XXV. Kisses

1.4K 150 49
                                    

Terimakasih buat 10k viewers ya, wuih kalian suka ternyata sama tulisan ini. Makasih banyak pokoknya ya, aku yang masih iseng-iseng nulis dapet viewers segitu aja udah senengnya bukan main loh. 🥰

Nah hadiahnya aku Up deh cerita ini buat kalian. Eits, tapi jangan lupa itu si petrik ⭐ di pencet dulu ya.

Jimin disana, jarak lima meter dari tempat Minji tengah melangkah girang menuju kedai minuman dingin yang mau dia singgahi untuk memesan pesanan yang bisa menyegarkan kerongkongannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin disana, jarak lima meter dari tempat Minji tengah melangkah girang menuju kedai minuman dingin yang mau dia singgahi untuk memesan pesanan yang bisa menyegarkan kerongkongannya. Entah itu jus atau minuman lainnya, yang terpenting dia sudah meminta jatah jajannya pada sang suami. Dengan bermodalkan alasan klasik si jabang bayi dalam kandungannya.

Lagi-lagi Jimin hanya mengenakan kemeja putihnya, sedangkan jas hitamnya dia lampirkan tepat di tangan kanannya dengan seseorang yang sepertinya tidak asing lagi untuk Minji. Seseorang yang tentunya juga dekat dan ada keterikatan diantara dirinya maupun kedua sahabatnya.

Langkah Jimin maupun Minji berhenti, pantofel maupun flatshoes yang Minji pakai dan Jimin pakai berhenti mengetuk jalanan, menyisakan kedua netra mereka yang saling bersirobok membuat atmosfer disekitar mereka berubah menjadi menegang juga canggung menguasai.

Jimin tersenyum dengan segaris senyum manis terukir disana, matanya menyipit menyisakan lekukan bulan sabit dengan kedua pipinya yang chubby terangkat.

"Ji-ah..."
Suaranya masih sama, lembut walaupun ada serak tersisa diakhir ucapannya. Sangat manis dan seksi.

Bolehkah Minji tersenyum saat ini?

Saat dimana orang yang masih singgah dalam hatinya ada tepat dihadapannya dan memberikan afeksi menggelitik dan mendebarkan di dalam hatinya.

Rasanya salah, tapi Minji tidak bisa membohongi lagi apa yang ada dalam dirinya.

Dia senang.

Ketara jelas dilihat dari raut wajahnya.

"Jangan bilang dia..." Seseorang yang lebih tinggi dari Jimin menepuk punggung Jimin membuat sang empu tersadar dari lamunannya begitu juga dengan Minji yang justru berpaling salah tingkah akan sikapnya sendiri yang terkesan memalukan. Memuakkan mungkin, bagaimana bisa seseorang yang menghancurkannya malah membuatnya ingin kembali tersenyum saat bertemu. "Jadi ini wanitamu? Wah dunia ini sempit ya!"

"Kadang memang sesempit itu, sampai aku bahkan belum bisa untuk sekedar beranjak."

Siperayu ulung mulai beraksi, tapi Minji harus menahan senyumnya. Karna langkah nyaring dari arah belakangnya terdengar menyeramkan. Dia tau itu siapa, dan dia tau apa yang akan terjadi sekarang jika senyumnya terbit begitu saja hanya karna ucapan Jimin.

Tangan itu melingkar begitu saja di pinggang Minji,  menariknya mendekat dan menubrukan tubuh Minji di salah satu sisi dari dadanya. "sudah aku bilang jangan berlarian, kau bisa membahayakan anakku nanti."

OH MY DADDY [M] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang