50

11.4K 532 32
                                    

Cieeee yang nungguin😆
Jangan lupa vote and coment nya huhu

Makasih yang udah ingetin Author di beberapa part karna banyak nya typo. mon di mengerti wk😆
Kadang kata yang salah, ketikan yang harus nya ini malah jadi itu... Salahkan keyboard nya🙂🤣

       Gapapa kasih Tau author kalo ada yang Typo.. Tapi Katakata nya yang enak di denger yah😚makasih pengertiannya🖤

     Maaf baru bisa update"( Kemarin beres acara Author pergi ke kampung halaman dulu wk.. Dan pulang2 malah Tumbang nie badan, makanya baru bisa update sekarang🤧.. Makasih banyak yang udah nungguin🖤

                            HAPPY READING!

Rendy berlari masuk kedalam mobil, menidurkan amell di Jok belakang.
Rendy ikut masuk di sebelah Amell mengangkat kepala Amell di atas pahanya agar membuat amell nyaman.

"Kamu kuat ya, kita ke rumah sakit" ucap rendy memegang Tangan amell

Dimas menjalankan mobil nya dengan kecepatan penuh, membuat rendy memegang amell Agar tidak jatuh. Tidak mungkin jika amell menggunakan sabuk pengaman saat ini.

amell menatap rendy. " a-mell g a k kuat pak," ucapnya terbaik

Rendy menggeleng. "Kamu harus kuat, saya yakin kamu pasti kuat." ucap rendy mencium tangan amell

"Rend,"

"Iyaa, kak?"

"Amell masih sadar? " Tanya dimas masih fokus Kedepan

Rendy melirik ke arah amell yang Tengah menatapnya.

Rendy mengangguk ke arah kaca depan.

..

Rendy sesekali melirik ke arah Ruang UGD yang membuatnya Khawatir dengan keadaan Istrinya.

"Rendyyy." panggil seseorang

Rendy melirik ke arah suara. "Mamah?"

"Gimana Rend, Mantu mamah baik baik aja kan.?" tanya elin di sela sela Tangis nya

"Rend, anak bunda gapapa?" tanya bunda khawatir

"Mamah sama bunda jangan khawatir ya, amell lagi ditanganin sama dokter. " ucap rendy coba menenangkan

"Siapa rend pelaku nya, siapa. Harus dikasih pelajaran orang kayak gitu, gak terima mamah. Mantu mamah Kayak gini" ucap elin emosi

Rendy melirik elin sekilas. Bagaimana reaksi mamah jika yang melakukan ini semua Meira.

" siapa rend?" ucap elin

Rendy Terdiam.

Elin mengerutkan dahinya. "Kenapa kamu diem ajah, mamah tanya siapa pelakunya." ucap elin

Rendy melirik elin berat. "Meira,"

"Hah, apa kata kamu. MEIRA?" ucap elin kaget

Rendy mengangguk.

" Meira itu anak baik rend, massa dia berani lakuin hal Gila kayak gini sih," ucap elin tak percaya

Rendy tersenyum kecut. " rendy juga gak tau, Bisa bisa nya dia sakitin istri rendy," ucap rendy

"Mamah mau bicara sama Dia," ucap elin hendak pergi

"Mamah mau kemana,?" tanya rendy

"Mamah mau ngomong sama Meira, berani banget celakain mantu mamah," ucapnya kesal

"Meira udah dibawa ke kantor polisi mah," ucap rendy

Elin kembali pada kursinya. "Awas ajah kalo emang bener dia pelakunya, mamah bakalan cabut Kerjasama dengan Keluarga Purnomo. Mamah bener bener gak nyangka rend dia senekat itu." ucapnya

Elin melirik ke arah bunda yang masih menahan tangisnya. "Jeung, kamu yang sabar yah. Anak kita pasti baik baik aja." ucap elin

Bunda mengangguk tak bisa berbicara apapun saat ini, melihat putri kesayangan nya tengah mengalami hal yang tak pernah ia bayangkan sebelum nya.

