“Dalam hidup, keanehan itu pasti akan terjadi.”
____
Entah sudah berapa anak tangga yang dilewati, tapi ia belum bertemu dengan ruangan yang akan ditujunya. Beberapa waktu yang lalu mereka baru saja berkenalan, lebih tepatnya dikenalkan. Tidak ada interaksi lebih, tapi Yudi langsung meminta Gilang untuk pergi bersamanya.Mungkin saja karena hanya mereka laki-laki yang ada di sana, jadi tidak perlu dipikirkan. Menuruni bangunan lima lantai, dan masih ada ruangan bawah tanahnya. Dan Yudi membawanya ke sana.
Tidak ada percakapan, hingga mereka sampai di tempat tujuan. Yudi menyuruh Gilang mengambil makanan yang mungkin disukai oleh Felly dan Mega. Fasilitas di tempat ini sangat lengkap, bahkan ada meja untuk tempat makan. Bentuk bangunan yang sempurna.
Namun, Gilang merasakan gerak Yudi yang sedikit berbeda. Ia terus menatap setiap langkahnya, hingga laki-laki itu bersuara sambil mendekati Gilang.
“Lo kenal Audi?” tanya Yudi, yang langsung dibalas gelengan.
“Tapi, sedikit banyak gue tau tentang dia dari Mega dan Felly.” Masih jawaban santai yang terdengar.
Tatapan Yudi membuatnya tidak nyaman, dan menatap balik laki-laki.
“Ada yang mau lo omongin?”
Yudi mengusap rambutnya yang sedikit panjang. “Sebenarnya kehadiran lo gak dibutuhkan,” ujarnya santai, membuat Gilang mengerutkan keningnya.
“Maksud lo?”
Senyum terukir dari bibir tebalnya. “Lo seharusnya gak ada di tempat ini. Seharusnya cuma mereka berdua.”
“Anggap saja gue hadir buat jagain mereka,” balas Gilang.
Suara tawa menggelegar di ruangan yang cukup luas itu. Lalu berganti dengan tatapan mengintimidasi yang tertuju pada Gilang.
Maksud Yudi ternyata tidak sepenuhnya baik, ada sesuatu yang ia inginkan dari Mega dan Felly.
Gilang menarik kerah baju Yudi dengan kedua tangannya. “Jangan-jangan lo berpikir buat nyakitin mereka?”
Tawanya kembali terdengar, namun hanya beberapa detik. Ia kembali memasang wajah datar dan melepaskan tangan Gilang dari bajunya. Lalu dengan kecepatan tangannya Yudi menahan leher Gilang dan membenturkannya pada dinding dengan cukup keras.
Yudi mendekatkan mulutnya pada daun telinga Gilang. “Karena udah terlanjur, sebaiknya tugas lo lindungi mereka. Gak ada yang tau apa yang bakal terjadi nantinya,” bisik Yudi.
Kekuatan Yudi menahan leher Gilang membuatnya tidak bisa apa-apa. Ia meronta, tapi tekanan itu semakin kuat ia rasakan.
“Inget, lo cuma harus ngelindungi mereka. Jangan ada yang tau, kalau mereka tau. Mega target pertama saya. Karena Felly terlalu mudah disingkirkan.”
“Tapi, tenang aja. Gue gak bakal apa-apain mereka kalau semuanya lancar dan mereka pintar mengatasi semuanya.”
Yudi melepaskan tangannya, dan langsung memasukkan makanan yang berserakan di lantai. Gilang menatap tajam, sambil menahan rasa sakit pada pipinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/267226384-288-k398012.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH ME? || Ryujin ✔️
Mystery / ThrillerJuara 2 dalam kompetisi Writing With Shana Publisher 🥈 Ding... Dong... Suara bel yang tak henti berirama, nyatanya rumah ini sama sekali tidak dipasang bel yang nyata. Namun, suara itu seakan nyata sampai ke telinga. Boleh berterima kasih akan ha...