3.4

6.6K 1.3K 139
                                    

Dulu, Jeno nyaris membenci Jihoon karna meminta bantuan dengan memberi ancaman akan memasukannya dalam penjara, atas kesalahan yang tak pernah ingin ia lakukan. Namun sekarang, Jeno paham kenapa Jihoon melakukan itu.

Jihoon sudah terlalu banyak terluka, orang-orang memandangnya jahat tanpa peduli apa yang telah terjadi hingga membuatnya tak punya kasih. Semua orang memandang Jihoon sebagai pembunuh, tanpa tahu jika jiwa lelaki itu sudah lebih dulu terbunuh.

Semua orang harus tahu, jika Jihoon tak sejahat itu. Dan semua orang harus tahu, jika yang bersalah atas semua ini bukan hanya Jihoon, tapi dirinya juga. Jadi Jeno memutuskan untuk mengaku, menceritakan semua sesuai fakta yang tak semua orang tahu.

"Gue tau semua temen-temen Jihoon, karna dia yang ngenalin sendiri ke gue. Jadi pas Jaehyuk diselamatin sama Jaemin, gue nggak tau harus ngelakuin apa. Gue nggak berani ngasih tau Jihoon, karna takut Jaemin dibunuh sama dia," jelas Jeno, menceritakan tentang apa yang terjadi padanya saat rencana Jihoon dimulai. "Akhirnya gue milih ngebantu Jaemin biar nggak dicurigai. karna gue pikir, Jihoon bakal tetap berhasil balas dendam walau Jaehyuk masih hidup. Yang penting, Jeongwoo mati."

Cerita kembali berlanjut, dan semua yang ada di sana dibuat terkejut. Tak menyangka jika Jihoon dan Jeno bisa melakukan rencana yang melanggar etika sebagai manusia.

"Waktu Jihoon tau kalo Jaemin berusaha nolong Jeongwoo, dia langsung nyuruh gue buat bunuh Jaemin dengan nitipin anak buahnya sama gue buat bikin Jaemin kecelakaan." Jeno menunduk, tak berani melihat reaksi Jaemin usai pengakuannya barusan. "Tapi gue cuma suruh hantu itu buat nampakkin diri di depan Jaemin, terus bilang kalo Jihoon udah ngincer dia. Gue ajak Jaemin pergi ke luar kota dan ngasih saran buat bikin kabar kematian palsu ke Jeongwoo, supaya Jihoon puas. Gue nggak mau Jaemin beneran mati."

Jeno benar-benar menumpahkan semua, hingga alasan kenapa ia tak datang ke pemakaman Jeongwoo waktu itu, karna ia sedang sibuk mengurus pemakaman Jihoon pada hari yang sama. Jeno tahu pengakuan ini akan membuatnya dibenci, tapi ia sudah siap menanggung segala resiko atas perbuatannya sendiri. Yang penting, ia merasa lega karna telah membongkar fakta.

"Gue ... nggak tau harus ngomong apa, Jen." Jaemin menjadi orang pertama yang membuka suara usai Jeno bercerita. "Gue nggak nyangka."

Hal yang Jaemin takutkan menjadi nyata, yaitu dikecewakan oleh orang yang ia percaya. Jaemin tak pernah berpikir jika Jeno akan terlibat dalam dua masalah besar yang pernah ia hadapi selama dua puluh tahun lebih hidup di bumi.

"Gue kecewa sama lo, Jeno."

Kalimat itu menampar Jeno secara tak langsung, membuat hatinya bagai diserang ribuan tombak meski ia memang pantas mendengar itu. Jaemin dan yang lainnya, sudah pasti kecewa.

"Maaf." Jeno masih tak berani mendongak dan melihat semua orang di hadapannya. "Gue bener-bener minta maaf."

"Maaf lo nggak bisa balikin semuanya kayak semula," balas Jaemin, suaranya terdengar serak karna menahan sesak.

"Iya, tapi gue bakal tanggung jawab."

Dahi Mark berkerut. "Maksudnya?"

"Gue bakal serahin diri ke polisi hari ini juga," ujar Jeno, memberitahu opsi yang sudah ia pikirkan sejak semalam. "Tapi sebelum itu, gue mau ke makam Jihoon dulu."

••••

Jeno memutuskan untuk menyerahkan diri pada polisi, dan tak ada satupun yang mencoba untuk menghalangi. Mereka semua tahu, Jeno bersalah dan ia memang harus menerima hukuman untuk itu.

Mereka menemani Jeno untuk datang ke makam Jihoon, meski kecewa, tak ada salahnya menemani Jeno untuk mewujudkan keinginan terakhir sebelum masuk ke penjara dalam waktu yang lama.

Help | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang