DUA PULUH SATU

17 4 0
                                    

Ceritanya masih lanjut....

HAPPY READING <3

***

Tokk.. Tok.. Tok..

"Permisi bu," salam Liza ketika sudah masuk ke dalam ruangan Bu Risma berdua dengan Zayn.

"Eh Liza, sini nak duduk," ucap Bu Risma.

Pengelihatan Bu Risma melihat Zayn yang berada di samping Liza. "Zayn? Kamu ngapain kesini?" Zayn tidak menjawab pertanyaan Bu Risma.

"Zayn jawab, di tanyain tuh," bisik Liza.

"Ngapain si, gak usah, penting amat," ucap Zayn sinis.

"Gak boleh gitu, sopan sedikit Zayn sama guru," omel Liza.

Zayn yang mendapatkan bisikan seperti itu dari Liza, dia pun membungkukkan badannya pada Bu Risma. "Maaf Bu. Saya kesini mau nemenin Liza."

"Dasar anak muda," gumam bu Risma dengan kepalanya yang ia gelengkan perlahan.

Tok.. Tok.. Tok..

Suara ketukan yang berasal dari pintu depan ruangan Bu Risma mendapatkan mengalihkan makhluk yang berada di dalamnya.

"Bu Risma," ucap seseorang yang mulai masuk ke dalam ruangan.

"Oh... Erik, sini nak," tangan Bu Risma melambai-lambai bermaksud menyuruh orang yang bernama Erik itu untuk mendekat dengannya.

Erik melirik sebentar ke Liza dan Zayn lalu menghadap sepenuhnya ke bu Risma. "Ada apa ya bu manggil saya?"

"Ibu ada keperluan sama kamu dan Liza, ibu ingin omongin sesuatu." Erik yang mendengar nama Liza langsung menengokan kepalanya ke tempat Liza berada, tepat di sampingnya.

"Ngapain si ni cowok ngeliatin Liza ampe segitu nya. Gua colok matanya enak kali tuh," cibir Zayn dalam hati.

"Ayo duduk dulu nak."

Kini posisi tempat duduk Liza berada di tengah-tengah antara Zayn dan Erik. Sedangkan Bu Risma tepat ada di depan mereka.

"Sebelum ibu mulai. Zayn kamu tidak ada keperluan di sini, jadi jika kamu ingin pergi, silahkan."

"Saya tetep di sini."

Bu Risma menghembuskan nafasnya. "Oke gakpapa."

"Erik, Liza, ibu mau memanggil kalian bermaksud ingin mengajak kalian untuk mengikuti lomba Matematika," kata Bu Risma.

"Maksud ibu?" tanya Erik kurang mengerti.

"Jadi, kalian berdua terpilih menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba Matematika antar kota. Gimana kalian mau?" penjelasan Bu Risma.

"Saya mau aja Bu," jawab Erik dengan suka hati.

"Liza? Gimana?" Tanya Bu Risma kepada Liza.

"Emm, maaf bu sebelumnya. Kitakan disini sudah kelas dua belas, apa... ibu tidak mengajak siswa yang masih kelas sebelas saja?" saran Liza.

"Sebenarnya juga inginnya seperti itu, tapi kenapa kalian yang di pilih meskipun kalian sudah ingin lulus. Untuk Erik, itu karena kamu adalah siswa di sekolah Denendra dengan nilai tertinggi hingga sekarang. Dan kamu Liza, sekolah mendapatkan laporan bahwa saat kamu di sekolah sebelumnya, kamu adalah murid terpintar di sekolah itu, dan katanya kamu juga sering ikut lomba, benar kan?"

"Bener si bu," jawab Liza.

"Nah, karena demi kepentingan sekolah juga, jadi kalian yang akan di pilih."

ALIZAYN [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang