun baru beberapa langkah, mereka berhenti kala melihat sosok lelaki berjalan mendekat dengan langkah tergesa.
"Lo kenapa?" tanya Jeno, sedikit khawatir ketika melihat wajah lelaki itu nampak panik.
"Gue udah tau."
Renjun nampak bingung. "Tau apa?"
"Gue tau siapa pelakunya."
Manik Jaehyun, Jeno, dan Renjun seketika melebar, juga mulai dikerumuni rasa penasaran. Namun sebelum salah satu di antara mereka sempat bertanya, lelaki itu sudah lebih dulu bersuara.
"Kita harus cepet pulang buat nangkep pelakunya, sebelum ada yang celaka lagi."
"Kenapa nggak langsung ngasih tau ke mereka siapa pelakunya?" tanya Jeno bingung. "Biar mereka bisa selamatin diri."
"Bahaya, karna pelaku atau hantu suruhannya bisa denger informasi dari gue dan langsung bunuh mereka semua. Gue juga takut mereka langsung panik dan akhirnya malah bikin pelaku sadar kalau kedoknya ketauan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Help | Treasure ✓
Fanfiction"Tolong, temuin orang yang udah ngebunuh gue." -- Jaehyuk ditemukan tewas. Namun di hari pemakaman, Jeongwoo melihat sosoknya di bawah pohon rindang; sedang menyaksikan proses pemakamannya sendiri. Mengetahui hanya Jeongwoo yang dapat melihat sosokn...