OH MY DADDY [M] ✔️

I. Counterfeit

Spesial Trailer OH MY DADDY

Hwang Jimin, lelaki yang sudah melepasku juga lelaki yang kembali masuk kedalam kehidupan percintaanku dengan berbagai kejutan indah yang mampu mendebarkan kembali hatiku yang telah lama mati.

Karnanya. Garis bawahi itu.

Entahlah, ini aku yang bodoh atau hatiku yang masih saja tertuju padanya walaupun selalu saja menelan pahit. Aku juga kurang paham. Kadang memang sesuatu tidak perlu dilandasi alasan. Karna memang sulit untuk dimengerti, apalagi dipahami.

Jadi, aku tidak akan menjelaskan bagaimana bisa kebodohan ini terus berlanjut.

Kita sebelumnya telah berpisah tiga tahun yang lalu. Jimin berpamitan untuk pergi keluar negri untuk melanjutkan sekolahnya sekaligus mengurus perusahaan ayahnya, tepatnya di negara Jepang. Tidak terlalu jauh memang, tapi Jimin yang memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan ini. Katanya, dia tidak bisa menjalin hubungan jarak jauh.

Aku menangis, tentu saja.

Dia lelakiku, lelaki yang aku cintai lima tahun lamanya. Walaupun memang hubungan kami sering kali mengalami masalah.

Lama berfikir, aku sedikit memaklumi. Memang sulit rasanya menjalani hubungan jarak jauh. Aku saja jika Jimin menghilang satu hari karna kesibukannya dalam menekuni bidang musik langsung mengomel tidak terima.

Dan saat ini, aku dibuat kacau dengan banyak pemikiran termasuk diriku sendiri yang dengan mudahnya mau kembali dengannya. Bagaimana bisa dia datang kembali kedalam hidupku tanpa rasa bersalah sama sekali. Bisa dibayangkan bukan, bagaimana sulitnya menjaga hati untuk satu orang pria yang belum jelas bisa dimiliki.

Tapi kedatangannya dan ungkapan cintanya, dengan mudah kembali membuatku luluh.

Hari ini, hari dimana seharusnya aku bekerja menjadi hari pertama aku kembali bertemu dengannya, setelah tiga tahun lamanya berpisah. Tempat yang aku tempati saat ini sangat damai, karna ini mungkin sudah terlalu sore. Dan ini bukan akhir pekan, kami masih mengingat dengan jelas semua kenangan di sungai Han ini. Duduk dengan beberapa camilan yang menemani, canda tawa yang mengiringi hari kami dan jangan lupa senyumnya yang mampu membuat hatiku teduh dan nyaman saat bersamanya. Tidak hanya senyum Jimin sebenarnya, tapi semua yang ada di dalam dirinya.

Menggambarkan dengan jelas bukan bagaimana aku mencintainya?

Layaknya pasangan pada umumnya.

Aku masih memiliki rasa jujur, tapi entahlah aku masih bingung dengan pendirian pun kesungguhan dia untuk kembali menjalin hubungan ini.