TIGA PULUH EMPAT

4 3 0
                                    

HAPPY READING SEMUA

***

"Zayn kenapa Liza bisa kaya gini?" tanya Bu Risma pada Zayn.

Zayn yang sebelumnya terduduk kini ia bangkit. "Saya tidak tahu bu, saya hanya melihat Liza yang sudah tergantung di atas," jawabnya.

"Semoga Liza gakpapa," kata Erik.

Perasaan Zayn gusar. Liza sedang di dalam dan sedang di periksa oleh petugas kesehatan. Zayn kembali duduk dan menggaruk kepalanya kacau.

"Bu Risma!" panggil bunda Yena yang datang bersama Bang Rian.

Tadi bunda Yena mendapatkan kabar bahwa Liza pingsan dan ia langsung meminta Bang Rian untuk mengantarnya ke tempat Liza lomba.

"Bu gimana? liza mana? dia tidak apa-apa kan?" tanyanya dengan nada khawatir.

"Liza nya masih di periksa petugas di dalam," jawab Bu Risma.

"Ini kenapa si Bu? kok Liza bisa sampai pingsan gini?" tanya Bang Rian yang sama-sama mengkhawatirkan Liza.

"Saya pun tidak tahu. Tapi tadi Liza sempat ingin jatuh dari rooftop atas," penjelasan Bu Risma.

"Jatuh?" Bunda Yena kaget.

"Iya. Tapi untungnya Zayn dan salah satu petugas gedung di sini berhasil menyelamatkan Liza."

Ceklek.
Bunyi pintu terbuka membuat perhatian mereka teralih, melihat seseorang keluar dari ruangan tersebut dengan jas warna putih membaluti tubuhnya.

"Dok, dok gimana keadaan anak saya?" tanya Bunda Yena mendekat pada dokter itu.

"Anak ibu tidak apa-apa, dia baik-baik saja. Tidak ada luka juga di tubuhnya. Dia hanya sedikit trauma, cukup istirahat saja yang cukup," jawab Dokter.

"Syukurlah," tutur mereka tenang.

"Tapi adik saya udah sadar?" tanya Bang Rian.

"Sudah."

Seketika senyum mereka terhias di wajah, senang mendapatkan kabar ini. Begitupun dengan Zayn yang masih dalam posisi duduknya dengan kepala yang menunduk.

Sungguh dia sangat senang bahwa Liza tidak kemapa-kenapa, ingin sekali ia segera masuk dan memeluk Liza, menenangkan Liza. Tapi ia ingat, ada bundanya Liza yang sangat khawatir dengan keadaan anaknya. Dia hanya ingin membiarkan Liza bersama Bundanya.

Tidak ingin berdiam di situ Zayn langsung bangun dan pergi meninggalkan tempat itu tanpa sepengetahuan siapapun.

"Saya boleh masuk?" tanya Bunda Yena.

"Boleh, silahkan," dokter mempersilahkan Bunda Yena masuk di ikuti Rian.

"Bu, jadi lombanya gimana? apa kita akan tetap lanjutkan?" tanya Erik.

"Karena kondisi Liza yang sekarang, kita mengundurkan diri saja dari lomba ini. Kamu gak keberatan kan?"

"Gak keberatan sama sekali kok Bu. Kesehatan Liza adalah yang utama, jadi gapapa," ucap Erik mengerti dengan kondisi Liza yang sekarang.

Jujur ia ingin sekali mengikuti lomba ini hingga menang. Niatnya memenangkan lomba ini, Erik ingin menunjukkan pada papanya, ingin membuktikan bahwa Erik bisa membanggakan papanya dengan cara lain. Tapi ia tidak bisa egois. Liza yang sudah lama ia anggap teman sedang sakit dan tidak bisa meneruskan lomba. Jadi, mau gak mau ia pun juga berhenti.

"Yaudah Erik, kamu ikut ibu. Kita urusin tentang lomba ini kepada panitia."


ALIZAYN [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang