"Tolong, sehari saja. Berikan aku ketenangan."
_____“Argh!” Mega mengacak rambutnya frustrasi.
Layar laptop tiba-tiba mengeluarkan garis hitam lagi, Mega melirik jam yang melingkar di tangannya. Mata yang tadinya meminta untuk dipejamkan, tapi tidak diizinkan oleh keadaan.
Setiap malam ia mengutuk manusia yang mengirimkannya ke rumah gila ini. Rumah yang sudah berpenghuni, tapi tidak oleh manusia biasa.
Masih teringat hari pertama mereka menempati rumah berlantai dua yang didominasi warna hijau. Jauh dari kata menyeramkan seperti rumah tertinggal lainnya, hanya rumah biasa pada umumnya. Tapi, saat malam pertama, Mega dihempaskan dari lantai dua oleh makhluk yang tidak terlihat.
Tahun lalu, Regan menyewakan tempat itu untuk Mega dan Felly. Fasilitas kerja, bisa dikatakan seperti itu. Mereka bekerja dengan Regan, abang Mega sendiri. Tapi, perlakuannya jauh dari kata saudara.
Semenjak kematian papa Mega yang misterius, Regan harus menghadapi dunia yang kejam sendirian dan menghidupi adiknya yang masih kecil. Tidak tahu bagaimana cara mendidik seseorang pada umurnya yang masih harus dididik, hingga akhirnya Mega menjalani hidupnya tidak sama dengan gadis kecil pada umumnya.
Didikan yang mengajarnya untuk tidak peduli pada siapa pun, didikan keras dan lebih pada kekerasan. Tamparan dan tendangan sudah biasa ia dapatkan dari laki-laki bernama Regan, tidak salah jika tubuhnya sekarang kebal dengan apa pun.
Tawaran yang mau tidak mau harus diterima. Jika tidak, ia dan Mega tidak akan bisa bertahan hidup. Tapi, saat itu Regan tidak memiliki seorang teman untuk diajak bekerja sama.
Tidak ada pilihan lain, kecuali menjadikan Mega bawahannya. Dengan alasan setia kawan, Mega ditemani oleh kedua temannya. Hal itu menjadi keuntungan bagi Regan, ia tidak perlu mencari orang lain untuk dipercayai lagi.
Perkerjaan yang tidak biasa, mereka harus bertaruh nyawa. Terkadang yang dilakukannya terlihat baik, tapi lebih banyak pada hal yang keji. Seperti menghakimi nyawa manusia dengan tangan mereka sendiri. Jika ditanya jenis pekerjaan apa, mereka tidak akan bisa menjawabnya.
Tapi, sudah pasti ini perihal uang.
“Persetan!” teriak Mega.Ia sudah terbiasa, tidak ada rasa takut lagi pada tamu yang tak diundang itu. Mega menutup layar laptopnya dan berjalan menuruni tangga. Di dapati Felly sudah tersudutkan, ia menahan lehernya karena dicekik oleh makhluk yang tak terlihat di mata Mega.
“Y-yak...”
Felly berusaha melepaskan tangan gadis yang mencekik lehernya—si penghuni rumah yang selalu mengganggunya. Ia berteriak sekuatnya, tapi suaranya tertahan.
Mega berlari menuruni tangga dan langsung menendang gadis itu, walau tidak terlihat di matanya tapi, Mega bisa merasakan keberadaan mereka. Felly terduduk lemah, saat lehernya merasakan kebebasan.
Felly menatap tajam pada wanita itu, “kita gak gangguin lo!”
Mega mengalihkan tatapannya ke arah sofa, kertas-kertas milik Felly berserakan dibuatnya. Gadis itu tertawa sambil memainkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH ME? || Ryujin ✔️
Mistero / ThrillerJuara 2 dalam kompetisi Writing With Shana Publisher 🥈 Ding... Dong... Suara bel yang tak henti berirama, nyatanya rumah ini sama sekali tidak dipasang bel yang nyata. Namun, suara itu seakan nyata sampai ke telinga. Boleh berterima kasih akan ha...