Part 23: Sudah Saatnya

12 6 2
                                    

"Kalau gak sanggup bilang aja, kita bisa pergi bersama."
-Audi-




Sejauh mata memandang, di jalanan penurunan yang lurus, tidak satu mobil yang ada di depan atau di belakang. Hanya mobil yang berisikan empat manusia.

Sesekali tatapan Gilang beradu dengan Audi, wanita itu jelas berbeda. Rasa yang sudah ada sejak awal mereka bertemu. Bukan rasa ketertarikan seperti saat dia melihat Mega, tapi rasa ketertarikan untuk melihat sisinya yang berbeda.

Tatapan wanita itu jelas tidak menyukainya, padahal dia tidak pernah berbuat salah. Bahkan untuk berbicara bisa dibilang hanya beberapa  kata.

Akhirnya setelah masuk wilayah perbatasan, ia mleihat beberapa mobil beriringan dengannya, atau hanya sekedar berpapasan. Itu lebih baik dari pada terus merasakan ada tatapan tajam dari belakang.

"Gue di dalam aja." Gilang tersenyum tipis saat Felly keluar dari mobil.

Ponsel yang sengaja ditinggal di dalam mobil ia nyalakan saat masih dijalan. Terdapat tiga pesan dengan nomor yang berbeda. Darimana mereka tahu nomornya di ponsel itu, sedangkan ponsel yang sering gunakan sudah masuk ke dalam sungai.

Saat hanya dirinya yang ada di dalam mobil, Gilang membuka satu persatu pesan itu, dan salah satunya adalah Regan.

Syukurah kalian selamat, gue mau minta tolong. Jaga Mega dari Audi, dan ini untuk pertama kalinya gue mohon sama orang yang gak gue kenal. Jaga Mega. Apa pun yang terjadi.

Kenapa dengan Audi?

Gilang beralih dengan pesan kedua, hanya sebuah pesan berbentuk dokumen, dan masih dengan nomor yang berbeda. Saat ia membukanya, sebuah dokumen yang memperlihatkan data Audi, dengan sedikit catatan di bawahnya.

Untuk Mega.

Dokumen yang ditujukan pada Mega,tapi kenapa malah dikirim padanya, dan melalui ponsel yang jarang ia gunakan. Gilang melihat isi data itu dan seketika ponselnya jatuh dari genggaman, ia terdiam beberapa saat sambil menatap kosong keluar.

Gilang meraih ponselnya yang jatuh ke lantai, dan membuka satu pesan yang tersisa.

Apapun yang terjadi, ingatkan pada dua wanita itu, jangan pernah rebut apa yang menjadi milik gue!

Tidak peduli siapa yang mengirimkan pesan itu, tapi yang pasti pengirimnya menginginkan Audi. Sebenarnya apa yang terjadi dengannya. Gilang kembali melihat dokumen yang beisikan riwayat hidup Audi. Tangannya kembali gemetar. Gilang langsung mematikan layar ponselnya saat pintu mobil terbuka.

Mega harus tau, batinnya saat itu.

"Meg, masuk bentar dulu. Ada yang mau gue kasih," ucap Gilang saat mobil berhenti di halaman rumahnya.

"Lama?" tanya Audi.

"G-gak," jawab Gilang dengan sedikit gemetar.

"Sebentar aja." Gilang memastikan Mega, dan akhirnya ia mengikuti Gilang ke dalam rumah.

Saat Mega sudah berada di dalam rumahnya yang sedikit berantakan, Gilang kembali keluar memastikan keadaan di luar.

"Apa?" tanya Mega.

Tangan Gilang masih gemetar, ia menahan dengan tangannya yang satu lagi saat memberikan ponselnya pada Mega.

"Satu pesan dari Regan. Dia khawatir sama lo dan minta gue jagain lo," tunjuk Gilang saat memperlihatkan pesan dari Regan dan beralih pada pesan seseorang yang menginginkan Audi.

"Yudi," gumam Mega saat melihat pesan itu. "Gue yakin ini Yudi."

Dan Gilang menekan pesan yang sengaja ia perlihatkan di akhir, data diri Audi. Seketika Mega mendekap mulutnya saat melihat angka yang tertera di sana.

WITH ME?  || Ryujin  ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang