DUA PULUH DUA

12 4 0
                                    

ramaikan setiap paragraf dengan comentar kalian.

HAPPY READING

***

Kaki Zayn dan Liza berjalan memasuki ruangan Bu Risma.

"Permisi bu," salam Liza.

"Liza, kamu datang juga, sini."

Mata Liza kini menangkap Bu Risma dan Erik dengan Lina yang berdiri besampingan. Jangan lupa tangan Lina yang dari tadi melingkar erat di lengan Erik.

Mata Lina melotot kaget karena Liza yang baru datang ke ruang Bu Risma bersama Zayn. "Liza! Lu ngapain di sini?!" suara Lina kencang.

"Dipanggil bu Risma," jawab Liza santai. Padahal, ia baru saja kena omel Lina.

"Bu Risma ngapain manggil cewek murahan ini!" jari telunjuk Lina menunjuk Liza yang berdiri di hadapan dia.

"Lina, jaga omongan lu!" bisik Erik, dia merasa malu dengan prilaku Lina yang tak tau sopan santun.

Zayn yang mendengar ucapan Lina. Dia menatap tajam Lina seakan-akan ingin membunuh.

"Lina! Lu ikut gua keluar! sekarang!" bentak Zayn. Tangan Zayn yang awalnya menggenggam tangan Liza kini beralih pada tangan Lina.

Ini berbeda, tadi tangan Liza ia pegang dengan sangat lembut. Sedangkan tangan Lina, Zayn menggenggam tangan Lina dengan sangat keras membuat Lina kesakitan.

"Zayn! sakit! lepas gak!" omel Lina sambil berusaha melepas genggaman tangan Zayn.

"Zayn," ucap Liza lembut. Dia tidak tega melihat Lina yang sesakitan karena ulah Zayn. Walaupun Lina jahat pada dia, tapi dia tidak sama sekali membenci Lina. Sangat baik bukan?.

"Diem! Lu cepet kelarin urusan lu, gua mau bawa ni cewek keluar, biar gak ganggu," ucapan Zayn kepada Liza.

"Ayo!!" Zayn menarik paksa tangan Lina dan membawanya keluar.

"Sayang!! tolong aku!!" teriak Lina saat di tarik Zayn keluar.

Erik sama sekali tidak marah jika Liza, selalu pacarnya di perlakukan seperti itu. Justru dia berterima kasih pada Zayn karena sudah membawa pergi Lina. Jadi dia bisa tenang tanpa ada Lina yang terus-terusan menempel pada dia.

"Ngapa si Zayn!!" kesal Lina ketika sudah berada di luar ruangan. Zayn sedikit membawa Lina jauh dari pintu ruang Bu Risma. Lina berusaha melepas genggaman tangan Zayn, tapi tidak bisa.

"Jangan pernah lagi lu coba-coba ngomong kaya tadi di depan gua," ucapan Zayn penuh penekanan.

"Lepas tangan gua dulu, sakit tau gak."

"Bilang IYA!!" bentak Zayn.

Lina kaget mendengar bentakan Zayn, tapi itu sama sekali tidak membuat dia takut dengan bentakan Zayn. Lina berdecak acuh, memberranilan diri berhadapan dengan Zayn. "Berarti kalo gak ada lu, gua boleh dong bilang kalo Liza cewek mura---."

"STOP!!! GUA TEGASIN SEKALI LAGI!! JANGAN PERNAH LU BILANG KAYA TADI!!! MAU DI DEPAN GUA ATAU TIDAK, GUA GAK SUKA!!!" Zayn menghempaskan tangan Lina kencang.

"Aw...," ringis Lina. "ZAYN!! LU JADI COWOK GAK ADA LEMBUT-LEMBUTNYA YA SAMA CEWEK!!"

"Cewek kaya lu, gak pantes di lembutin. Pokonya, kalo gua sampe denger lu ngomong kaya gitu lagi, lu siap-siap terima akibatnya," ucap Zayn penuh keseriusan. Tatapan, dan wajah Zayn terlihat sangat serius, hingga Lina tidak bisa berkata lagi.

Tubuh Lina tiba-tiba jadi merinding mendengar ancakan Zayn. Zayn bukan orang yang bisa di ajak main-main.

***

ALIZAYN [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang