Prolog

299 120 94
                                    

"Ikutlah denganku."

_______________

Suara yang tak asing kembali terdengar. Bunyi bel yang silih berganti, seperti ditekan berkali-kali, dengan kecepatan yang tak tertandingi.

Tiga wanita di ruang tengah serentak menatap ke arah yang sama—pintu. Seseorang yang tidak diinginkan mungkin saja sudah berdiri di balik sana.

Gagang pintu berderik, menandakan ia akan segera masuk. Seakan sudah ada persiapan, mereka tidak lagi takut untuk menghadapinya. Wanita dengan kaus putih berlengan pendek meraih balok kayu yang selalu ada di bawah sofa.

Sedangkan, dua wanita lainnya berjalan ke arah tangga dan bersembunyi di sana.

Mega menyelinap di antara televisi dan lemari, dengan kayu yang  ia genggam. Wanita itu melihat keluar, pencahayaan yang kurang membuat ia tidak leluasa melihat siapa yang membuka pintu rumahnya.

Satu detik, dua detik, dan pada detik kelima, pintu kembali tertutup. Derap langkah mulai terdengar. Sekilas Mega melihat bayangan yang datang berkunjung kerumahnya. Ia tidak tahu  ada berapa tamu yang datang malam ini, tapi sudah pasti itu lebih dari satu.

Seperti biasa, mereka mengacaukan rumah yang sudah ditata sempurna, mereka seakan benci melihat kerapian.

Mega menahan sakit di kepalanya. Tanpa ia sadari, kayu yang ia pegang jatuh ke lantai, sehingga suara itu terdengar jelas ke seluruh ruangan.

Suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Saat Mega menyiapkan sebuah perlawanan, tapi saat itu pula  cengkaman kuat terasa di bahu dan menyeretnya keluar. Tidak ada pilihan, ia langsung melayangkan satu pukulan pada makhluk yang menariknya.

Namun, keberuntungan tidak berpihak. Tenaganya malam ini terlalu lemah, hanya dengan satu pukulan, Mega langsung tersungkur ke lantai.

Ia terengah menahan sakit. Bagaimana tidak, pukulan itu tepat di kepalanya. Saat ia mencoba bangkit, tubuhnya langsung diinjak kuat oleh seseorang.

Mega merasakan cairan tumpah di punggungnya, cairan yang berbau cukup amis, yang perlahan menyentuh kulit punggungnya. Mega memberontak sekuat tenaga, tapi ia malah disambut dengan suara tawa yang nyaring menghampiri telinganya.

"Gak usah capek-capek, lo bisa ikut sama gue. Percaya deh, lo gak bakal menderita lagi."

Bisikan itu tepat ditelinga Mega, membuat ia menatap tajam pada wanita yang ada di dekatnya. Jika tenaganya ada, ia akan melenyapkan wanita itu malam ini juga.




___WM___



Terima kasih untuk yang singgah
Jika nyaman menetaplah
Jangan lupa ninggalin jejak
Agar kehadiran kalian, dapat terlihat :)

WITH ME?  || Ryujin  ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang