"Bangunlah, mari kita mulai dari awal lagi, menikmati dunia yang mungkin tidak akan berulang untuk kedua kali."
____
"Semua berkas papa ada di gedung baru, lantai tiga ruang 12."
Yudi menatap mereka satu persatu. "Sebagai gantinya, gue mau kalian kasih tempat terakhir yang layak buat keluarga gue." Yudi menatap satu persatu. "Mama, dan Abang gue mayat mereka masih diawetkan, dan tubuh Audi."
Yudi menundukkan kepalanya, "gue juga bakal pergi, dan ini permohonan terakhir gue. Nanti jangan halangi gue, cukup liat apa yang gue lakuin. Gue bakal nemuin keluarga gue."
"Dimana tubuh Mama sama Abang lo?" tanya Mega.
"Inget tempat gue diikat rantai?" Yudi menatap Mega. "Di ruangan yang sama, ada Abang di sana. Dan Mama, kerangkanya di ruangan Papa."
"Tinggal Audi," ujar Gilang.
"Gue juga gak tau dimana dia, tapi gue berharap di ruangan berkas Papa atau tempat Bang Randi kalian nemuin petunjuk tentang Audi."
Mendengar hal itu, Regan terlihat bersemangat. Dia bisa mendapatkan untung banyak jika berhasil mengungkap kasus laki-laki gila itu.
Mereka pergi beriringan dengan Mega, menunggu di ujung jalan, menanti waktu yang tepat bagi Yudi menemui kembarannya itu.
Saat berpikir sudah waktu yang tepat, mereka dikagetkan dengan kekacauan yang ada di dalam rumah. Mereka telat. Berselang beberapa waktu, papa Audi dan Yudi masuk bersama rombongannya. Mereka sengaja dipanggil oleh Yudi.
Ketika orang tua yang tidak bisa berbuat apa-apa melihat kematian anaknya yang tragis, laki-laki itu hanya diam, karena ia melakukan itu pada anak perempuannya demi sebuah percobaan. Dalam waktu yang sama, ia langsung kehilangan hampir seluruh anggota keluarganya, dan hanya Yudi yang tersisa. Namun sekarang, dia juga tiada.
Di tengah ketegangan itu, Mega kembali merasakan sakit di kepalanya, dan bekas tusukan di bahunya masih menyakitkan. Ia mundur beberapa langkah, keluar dari kerumunan setelah melihat Yudi tergeletak di lantai.
Mega terduduk, pandangannya pun mulai memudar. Sekilas ia melihat Audi berjalan ke arahnya, wanita itu mengulurkan tangannya pada Mega. Namun, pandangan Mega berubah menjadi gelap, beriringan dengan telinganya yang berdengung kuat, lalu ia tidak sadarkan diri lagi.
**
Beberapa suntikan dimasukkan ke dalam cairan infus yang terhubung, dan bantuan mesin ventilator membuatnya masih bisa bertahan hingga saat ini.
Setelah kejadian satu minggu yang lalu, Mega masih belum sadarkan diri. Kasus keluarga Zenka diserahkan pada pihak yang berwajib, Regan tidak ingin ikut campur dengan semua itu lagi.
Semua bukti diserahkan untuk penangkapan Zenka. Kerangka yang ada di ruangan kerjanya sudah dimakamkan bersamaan dengan tubuh Yudi dan Randi, tentu saja ada Audi di sana. Walau butuh waktu beberapa hari menemukan mayat Audi.
Tidak ada yang tahu, ternyata tubuh Audi ada di dekat mereka. Bahkan satu tahun terakhir mereka tinggal di tempat yang sama.
Rumah yang dibeli Regan dengan harga murah ternyata atas nama kepemilikan Randi, abang Audi sendiri. Masih belum terungkap siapa yang menyimpan tubuh Audi di balik lemari es tempat mereka tinggal. Tubunya dibekukan dalam lemari es yang lebih besar di belakangnya.
Tubuh mereka dikebumikan dalam satu kawasan yang sama, sesuai permintaan Yudi.
Berkali-kali Felly meyakinkan dirinya jika ini semua adalah mimpi satu malam saja. Tapi, saat melihat makam atas nama temannya, melihat Mega yang terbaring tidak sadarkan diri, ternyata semua ini benar nyata.
Regan pun ikut menyerahkan dirinya, atas pekerjaan yang selama ini ia lakukan, dan mengakui jika ia hanya sendiri dan tidak ada yang lain. Laki-laki itu meminta Gilang dan Felly merawat adiknya. Karena ia akan menanggung semua itu sendiri.
**
"Dia mengidap trauma kranioserebral atau cedera otak traumatik. Butuh waktu lama untuk memulihkannya kembali, jika melakukan operasi pun akan ada resiko dan bisa menyebabkan otak terluka. Cara lain bisa dengan rehabilitasi dan terapi," ucap dokter yang merawat Mega.
Felly dan Gilang terduduk lemah sambil menatap Mega yang terkadang menangis tanpa sebab. Ia sudah bangun dua hari yang lalu, tapi dia tidak mengingat apapun, bahkan tidak bisa berbicara dengan baik.
Seluruh kekayaan Regan digunakan untuk pengobatan Mega, namun hanya sedikit perubahan yang terlihat. Seperti merawat bayi yang tidak tahu apa-apa, Felly akan selalu berada di sisi temannya itu.
Sudah saatnya berganti posisi, disaat dulu Mega yang selalu menjaganya, dan sekarang waktunya Felly menjaga Mega.
Keluar dari kehidupan tidak normal, Felly belajar menjadi manusia biasa seperti manusia lain di atas bumi ini.
Yang tak seharusnya terlihat, sekarang masih terlihat. Namun, Felly menjadikan itu sebagai temannya, ia memilih berdamai, dan bahagia di atas dunia masing-masing.
"Terima kasih sudah menemani setiap malam yang sunyi, tapi untuk pergi bersama, sekarang belum tepat waktunya."
Felly menatap Mega yang tertidur seperti bayi, sesekali wanita itu tersenyum dalam tidurnya.
Bangunlah, mari kita mulai dari awal lagi, menikmati dunia yang mungkin tidak akan berulang untuk kedua kali.
__WM__
Terima kasih untuk yang singgah
Jika nyaman menetaplah
Jangan lupa ninggalin jejak
Agar kehadiran kalian, dapat terlihat :)
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH ME? || Ryujin ✔️
Mystery / ThrillerJuara 2 dalam kompetisi Writing With Shana Publisher 🥈 Ding... Dong... Suara bel yang tak henti berirama, nyatanya rumah ini sama sekali tidak dipasang bel yang nyata. Namun, suara itu seakan nyata sampai ke telinga. Boleh berterima kasih akan ha...