“Apapun yang akan kamu lakukan, ketika rasa itu telah mati, semua tidak akan berarti."
____
Mata yang tidak lepas melihat seisi rumah, struktur bangunan yang tidak jauh berbeda dengan tempat Yudi pagi tadi, hanya saja ruangan ini lebih banyak isinya, mungkin karena sudah di tempati.Perawakan seperti seorang papa pada umumnya. Mungkin jika papa Mega masih hidup, mereka akan terlihat sama.
“Kita satu keluarga tidak tau keberadaan dia semenjak hampir dua tahun ini.”
Laki-laki itu membawa kami ke sebuah ruangan kerjanya. Mereka baru tahu jika Papa Audi seorang dokter, dilihat dari isi ruangannya. Kerangka manusia yang berdiri rapi di sudut ruangan, dan juga bersih. Seperti dirawat dengan baik.
Tatapannya begitu santai, tidak ada raut kesedihan sedikit pun dari wajahnya. Keheningan tercipta, mereka kehabisan pertanyaan. Dan juga tidak bisa berkata-kata karena respon Papa Audi terlihat tidak menyenangkan.
“Jika tidak ada yang ditanyakan lagi, kalian boleh pergi. Lagian itu kejadian beberapa tahun yang lalu, lantas kenapa baru sekarang kalian cari. Lucu sekali.”
“Sepertinya memang ada sesuatu,” bisik Gilang saat meninggalkan ruangan itu.
Sebelum keluar, Felly terfokus pada kerangka utuh yang ada di sudut ruangan, dan foto yang menempel di sebelahnya. Foto itu adalah foto Mama Audi, ia masih ingat wanita itu. Tapi, saat ini ia tidak melihatnya.
Felly berbalik menuju ruangan itu kembali, didapati Papa Audi sedang mengusap kerangka itu.
“Kenapa? Ada yang tertinggal?” tanyanya pada Felly.
“Gimana kabar Tante, Om?” Felly menggenggam kuat gagang pintu dengan kuat, tatapannya terfokus pada kerangka itu dan beralih pada Papa Audi.
“Ya, bisa dilihat. Dia sekarang jauh lebih baik.” Ia tersenyum dan kembali mengusap kerangka itu.
“Bisa ketemu, Om? Soalnya udah lama gak liat Tante,” ucap Felly dengan hati-hati.
“Semenjak hilangnya Audi, dia gak bisa ditemui. Sejenis trauma? Mungkin.” Laki-laki itu berjalan mengitari meja, dan mengambil botol minuman yang ada di atasnya.
“Dia tidak bisa ditemui, karena setiap melihat anak seumur Audi, dia akan menggila lagi. Jadi, mohon pengertiannya, karena dia sudah mulai membaik.”
Felly menggangguk pelan dan berlalu meninggalkan ruangan itu. Ia dulunya memang dekat dengan Mama Audi, jadi tidak salah menanyakan keberadaannya. Entah kenapa ia berpikir jika ada yang aneh dengan kerangka yang ia lihat.
“Gak ada yang aneh, Fell. Bentuknya sama kayak yang ada di labor waktu kita SMA.”
Yudi mungkin tahu, dia bisa menanyakan nanti pada laki-laki itu. Pikiran Felly tidak tenang, baru saja masuk ke tempat ini ia sudah disuguhkan beberapa hal yang ganjal, seperti keberadaan Papa Audi yang tiba-tiba muncul di belakang mereka.
“Bisa aja di luar sana ada lift penghubung gitu. Rumahnya semewah itu, ya kali gak ada lift-nya, Fell,” ujar Gilang mencoba menenangkan pikiran Felly.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH ME? || Ryujin ✔️
Mystery / ThrillerJuara 2 dalam kompetisi Writing With Shana Publisher 🥈 Ding... Dong... Suara bel yang tak henti berirama, nyatanya rumah ini sama sekali tidak dipasang bel yang nyata. Namun, suara itu seakan nyata sampai ke telinga. Boleh berterima kasih akan ha...