Ting..

"Keluarga pasien,?" ucap dokter yang baru saja keluar

"Saya," ucap rendy

Mamah,bunda dan rendy menghampiri dokter menanyakan keadaan amell.

"Bagaimana keadaan istri saya dok,?" tanya rendy

Raut wajah dokter yang terlihat tidak baik baik saja,membuat rendy semakin cemas akan keadaan amell.

"Suaminya,?" tanya dokter pada rendy

Rendy mengangguk. "Iya Saya,"

"Bisa kita berbicara berdua,?" ucapnya

Rendy mengangguk.

"Mari ikut keruangan saya." ucapnya berlalu

"Mah,bund rendy keruangan dulu ya."

Elin dan bunda mengangguk. "Kalo ada apa apa langsung kasih tau mamah yah," ucap elin

Rendy mengangguk.

Rendy melihat dari kejauhan, papah dan ayah kini tengah berlari ke arahnya.

"Rend, gimana keadaan anak ayah?" tanya nya

"Nanti rendy jelasin yah, rendy mau ngobrol dulu sama dokter." ucap rendy

Keduanya mengangguk. "Yaudah, papah tunggu yah." ucap pak Guna

Rendy mengangguk dan kembali berjalan mengikuti dokter ke ruangannya.

..

Rendy menatap dokter itu dengan perasaan campur aduk. "Bagaimana istri saya dok, istri saya baik baik saja kan?" tanya rendy

"Saya minta maaf pak, saya Telah melakukan oprasi besar tanpa persetujuan terlebih dahulu dari keluarga. Karna pada saat oprasi keadaan istri bapak sangat lemah, membuat saya dan Para dokter yang lain tidak bisa menyelamatkan salah satunya." ucap dokter

Rendy mengerutkan dahinya. "Maksudnya?" tanya rendy tak mengerti

"Janin yang istri bapak kandung Tidak bisa kami Selamatkan, karna kehamilan awal dan dampak darah yang Terus keluar. Membuat Keadaan istri bapak saat itu tidak setabil, dan itu akan berakibat fatal kedepannya jika kami tidak segera melakukan Oprasi. " ucap dokter

Rendy menatap dokter tak percaya. Buah hati yang ia Tunggu tunggu, ia pun tak Tau jika amell sedang hamil.

MEIRA!

rendy menyeka airmatanya.

"Lakukan apapun dok agar istri saya bisa sembuh seperti biasanya, Saya akan bayar berapapun itu." ucap rendy

"Kami akan berusaha semaksimal Mungkin. Dari perkunjungan Akan kami batasi, agar pasien Lebih banyak istirahat dan Tidak terganggu selama Pemulihan. " ucapnya

"Apa saya bisa Lihat sekarang?" tanya rendy

Dokter Tersenyum. "Untuk saat ini pasien belum bisa di jenguk, Mungkin 2 hari kedepan baru bisa." ucapnya

Rendy mengangguk. "Terimakasih dok,"

"Samasama pak."

Rendy berjalan keluar Ruangan.

SAYA TIDAK AKAN MELEPASKAN KAMU BEGITU SAJA MEIRA!

Rendy berjalan kembali ke arah UGD, melihat keluarganya yang Tengah menunggu kabar baik darinya.

"Rend, gimana keadaan Mantu mamah." tanya elin

Rendy tersenyum. "Amell baikbaik aja mah, cuman sekarang belum bisa jenguk. 2hari kedepan baru bisa." ucap rendy

Bunda tersenyum. "Allhamdulilah kamu gapapa sayang."

Mungkin saat ini saya belum bisa kasih tau mamah,bunda. jika amell Telah melakukan pengangkatan Janin.
Akan seperti apa bunda,mamah mendengar cucu pertamanya Tak bisa terselamatkan..

Hayy..
Jangan lupa vote coment ya🖤
Maaf part ini dikit.. Author maksain juga buat ngetik karna badan masih Tumbang he..

Makasih semuanya..

See you,

My lecturer My husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang