TIGA PULUH TUJUH

9 1 0
                                    

Tok! Tok! Tok!

Lina yang sedang menonton tv bersama teman-temannya itu mendengar suara ketukan pintu rumahnya.

"Lin, kaya ada yang ngetok."

"Iya. Siapa si malem-malem gini ngetok pintu?"

"Gak tau."

"Orang tua lu kali Lin."

"Ya kali mereka. Lu lupa mereka lagi di luar Negeri."

"Oh iya. Terus siapa dong?"

"Coba Vin liat."

Vina yang di perintahkan oleh Lina untuk melihat siapa yang mengetok pintu rumahnya, dia berjalan ke arah pintu utama lalu membukanya.

Vina melihat 3 orang polisi yang berdiri. "Dengan sodari Lina?" ucap salah satu polisi.

"Bu-bukan. Saya Vina, temannya."

"Bisa saya bertemu dengan Lina?"

"Bi-bisa. Sebentar, saya panggil dulu."

Vina masuk ke dalam rumah dengan muka yang terlihat tegang. Riri yang sadar dengan itu, bertanya pada Vina. "Lu ngapa Vin? muka lu tegang banget?"

"Itu di depan...."

"Di depan apa? emang ada siapa di depan?" tanya Cia.

"Di depan ada polisi, dia nyari Lina!"

"Nyari gue? ngapain polisi nyari gua?"

"Gak tau. Mending lu cepet samperin dah."

Lina langsung berjalan ke arah pintu.

"Itu bener di depan ada polisi?" tanya Riri lagi.

"Bener Ri."

"Ngapain ya polisi nyariin Lina?"

Mata Vina membulat ketika ia mengingat sesuatu. "Liza! jangan-jangan ini karena Lina yang hampir bunuh Liza!"

"Bisa jadi! tapi polisi itu tau dari siapa?"

"Mana gua tau. Mending kita samperin Lina."

"Ayo."

Mereka bertiga berlari menghampiri Lina yang sedang di luar bersama polisi itu.

"Lin?"

"Pak saya sudah berapa kali bilang, bukan saya yang menyuruh orang itu untuk membuat Liza jatuh!!!"

"Jadi bener ini karena Liza," bisik Vina pada Cia dan Riri.

"Nanti kamu bisa jelaskan di kantor. Sekarang kamu ikut kami."

"Pak sumpah itu bukan saya."

"Ayo ikut kami," ucap polisi itu sambil menggenggam tangan Lina, lalu menariknya.

"Lin!"

"Vina! Riri! Cia! Tolong gua!!!" teriak Lina dengan tangannya yang di tarik oleh dua polisi menuju mobil yang terparkir di depan pager rumahnya.

"Aduh! kita harus gimana ini?" ucap Cia panik.

"Apa kita susul Lina ke kantor polisi?"

"Jangan! nanti malah kita ikut ke seret! Mending lu telpon bokapnya Lina."

"Bentar." Riri mengambil ponselnya yang berada di saku celananya, lalu segera menghubungi mama Lina.

"Gimana?"

"Gak aktif."

"Terus kita harus gimana? masalahnya bibi sama pak Komar lagi cuti."

"Gua gak tau. Gua mau pulang aja," ucap Riri. Dia masuk ke dalam rumah Lina dan mengambil tasnya, lalu ia kembali ke luar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALIZAYN [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang