DUA PULUH TIGA

5 3 0
                                    

Liza dan Erik kini berada di atas panggung bersama siswa dari sekolah lain.

Zayn tersenyum manis melihat Liza duduk di antara siswa dan siswi pintar itu.

"Andai aja gua yang duduk sama Liza bukan Erik, pasti gua seneng banget. Sayangnya otak gua begonya kebangetan, bego bego," gumamnya.

Liza melihat Zayn duduk manis di salah satu kursi penonton, senyuman terlukis di wajah Liza melihat Zayn yang tersenyum ke arah nya.

Lomba pun di laksanakan dengan lancar, Liza dan Erik dapat menjawab semua pertanyaan dari juri yang ia berikan.

Menempati janji, setelah ia turun dari panggung, Liza langsung jalan menghampiri Zayn yang menatapnya sambil bertepuk tangan.

"Keren juga lu, mantep dah," puji nya.

Liza tersenyum mendengar pujian Zayn. "Thank you."

Zayn tertawa. "Jangan sok pake bahasa Inggris lu."

"Seterah gua, anak pinter mah bebas." Liza sombong.

"Baru Thank you aja bangga," cibir Zayn, "jangan cemberut gitu mukanya, ni minum," tawar Zayn memberikan Liza segelas fanta yang memang di sediakan di acara itu.

"Makasih," ucap Liza menerima tawaran Zayn. Meminum fanta itu hingga abis.

Zayn kembali tertawa. "Lu ngapa si, demen banget ngetawain gua," ucap Liza kesal.

"Tadi aja sok pake bahasa Inggris, eh malah balik lagi ke Indonesia."

"Males gua, di hujat mulu sama lu. Gak pernah bener ya gua di mata lu," Liza ngambek, "dah ah, gua ke toilet dulu."

"Dih, marah lu ya."

"Marah apaan? kaga! Dah ah gua mau ke toilet."

"Gua anterin."

"Dih ngapain lu mau anterin gua? gak usah, tunggu aja di sini."

"Yaudah."

Liza berjalan menuju toilet yang berada tepat di belakang gedung. Liza membuka pintu toilet lalu sedikit merapihkan pakaiannya. Tujuannya ke toilet memang hanya ingin sedikit merapihkan penampilannya.

Merasa sudah rapih dengan penampilannya, Liza kembali membuka pintu toilet dan keluar.

"Aaaaa!!" teriak Liza ketika ada yang memegang tangannya dan menyeretnya. "SIAPA LO!!" teriaknya. "TOLONG!! ZAYN TOLONGIN GUA!!!" teriak Liza lagi tapi tidak ada orang yang dengar.

Pasalnya toilet yang Liza gunakan berada di belakang gedung, dimana orang-orang semua berkumpul di dalam gedung.

"LO SIAPA SI!! LEPASIN GUA!!" Liza memberontak.

Tenaga Liza tidak bisa melawan orang yang menarik dia. Lelaki dengan tubuh besar tidak bisa di bandingkan tenaganya dengan Liza yang hanya wanita berbadan kecil.

Liza di bawa naik anak tangga yang berada di pojok belakang gedung itu, menaiki anak tangga yang begitu banyak, sepertinya dia di bawa ke atas gedung. "LO NGAPAIN BAWA GUA KESINI?!!"

Liza sudah berada di lantai paling atas gedung. Liza melotot ketika orang itu membawanya ke pinggir tebing. "LO MAU NGAPAIN?!! LO MAU BUNUH GUA YA!!!"

"ZAYN!!"

***


"Liza mana si kok belum juga balik," gumam Zayn yang dari tadi menunggu Liza.

Dia bangkit dari duduknya. "Ni anak berak kali ya mangkannya lama."

"Aduh perasaan gua gak enak nih," ucapnya. Tangannya memegang dada yang berdetak kencang tak beraturan.

ALIZAYN [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang