73

5.6K 241 11
                                        

" Atas nama Bu amell, silahkan masuk sudah ditunggu. "

Amell melirik ke arah Rendy. Rendy mengelus lembut kepala istrinya. " Saya tunggu disini ya. "

Amell menarik nafas panjang lalu berjalan masuk kedalam ruangan.

" Selamat siang, " sapa salah seorang pria yang berada dihadapannya. Terlihat tak jauh berbeda dengan umur suaminya.

" Siang prof. " Timbal Amell.

" Perkenalkan nama saya Leonard kamu bisa panggil saya dengan Leon. "

Amell mengangguk Canggung. Leon mempersilahkan Amell untuk menceritakan apa yang selalu membuatnya histeris dan mengingat sesuatu yang sudah lama.
Amell menceritakan kejadiannya dari mulai awal mula ia bisa tertabrak, hingga dikabarkan koma. Semua Amell ceritakan dengan detail tak ada yang terlewat kan.

Leon mengerti posisi Amell saat itu. Saat itu Amell pasti tengah merasa kesepian saat Rendy selalu pulang larut malam, hingga tak banyak berbicara dengannya. Amell selalu mengajak bicara pada kandungannya dan selalu dapat respon dengan pergerakan demi pergerakan, itu sebabnya mengapa Amell selalu histeris tiba tiba jika mengingat selalu kandungannya. Terutama makanan salmon yang selalu mengingat nya,karna saat itu terakhir kali ia sangat menginginkan nya seperti keinginan dari janinnya. Tapi takdir berkata lain padanya.

Amell menceritakan semuanya sampai menangis sesenggukan. Menahan agar tidak membuatnya teriak di tempat seperti ini.

Leon mengangguk lalu memberi nasihat demi nasihat padanya dengan lembut.

Setelah hampir satu jam Amell di dalam ruangan, Amell berjalan keluar sambil menenteng satu kantung keresek berisi beberapa obat yang Leon berikan padanya.

Rendy berdiri saat melihat Amell keluar dengan mata sembab. " Apa yang terjadi? " Tanya Rendy khawatir.

Amell menggeleng. " Amell baik baik aja. "

Rendy mengangguk mengiyakan. " Yaudah kita pulang yah. " Ucapnya

Setelah menjalankan mobil menuju jalanan, tak hentinya Rendy terus melirik ke arah Amell yang hanya terdiam melihat ke arah jendela.

" Sayang, " panggil Rendy.

Amell menghapus air matanya cepat lalu melirik ke arah Rendy. " Iya? "

Rendy menghentikan mobilnya di pinggir jalan. " Ada apa, apa ini menyakitimu? "

Amell menggeleng. " Amell cape kalo kayak gini terus, Amell juga malu kalo tiba tiba suka teriak teriak gak jelas. " Tangis nya pecah.

Rendy terdiam lalu menarik Amell kepelukanya. " Kita berjuang sama sama yah, saya yakin kamu pasti bisa hadapin ini. Hei jangan takut, ada saya disini. " Ucap Rendy menenangkan

Amell mengangguk membalas pelukan Rendy erat.

" Amell laper, " ucapnya tiba tiba disela tangis nya.

Rendy terkekeh. " Mau makan apa? " Tanya Rendy pada istri kecil nya.

Amell terdiam memikirkan sesuatu. " Makan di angkringan gimana? " Tanya nya saat dirasa sudah lebih baik.

Rendy mengerutkan dahinya. " Angkringan apa itu? "

" Angkringan tempat makan pinggir jalan. "

" Apa tidak ada tempat lain? " Tolaknya halus.

" Yaudah kalo gak mau juga gapapa. " Ucap Amell membenarkan duduk nya.

" Baiklah, dimana tempatnya? "

" Akan Amell tunjukan, karna mas udah mau nurutin kemauan Amell. Jadi Amell traktir deh. " Ucapnya

Rendy tersenyum sambil melajukan mobilnya Kembali. " Uang saya juga termasuk uang kamu. "

My lecturer My husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang