DUA BELAS

15 5 2
                                    

Halo gaes aku mau bilang makasih banget yang udah baca cerita ini, seneng banget kalo ada 1 atau 2 orang yang udah baca.

Pokoknya makasihhhhhhh <3

HAPPY READING SEMUA-MUA

***

"Liat terjadi lagi kan?"

Liza menundukkan kepalanya mendengar ucapan Zayn.

"Pokoknya lu tenang aja gua bakal bilang bokap gua suruh dia ngeluarin Lina sama gengnya dari sekolah."

Liza menghadapkan kepalanya ke Zayn yang berada di sampingnya. "Jangan!"

"Kenapa? Mereka itu udah jahat sama lu, udah lukain lu Za!"

"Gapapa, mungkin mereka cuma iseng aja," ucapan lembut Liza. Kepala Liza sedikit berdenyut, mungkin karena jambakan Lina tadi yang terlalu kencang.

Zayn menghembuskan nafasnya kasar. "Lu itu bego apa gimana si. Liat ni, tangan lu kaya gini karena ulah siapa? Lina sama gengnyakan?"

"APA!!! Jadi, luka tangan Liza itu karena ulah Lina??!!" teriak Aina yang baru datang setelah mendengar ucapan Zayn.

"Iya dan tadi Lina juga jam---."

"Bukan." Liza potong ucapan Zayn yang membuat Zayn kesal.

"Udah deh gak usah bohong Za."

"Zayn, pliss gua gak papa," ucap Liza berbisik. Senyum Liza lesuh, hari ini adalah hari tersialnya.

"Terserah lu dah," ucap Zayn yang sudah pasrah.

"Helo semuanyaa!!!" teriak Alwi yang baru masuk ke kelas bersama Alsa yang terlihat memasang wajah kusam. "Eh tau gak, tadi gua abis suap-suapan sama ayang bebep Alsa."

"EH!!" Alsa marah mendengar ucapan lancang Alwi.

"Kalian pacaran?"

"Iya/kagak!" ucap Alwi dan Alsa bersama tapi berbeda jawaban.

"Eh!! Ngaku ngaku aja lu!!"

"Heheheh, canda bep."

"Stop manggil gua pake panggilan menjijikan itu."

Liza memegang kepalanya yang semakin berdenyut, benar-benar pusing.

"Lu itu gak roman---."

Zayn melihat Liza yang sedang mengelus-ngelus palanya. "STOP!! Berisik tau gak!! Dari pada berantem di sini, mending kalian di luar aja!"

"Maap," ucap Alwi lalu langsung diam layaknya patung.

***

Zayn memberentikan motornya di depan rumah Liza. Liza yang sedang turun tiba-tiba tubuhnya sedikit oleng. Untung Zayn cepat cepat mencegah tubuh Liza yang hampir jatuh dengan tanganya.

"Lo gapapa?" ucap Zayn panik.

"Gapapa kok," Liza menahan pusing di kepalanya.

"Kepala lu sakit ya?"

"Sedikit."

Zayn menaruh tanganya di kepala Liza dan mengelusnya pelan. "Sekarang lu masuk istirahat, kalo besok masih sakit gak usah masuk, nanti gua izinin," ucapan Zayn sedikit manis, tetapi Zayn tetap memasang wajah dinginnya.

"Apaan si, gua kuat kali. Palingan besok juga sembuh."

Zayn memutarkab bola matanya malas ketika Liza tidak ingin mendengarkan nasihatnya. "Masuk, istirahat."

ALIZAYN [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang