TIGA PULUH ENAM

7 2 1
                                    

Bunda Yena, Bang Rian, Bu Risma, Erik, dan Zayn. Sedang berada di depan ruangan Liza. Meminta Zayn untuk menjelaskan kejadian apa yang terjadi sebenarnya, sehingga Liza bisa sampai seperti ini.

"Zayn, kamu tau kenapa Liza seperti ini?" tanya Bunda Yena.

"Saya tau tan," jawab Zayn.

"Kamu tau? tolong jelaskan kejadiannya?" bunda Yena penasaran.

"Jadi, tadi saya sedang berdua bersama Liza, terus Liza izin sama saya untuk pergi ke toilet. Saya tunggu sampai beberapa menit tapi Liza gak balik-balik. Akhirnya saya samperin Liza ke toilet. Dan samapai di toilet, saya nanya sama siswi yang kebetulan baru saja keluar dari toilet, kata siswi itu di dalam gak ada orang. Karena memang Liza tidak ada di toilet saya pikir dia sedang bersama Erik. Tapi, setelah saya ketemu Erik dia tidak sedang bersama Liza. Dan pada akhirnya saya mendengar suara orang minta tolong yang saya kenal itu adalah suara Liza. Saya dan Erik keluar gedung yang sudah diramai orang dan melihat Liza yang sudah tergantung di atas gedung ini. Saya langsung segera lari menghampiri Liza dan menolong Liza," cerita Zayn panjang kali lebar.

"Astaga," ucap Bunda Yena lesuh. Ia tidak bisa bayangkan ketika Liza berada di posisi seperti itu.

"Saja juga melihat penjaga gedung yang sebelumnya sudah mencoba menolong Liza," lanjut Zayn.

"Penjaga Gedung?" tanya Bang Rian.

"Iya, dan penjaga gedung itu tau di balik kenapa Liza bisa jatuh dari gedung."

"Terus lu udah tanya penjaga gedung itu?" tanya Erik.

Zayn mengaggukkan kepalanya. "Kata penjaga gedung itu. Dia ngelihat Liza di dorong dengan sengaja sama seorang lekaki. Tapi, penjaga gedung itu gak terlalu melihat jelas muka orang yang ngedorong Liza. Soalnya orang itu pakai masker."

"PERSETANAN!!! SIAPA YANG BETANI-BERANINYA NGEDORONG ADEK GUA SAMPE HAMPIR JATOH!!!" amarah Bang Rian. Ia tidak suka bila adiknya terluka apalagi ini hampir mengambil nyawa adiknya.

Walaupun dia suka berantem dengan Liza. Ia sangat menyayangi adiknya. Dia tidak akan tinggal diam apabila ada orang yang telah membuat adiknya celaka.

"Kita harus laporin ini pada polisi. Walaupun sekarang Liza gak Kenapa-kenapa. Tapi yang orang itu lakuin sangat kriminal. Kita gak boleh biarin orang itu berkeliaran di luar sana. Takutnya dia akan kembali menyelakai Liza lagi," tutur Erik.

"Bener! gua setuju sama lu!" ucap Bang Rian menyetujui ucapan Erik.

"Bun, Bunda tenang. Bang Rian akan buat pelajaran sama orang yang udah buat Liza celaka. Bang Rian akan pastikan menderita di dalam penjara," bang Rian pasti.

"Bunda serahin sama kamu ya."

"Mending sekarang kita bawa Liza pulang ke Jakarta. Biar dia bisa istirahat di rumah, saya akan menguruskepulangannya," ucap Bu Risma.

"Iya Bu, terimakasih ya."

"BUNDA!!" terdengar suara teriakan Liza dari dalam ruangan.

"Liza?" gumam bunda Yena lalu segera masuk.

"BUNDA!!!"

"Sayang," Bunda Yena menghampiri Liza lalu segera memeluknya. "Sayang, kamu kenapa?"

"Gakpapa bun, Liza kira bunda udah pulang," ucap Liza.

"Engga, Bunda tadi di luar ngobrol-ngobrol sama mereka."

Liza melihat sederet orang yang berada di belakang bundanya. Matanya melihat Bu Risma dan ia langsung menanyakan pertanyaan yang terus ia pikirkan. "Bu, lombanya gimana?"

ALIZAYN [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang