Sebelum baca, jangan lupa tekan tombol bintangnya. Anyway, aku nggak revisi bab ini. Jadi kalau ada kekeliruan, komen saja jangan malu-malu. Akan aku perbaiki.
Selamat Membaca dan Selamat Bersemesta 🌌
Menjatuhkan pandangannya pada sosok pria berbalut kemeja hitam di hadapannya. Juniar tidak bisa menampik bagaimana pesona seorang Jumantara yang sejak tadi tak luput dari perhatian. Pembawaannya yang tenang dan terkesan elegan, sifatnya yang tidak sembrono, tutur katanya yang halus, serta jangan lupakan wajah tampan bak artis-artis ternama dengan status pekerjaan yang tidak main-main.Singkatnya, Juniar bisa yakin bahwa hanya dengan menjadi pasangan pria tersebut, hidup Ara agaknya akan terjamin secara materi. Namun, bagaimana dengan eksistensi hati yang kerap menjadi penyakit sekaligus obat mental dirinya itu? Menjalin hubungan beberapa kali dengan beberapa perempuan selama empat tahun terakhir ini membuat Juniar sedikit-banyaknya belajar, bahwa bahagia bukan hanya perkara materi. Tetapi bagaimana kamu merasa tenang dan nyaman bersama pasangan hidupmu kendati satu-dua masalah melanda.
Saat netra milik Juniar tanpa sengaja menangkap maksud tatapan Sena pada Ara. Saat itu pula dia sadar bahwa ada banyak hal yang selama ini ia lewatkan. Atau barangkali saja tidak Ara ceritakan. Atau mungkin, sudah semua diceritakan tetapi Juniar sendiri yang tidak terlalu memperhatikan.
Tatapan teduh dan tenang itu pernah dia lihat. Setidaknya lima sampai enam tahun yang lalu. Tatapan dari seseorang di cerita lalu kehidupannya dan Ara. Serta bagaimana sorot memuja itu berlabuh pada seorang Binar Araya Nayanika. Kendati begitu, ada satu hal lain yang juga tidak luput dari perhatian Juniar. Hal kecil yang barangkali saja luput dari pandangan Ara lantaran sudah empat tahun lamanya dia mencoba apatis tentang problematika kehidupan orang lain.
Di balik eksistensi tenang dan sorot teduhnya. Juniar bisa melihat sosok Navarendra yang dahulu kerap membersamai mereka turut ada di dalam diri Sena. Bukan tentang mereka yang terlihat dewasa, karena Juniar berpikir alangkah lebih baiknya jika hal tersebut saja yang ia temukan. Namun justru sebaliknya, sorot mata yang menyiratkan sendu, kesepian, serta kekosongan yang dulu pernah dia lihat sebelumnya. Sosok Nava yang hancur lebur dan disimpan rapat oleh pemuda tersebut dengan topeng tebal miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redup. ✔️
Romance[COMPLETE] Lewat setiap canda yang kita tertawakan dan seulas senyum yang kerap dijadikan pahatan. Ada sebuah cerita yang saya pikir perlu kamu dengarkan. Karena barangkali saja sebuah kehilangan yang kita rasakan, cukup untuk membuat kita sadar un...