Part 14: Suatu yang tak terduga

25 16 53
                                    

“Hidup itu sebenarnya menyenangkan, karena setiap saat kita akan disuguhkan dengan suatu hal yang tak pernah dibayangkan.”

____


Sejak umur empat tahun Audi sangat tertarik dengan hal yang berhubungan pada dadu. Alasan yang sederhana, ia melihat sebuah keberuntungan dalam hidup sama dengan lemparan dadu yang tak pernah kita tahu. Hanya itu.

Tatapan mereka berempat tertuju pada objek yang sama. Audi membuat titik pada kertas itu pasti melihat motif yang ada di atas sana. Yudi dan Gilang sudah menyerah menatap langit-langit ruangan, begitu juga dengan Mega, ia sudah sibuk membongkar tempat lain. Hanya Felly yang masih bisa menahan lehernya untuk menatap ke atas.

“Sudahlah, kita pergi ke tempat lain aja.” Yudi melangkah ke arah pintu, lalu berbalik menatap mereka satu persatu.

Tujuan mereka sama, menemukan orang yang berharga dalam hidupnya. Tapi, jika Audi ditemukan, akankah ia memilih bersama temannya atau saudaranya sendiri. Yudi mengusap rambutnya. Apapun pilihan Audi, wanita itu harus bersamanya.

Sebenarnya Felly masih ingin berada di tempat itu, pasti ada sesuatu di sana. Tapi, rencana mereka tidak sesuai yang direncanakan. Salah satu penjaga rumah itu melihat keberadaan mereka semua.

“Kalian gak bakal selamat kalau kalian ketangkep.” Yudi melepaskan masker di wajahnya. “Lo udah hafal denah rumah ini?” tanya Yudi tergesa pada Mega.

“Lumayan,” jawab Mega.

“Kalian lari ke lantai dua, di sana ada ruangan nomor 12 dan di dalamnya ada lemari yang terhubung dengan ruangan lain. Kalian masuk ke sana. Tapi, kalau nanti gue bisa turun, gue bakal nolongin.”

Mega berlari paling depan, dan Gilang memastikan Felly bisa mengikuti teman di depannya. Sedangkan, Yudi mengambil jalan lain.

Mereka menuruni tangga dengan cepat, untuk mengalihkan dua orang penjaga yang mengejar mereka. Ternyata tidak hanya dua saja, di bawah sana ada dua penjaga lagi yang menanti. Sejenak mereka terdiam, tapi tidak ada pilihan. Mega menatap temannya, lalu menganggukan kepala.

Masih ada beberapa anak tangga tersisa, tapi Mega melompatinya dengan mudah. Walau saat mendarat ia merasakan ngilu pada kakinya. Saat perhatian mereka teralihkan oleh Mega, Felly dan Gilang menuruni anak tangga dengan cepat.

Dari atas sana, Yudi menatap tiga manusia itu diserang oleh empat penjaga rumahnya. Tangannya menyatu, tatapannya pun tak teralihkan hingga seseorang datang di sebelahnya. Mereka saling melempar senyum, dan kembali melihat Mega dan dua temannya kewalahan.

“Papa pikir, mereka akan pergi begitu saja. Itu alasan kenapa seorang tamu jika pulang harus diantar menuju pintu keluar. Agar mereka tidak kelayapan di rumah yang dianggap seperti mereka sendiri.”

Yudi hanya melempar senyum dan menatap papanya pergi setelah menepuk bahunya.

“Makanya Papa gak mau kalian semua punya teman yang gak ada etika di rumah orang lain.”

Yudi menggertakkan giginya saat laki-laki itu pergi dengan kalimat yang menyebalkan. Hanya Audi yang berani melawan papa, ia membantah salah satu perintahnya yaitu memiliki teman dengan manusia di luar sana.

WITH ME?  || Ryujin  ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang