Part 28: Mohon

11 7 0
                                    


"Buat nilai suatu hal, kita harus bandingkan apa yang kita lihat dan apa yang orang lain lihat"
_____





"Mama?"

Yudi terduduk lemah di atas perut papanya, wanita yang sangat ia rindukan itu sekarang hadir kembali.

"Selamatkan Audi dulu, Nak. Jangan biarin dia pergi terlalu jauh lagi."

**

Yudi sadar jika kehadiran mamanya hanyalah sebuah ilusi semata, atau makhluk lain yang tak kasat mata yang biasa ia lihat. Sosok makhluk yang seharusnya tidak lagi berada di bumi ini.

"Ma, nanti kita pergi bareng, ya," pinta Yudi sebelum ia pergi meninggalkan mama dan papanya.

Seperti dugaannya, Mega tidak akan pergi dengan motornya. Yudi berjalan ke tempat mereka memarkirkan motornya tadi. Terlihat di sana, motor Mega terjatuh di tanah, dan laptop yang digunakan Arsa tadi terbelah dua. Layarnya pun pecah.

Untung saja kunci motor masih ada di sana, Yudi membawa pergi motor Mega. Bukan untuk menysusul mereka. Tapi, menyusul Audi, mereka harus bertemu.

**

"Emang lo ada tujuan lain di sini? Sadar gak kalau yang lakuin cuma berada di belakang Mega. Lo gak capek?" tanya Audi dengan jarak yang sangat dekat di antara mereka.

"Keluarga, mimpi, laki-laki yang lo cintai, gua pastiin lo gak punya itu semua. Benar 'kan?" Audi menyeringai, melihat wajah Felly.

"Gak ada gunanya lagi, Fell. Percaya sama gue, deh. Lo bakal capek sama dunia yang semakin gila ini."

Audi terus memastikan Felly untuk pergi bersamanya. Tapi, jika ia memilih pergi sama saja ceritanya di dunia ini berakhir.

Memang benar apa yang dikatakan Audi, ia memang tidak ada tujuan lain di dunia ini, dan hanya berada di samping Mega. Tapi, masih banyak hal yang harus ia nikmati selagi masih ada diberikan kesempatan untuk bertahan.

Penolakan Felly memancing amarah Audi. Ia murka saat itu juga, dan memporak porandakan seisi rumah dengan tangannya sendiri. Memekik sekuat yang ia bisa dan kembali menatap Felly dengan tatapan tajamnya.

"Lo harus ikut sama gue, entah itu lo atau Mega. Kita bakal pergi bersama, dan kita bakal bahagia. Percaya sama gue."

Felly hanya menatap Audi tanpa ada sepatah kata pun yang keluar setelah mengucapakan kata 'tidak' padanya.

"Bukannya kita teman? Bukankah kita harus bersama?"Audi kembali memastikan Felly. "Kalian rumah gue, dan cuma kalian tempat gue berpulang, Fell," sambungnya.

Felly menggelengkan kepala. "Lo salah, bukan kami tempat lo berpulang, tapi keluarga lo."

"Gak! Gue bukan bagian dari mereka lagi!"

Mata Audi jelas terlihat memerah menahan air mata agar tidak jatuh.

"Lepasin aja."

Felly menarik tubuh Audi ke dalam pelukannya, mengusap punggu wanita itu, dan merasakan bahunya bergetar.

"Gak apa-apa nangis aja."

Audi mengeluarkan semua kekesalan pada keluarga, yang didengar baik oleh Felly.

"Setelah lo tau gue, lo gak takut sama gue?" tanya Audi.

Felly menggelengkan kepala, lengkap dengan senyuman di bibirnya.

"Kenapa gue harus takut sama temen sendiri," jawab Felly, bahkan tatapan wanita itu berubah lebih tenang.

"Jadi, lo mau 'kan temenin gue?"

WITH ME?  || Ryujin  ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang