#Redup17. Hadiah Semesta

256 58 3
                                    

Jangan lupa tekan tombol bintang sebelum membaca.

Selamat membaca dan selamat bersemesta 💜

Mengandung 3000+ kata. Bacanya pelan-pelan saja.

Disarankan untuk menonton videonya (boleh sebelum atau setelah membaca bab ini)

Disarankan untuk menonton videonya (boleh sebelum atau setelah membaca bab ini)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            Iris si ayu melempar pandang pada hamparan magenta di langit sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


            Iris si ayu melempar pandang pada hamparan magenta di langit sana. Menghiasi bumantara selayaknya tumpahan warna yang indah di sebuah kanvas, melaksanakan tugas akhirnya yakni mengantarkan sang baskara menuju peraduannya.

Untuk sejenak saja, sepasang mata indah itu menampakkan sebuah kelegaan yang terlihat kentara. Dalam hati tak hentinya bersyukur dan berterimakasih pada Tuhan karena telah memberikan sebuah hiburan indah melalui semesta. Karena nyatanya, hal sederhana semacam menikmati senja agaknya menjadi sebuah hiburan tersendiri bagi setiap individu-individu di bumi dan si gadis salah satunya.

Di sampingnya, seorang lelaki mengulas sebuah senyum tipis. Siapapun yang melihat tentunya bisa menilai, bagaimana arti tatapan yang benar-benar tulus dan memuja yang diberikan lelaki tersebut kepada gadis cantik di sampingnya. Agaknya pemandangan senja pun kalah dengan paras si ayu. Si Dirgantara benar-benar menikmati, bagaimana cahaya oranye tersebut terpantul di lautan sampai turut jatuh di wajah indah kekasihnya. Menambah kesan elok dan semakin memancarkan pesona yang dimiliki sang gadis di sana.

"Es kelapanya nggak diminum?" Sebuah tanya terlempar begitu saja, dan di sana Navarendra melihat arah mata Ara pada gelas minumannya yang masih terlihat penuh. Bahkan es batu yang berada di dalamnya sudah mencair dan bergabung bersama cairan lainnya.

"Eh, iya. Lupa."

Suara decakan itu menjadi penyambut setelahnya. Dan Navarendra yang agaknya selalu patuh dan tampak seperti anak kucing penurut itu tidak siap untuk menerima rentetan omelan dari kekasihnya. Tidak di suasana yang cukup romantis begini. Lekas ia meraih es kelapa tersebut, mengaduk seraya mulai menghabiskan isinya.

"Lapar." Ara mengeluh dengan bibirnya yang tertekuk maju. Dua tangan terlipat di depan perut mengindikasikan kejujuran gadis tersebut.

"Sudah ku bilang pesan ikan bakar saja. Aku pesan sekarang, ya?"

Redup. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang