DUA PULUH TUJUH

5 3 0
                                    

Buat kalian di mohon follow ig yang ada di bio akun ini, jangan lupa mampir juga ke tiktok nya.

HAPPY READING :)

***

"Aina, Alsa mana kok tadi gak ada?" tanya Liza.

Karena dari awal dia masuk ke kelas dia melihat bangku Alsa tidak di huni oleh pemiliknya.

"Kena hukum dia," jawab Aina.

"Hukuman apaan?"

"Liat aja noh di lapangan," jawabnya sambil menegok ke arah lapangan.

Kepala Liza ikut menengok. Melihat Alsa dan Lina yang berdiri sambil hormat di depan tiang bendera.

"Oh iya, Alsa sama Lina kok bisa berantem?" tanya Liza.

"Dia itu abis ngelabrak Lina karena cerita lu kemaren, terus berantem deh," jawab Aina.

"Aduh, Alsa ngapain si segala ngelabrak Lina. Jadi kaya gini kan." ucap Liza tidak enak.

"Tenang, tu anak emang jago kalo ngelabrak-ngelarak, jadi santai aja."

"Gua jadi gak enak gini. Ini kan masalah gua, tapi Alsa malah kena libat, jadi di hukum deh," ucap Liza bersalah.

"Gak usah gak enakan Za, dia kaya gitu karena dia sayang sama lu, dia gak suka sahabatnya di bully sama Lina, mangkannya dia marah sama Lina, biar Lina gak berani ganggu lu lagi."

Liza tersenyum manis. "Makasih ya. Lo sama Alsa emang sahabat terbaik gua," ucap Liza sambil tersenyum manis.

"Sama-sama Liza," ucap Aina membalas senyuman Liza.

"Ya itu juga karena sahabat gua kalian doang," gumam Liza di akhir.

***

"Liza, Erik. Jangan lupa besok kalian akan segera berangkat ke Bandung," ucap Bu Risma. "Siapkan diri kalian untuk mengikuti lomba, ibu pingen kita pulang ke Jakarta dengan membawa piala kemenangan," lanjut Bu Risma.

"Baik bu."

"Besok kalian ke sekolah seperti biasa dengan menggunakan baju seragam dan bawa baju biasa buat ganti."

"Baik bu."

"Yasudah kalian boleh pulang, dan istirahat yang cukup."

"Baik bu, kita permisi dulu." ucap Erik.

"Silahkan."

***


"Kebiasaan banget si lu, kalo pulang sekolah selalu bawa gua kemana tau," ucap Liza saat dia sedang di jalan ke arah rumahnya tapi Zayn malah membalikkan arah.

"Gak usah berisik."

"Awas aja kalo mau macem-macem."

"Aman."

Zayn memberhentikan motornya di depan rumah klasik yang di ketahui Liza itu adalah rumah Zayn sendiri.

"Lu ngapain bawa gua ke rumah lu?"

"Ayo masuk." Zayn membuka pintu rumahnya yang berukuran besar, dan masuk.

Zayn memasuki rumah Zayn dengan perlahan-lahan.

"Zayn bokap sama nyokap lu mana? Sepi banget ni rumah."

"Kerja," ucap Zayn sambil menaiki tangga.

"Eh Zayn, mau kemana? tunggu." Liza berlari mengikuti Zayn.

Ceklek.
Zayn membuka pintu kamarnya dan lansung melemparkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.

ALIZAYN [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang