TIGA

25 6 0
                                    

BARU DIKIT YANG BACA, TAPI GAK PAPA. DIKIT-DIKIT LAMA LAMA JADI BANYAK.

HAPPY READING SEMUA-MUA

***

"Rian tolong bilang Liza bunda ada jadwal kerja pagi, sarapan udah bunda siapin di meja," ucap Bunda Yena.

"Iya Bunda, bunda hati-hati ya."

"Iya," ucap bunda Yena lalu pergi.

Setelah bundanya pergi, Rian berjalan menuju kamar Liza. "Liz---," bang Rian siap ingin berteriak tepotong kala Liza membuka pintu kamarnya.

"Bisa gak si kalo manggil gak usah pake teriak," peringatan Liza lalu pergi.

Rian hanya melongo melihat kepergian Liza, lalu menyusul Liza.

"Bang Bunda mana?" tanya Liza.

"Bunda ada jadwal kerja pagi."

"Kok Bunda gak pamitan sama gw?"

"Siapa suruh lama keluar kamar," ucapan kesal Rian. Liza diam dan mereka memakan sarapan hingga habis.

"Ckk, gua juga sering keluar kamar lama gara-gara lo bangunin guanya lama banget."

"Gua udah bangunin lu dari jam 6 lu selalu bilang lima belas menit lagi bang gitu. Yaudah gua biarin sampe lu bangun sendiri"

"Mending gua minta bangunin sama Bunda, dari pada sama lo."

"Serah lu dah, cepet makan udah kesiangan."

***

"Halo.... Liza," sapa Alsa saat Liza baru masuk kelas.

"Hai," sapa Liza balik.

"Zaa," ucap Alsa sambil menyenggol bahu Liza. "Gua belom ngerjain PR ni, liat punya lu dong," katanya sambil nyengir.

Liza hanya ketawa lalu berjalan ke kursinya dan membuka tasnya. Liza mengeluarkan satu buku PR dan memberikannya ke Alsa.

"Makasi Liza cantik," puji Alsa sambil mencoel pipi Liza.

"Dasar lo ya. Kebiasaan dari dulu gak pernah ilang, selalu ngerjain PR dikelas," ucap Aina.

"Tapi ini ada sedikit peningkatan, biasanya kalo ada PR gua sama sekali kaga ngerjain, sekarang selalu ngerjain walau nyontek," ucap Alsa lalu duduk di kursinya.

"Liza gua ke toilet dulu ya," izin Aina.

"Mau gw temenin?"

"Gak usah, dadah."

Setelah Aina pergi dari kelas, kepala Liza menoleh ke samping dan melihat orang yang sempat dia bilang misterius. Sekarang Liza tau namanya Zayn.

Seperti pertama ketemu, sepertinya dia tidur lagi.

"Selamat Pagi Liza!!" sapa Alwi yang baru datang. Liza kembalikan kepalanya ke depan.

Alwi berdiri tepat di samping Liza dengan sedikit mendudukkan meja Liza. "Lo ngapain si liatin dia," heran Alwi.

"Suka ya...," Alwi menggoda Liza.

"E-e-enga," Liza gugup.

"Terus kenapa? Apa.... lu heran dia sering tidur di kelas?" tanya Alwi.

Pertanyaan Alwi pas dengan apa yang Liza pikirkan sekarang, dia mengangguk pelan.

"Dia itu anak pemilik sekolah ini. Jadi, mau dia tidur, main HP, bolos, jungkir balik, bahkan kayang pun gk bakal di omelin guru," penjelasan Alwi.

ALIZAYN [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang