TIGA PULUH LIMA

6 3 0
                                    

"Ternyata disini lu," ucap Bang Rian yang muncul dari hadapan Zayn.

"Abangnya Liza?" tanya Zayn menyakinkan.

"Lu dicariin noh sama Liza, samperin gidah," suruh Bang Rian dengan nada malas.

"Bundanya masih ada?"

"Masih."

Zayn diam, dia seperti sedang memikirkan sesuatu. "Gak usah banyak mikir, cepet samperin Liza. Kalo lama, gua yang bakal kena omel sama dia."

"Yaudah, gua kesana dulu," pamit Zayn lalu pergi.

"Ucap terimakasih kek apa kek. Belum tau dia, sesusah apa gua nyari dia," kesal Bang Rian. "Mending gua keluar nyari makanan. Dari pada kesono yang ada gua ribut sama Liza," ucap Bang Rian lalu pergi keluar gedung untuk mencari makanan.

***

Ceklek.
Zayn membuka pintu ruangan Liza dan sedikit menongolkan kepalanya. "Liza," panggilnya pelan.

Liza dan Bunda Yena menengok ke arah suara benda. Senyum Liza mengembang ketika melihat Liza yang berada di balik pintu. "Zayn, sini masuk," ucap Bunda Yena.

"Iya tante," ucap Zayn lalu menampakkan seluruh tubuhnya, masuk ke dalam ruangan dan kembali menutup pintu rapat. Berjalan perlahan-lahan dengan tatapannya menatap Liza yang berbaring dengan senyum yang terpasang di wajahnya.

"Liza, lu baik-baik aja kan?" tanya Zayn dengan nada berhati-hati.

"Gua baik-baik aja kok. Makasih ya Zayn udah nolongin gua."

Zayn tersenyum mendengar ucapan Liza. "Ya sama-sama. Lain kali hati-hati. Gua bener-bener takut lu kenapa-kenapa."

"Iya, gua bakal lebih hati-hati kok untuk ke depannya."

Bunda Yena yang berada di tengah-tengah orang yang sedang mengobrol ini merasa tidak enak. "Liza, Zayn, bunda keluar dulu ya. Kalian ngobrol-ngobrol aja berdua," ucapnya lalu bangkit dari kurisnya.

"Bunda mau kemana?"

"Bunda mau nyari abang kamu."

"Ohh, yaudah."

"Bunda keluar dulu ya," pamitnya pada Liza. "Tante keluar dulu ya Zayn. Oh iya, terimakasih ya sudah nolong Liza."

"Iya tante."

"Ayo duduk," perintah Bunda Yena menyuruh Zayn untuk duduk di kursi yang sebelumnya ia tempati, lalu pergi.

Setelah bunda Yena keluar dari ruangan. Tiba-tiba ruangan jadi sepi seperti tidak ada makhluk di dalamnya.

"Mm, Liza," di tengah keheningan itu. Akhirnya Zayn berani membuka suara.

"Kenapa?"

"Maafin gua ya, lu kaya gini karena gua. Gua bener-bener minta maaf, gua gak bisa nempatin janji gua buat bakal jagain lu."

"Gak kok Zayn, ini bukan salah lu, dan lu juga nempatin janji kok. Lu udah jagain gua dengan sangat baik. Buktinya lu tadi nolongin gua. Itu berarti lu udah siaga jaga gua."

"Jangan ngomong gitu Za. Gua semakin benci sama diri gua sendiri, gua hampir lalai."

"Gak boleh benci sama diri lu sendiri, lu udah nolongin gua aja gua seneng banget kok. Malah semakin gua yakin lu bisa jaga gua."

"Gua bakal janji, sejanji janjinya. Gua bakal jaga lu tampa cela sedikit pun. Janji," ucap Zayn dengan senyum yang sangat tulus.

"Gua percaya kok. Oh iya gua mau nanya. Erik mana? lu tau dia ada di mana gak?"

ALIZAYN [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang