1.0

6.3K 1.6K 544
                                    

Yedam jatuh dari atas gedung fakultas kedokteran dengan ketinggian enam lantai, membuat beberapa tulangnya patah, kepalanya pecah, dan kehilangan banyak darah.

Yedam meninggal di tempat, suatu fakta yang berhasil membuat luka teman-temannya kian pekat.

Luka atas kematian Jaehyuk masih belum sembuh, dan kematian Yedam berhasil memberi luka baru.

Siapa yang menyangka jika Yedam akan menyusul Jaehyuk secepat ini?

"Makanan udah siap!" teriak Jihoon, memanggil teman-temannya untuk makan.

Semua orang mulai datang ke dapur, menghampiri Jihoon, Yoshi, dan Mashiho yang sejak tadi memasak untuk makan malam. Di sana juga telah ada Junkyu yang sejak tadi menemani teman-temannya memasak.

Biasanya, semua orang akan datang ke dapur dengan perasaan senang karna makanan telah dihidangkan. Tapi sekarang tidak, mereka masih berduka usai pulang dari pemakaman Yedam tadi sore.

"Makan semua, jangan sampe ada yang sakit," pinta Hyunsuk yang langsung membuat semua bergerak mengambil nasi dan lauk yang telah dihidangkan.

Sebenarnya tak ada yang ingin makan, tapi mengingat mereka semua hanya makan roti tadi pagi, Hyunsuk dan Jihoon selaku dua orang tertua memaksa semuanya untuk makan agar tak sakit.

"Ini nggak ada yang mau sop?" tanya Doyoung ketika melihat sop wortel yang ada di atas meja hanya diambil oleh Junghwan.

"Gue mau," kata Hyunsuk, membuat Doyoung menggeser mangkuk sop agar dapat dijangkau yang tertua.

"Gue mau dikit dong," sahut Yoshi, merasa tergiur melihat sop wortel yang sudah cukup lama tak ia makan.

Setelah itu tak ada yang bersuara, semuanya mulai sibuk menyantap makanan masing-masing sehingga di dapur hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang bertabrakan dengan piring.

Biasanya mereka selalu berbicara saat makan, seperti anak remaja pada umumnya apabila berkumpul bersama teman. Tapi sekarang lain, suasana hati mereka sedang buruk.

"Yedam dibunuh, ya?" Junkyu tiba-tiba bersuara, membuat semua atensi langsung tertuju padanya.

Hening selama beberapa saat, semua saling melirik satu sama lain, menunggu ada yang menjawab.

"Yedam jatuh, jadi dugaan dari polisi, dia bunuh diri," jawab Jihoon pada akhirnya.

"Gimana kalo didorong?" terka Mashiho yang disetujui semua orang dalam hati.

"Gue nggak mau nethink, tapi kayaknya iya." Yoshi menyuarakan isi pikiran yang sama. "Yedam nggak mungkin bunuh diri."

"Ada cctv nggak sih?" celetuk Jeongwoo. "Masa fakultas segede itu nggak ada cctv yang nyorot Bang Yedam pas kejadian?"

"Ada cctv yang nyorot Yedam pas naik tangga ke lantai enam, tapi nggak ada yang nyorot pas Yedam jatuh." Hyunsuk memberi informasi.

"Kenapa?" tanya Junghwan.

"semua cctv di sekitar kejadian, gelap, kayak ditutup sesuatu."

"Ditutup apa?"

"Nggak tau, cuma gelap pas mendekati kejadian. Setelah Yedam jatuh, cctvnya udah normal lagi."

Suasana berubah hening, semua mulai sibuk dengan pemikiran masing-masing.

"Itu pasti ulah pelakunya, kan?" Junkyu buka suara.

Semua mengangguk setuju, termasuk si pelaku.

"Nggak ada cctv lain yang ngelihat pelaku nutup kamera cctv di sekitar TKP?" tanya Mashiho.

Help | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang