DUA PULUH

13 5 0
                                    

HAPPY READING

***

Setelah Alsa dan Aina pamit pulang, kini Liza sedang menonton drama Korea.

Tokk... Tok... Tok...
Terdengar suara ketukan dari luar jendela kamarnya.

"Siapa si malem-malam gini ngetok-ngetok? Ada aja makhluk yang ganggu kalo gua lagi nonton drakor," gumamnya. "Apa Zayn? atau kak Ambar?"

Dengan terpaksa Liza berjalan ke arah jendela lalu membukanya. "Kak Ambar? kakak ngapain ke sini?" ya, Ambar yang mengetuk jendela tadi.

"Kata Rian kemaren kamu engga pulang ya, kemana?"

"Kak Ambar kenapa kepo gini, gak udah kepo bisa?"

"Ya... aku cuma khawatir sama kamu."

"Aku gak perlu di khawatirin, aku bukan anak kecil lagi."

"Walaupun kamu udah dewasa, aku tetep takut lu kenapa-kenapa."

"Sekatang kakak udah liat kan kalo aku baik-baik aja, mending kakak pergi. Aku mau nonton drakor, dan kakak udah ganggu aku. Aku kesel kalo ada orang yang ganggu."

"Syukur kalo lu gakpapa. Maaf kalo udah ganggu. Yaudah aku pergi dulu, selamat malam cantik," ucapnya lalu pergi.

"Emang gua cantik" gumam Liza. Liza menutup kembali jendelanya.

"Kok susah, kaya ada yang nahan," ucap Liza saat jendelanya tidak bisa di tutup rapat. "Siapa si?" gumamnya.

Sepertinya benar dugaan Liza, ada seseorang yang menahan jendelanya.

"Liza!!! Ini gua Zayn!!"

"Zayn?" kini jendela kamar Liza kebali terbuka lebar.

"Lu ngapain ke sini?" tanya Liza.

"Tadi siapa?" tanya Zayn balik.

"Jawab pertanyaan gua dulu," ucap Liza kesal karena pertanyaan di abaikan.

"Tadi siapa Liza?" uanya Zayn dengan nada dingin. Zayn menatap Liza tajam.

"Yang tadi mana?" jawab Liza sedikit takut.

"Cowo barusan."

"Kak Ambar? Bukan siapa-siapa, dia temen bang Rian."

"Bener bukan siapa-siapa? kalo cuma temen abang lu ngapain dia temuin lu berdua doang?"

"Aduh kok gua jadi kaya ketahuan selingkuh gini," batin Liza.

"Jawab," ucap Zayn penuh penekanan.

"Bener. Lagian mau dia temen abang gua, temen gua, pacar gua, suami gua, apa urusannya sama lu?" ucap Liza memberanikan diri.

"Tapi gua gak suka, gua cemburu Za," batin Zayn.

"Gua kesini mau kasih handphone lu, udah di benerin." Zayn memberikan handphone Liza kepada pemiliknya.

Liza mengambil handphone nya dan mengejeknya. "Udah nyala!!" teriak Liza girang. "Makasih ya."

"Hmm."

Zayn menatap Liza yang sedang mengecek-ngecek handphone. Liza yang sadar sedang di tatap langsung melirik Zayn.

"Udah selesai kan? kenapa gak pulang? Hus-hus sana pulang."

"Ambar, nama cowo yang tadi kan?"

Liza bedecak sebal. "Bahas dia lagi?" gumamnya malas.

"Udah sedekat apa lu sama dia?"

"Gak deket, gak ada apa-apa juga."

"Gak deket tapi dia udah berani puji-puji lu, ckk berani banget."

ALIZAYN [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang